KETIK, JAKARTA – Gempa berkekuatan 6,3 magnitudo melanda Turki selatan dekat perbatasan Suriah pada Senin (20/2/2023) malam waktu setempat. Gempa dilaporkan memicu kepanikan dan kerusakan lebih lanjut pada bangunan.
Gempa ini terjadi dua pekan setelah gempa bumi terburuk di negara itu dalam sejarah modern yang menewaskan puluhan ribu orang. Getaran itu kuat dan bertahan lama. Gempa merusak bangunan dan meninggalkan debu di udara malam di pusat kota Antakya, tempat gempa itu berpusat. Gempa juga dirasakan di Mesir dan Lebanon.
Pusat Seismologi Mediterania Eropa (EMSC) mengatakan gempa terjadi pada kedalaman dangkal 2 km (1,2 mil). Polisi berpatroli di Antakya, sementara ambulans bergegas ke daerah yang dilanda gempa di dekat pusat kota.
Tim penyelamat Turki berjalan kaki setelah gempa terbaru untuk memeriksa penduduk, yang sebagian besar tinggal di tenda sementara setelah gempa dua minggu lalu.
Muna Al Omar, seorang warga, mengatakan dia berada di sebuah tenda di sebuah taman di Antakya tengah ketika gempa terjadi. "Saya pikir bumi akan terbelah di bawah kaki saya," katanya sambil menangis. "Apakah akan ada gempa susulan lagi?" dia bertanya.
Getaran yang lebih kecil telah mengguncang wilayah itu dalam dua minggu terakhir. Tetapi gempa Senin ini adalah yang terbesar sejak 6 Februari.
"Gempa itu sangat kuat. Itu membuat kami tersentak dari tempat kami," kata Burhan Abdelrahman, yang sedang berjalan keluar dari tendanya di sebuah kamp di pusat kota Antakya saat gempa terjadi.
Badan bencana Turki AFAD mendesak penduduk untuk menjauh dari pantai Mediterania karena kemungkinan kenaikan air setinggi 50 sentimeter akibat gempa. (*)