KETIK, SURABAYA – Keberadan anak jalanan (Anjal) tampaknya masih menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Keberadaan mereka cukup meresahkan karena sering berada di lampu merah untuk mengemis atau mekinta uang kepada pengguna jalan.
Berkali-kali Pemkot Surabaya melakukan penertiban dan mengamankan mereka, namun tetap saja belum dapat memberikan efek jera. Seringkali mereka kembali mengamen atau mengemis di jalanan.
Dengan menggandeng berbagai instansi terkait serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Pemkot Surabaya berusaha melakukan pendekatan humanis kepada para anjal. Hal ini dilakukan untuk menjaga kenyamanan dan membuat para anjal merasa dirangkul dan diperhatikan.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Surabaya, M Fikser pihaknya menerapkan pola dan metode khusus untuk mendekati anak-anak jalanan agar tidak menimbulkan trauma. Dengan begitu para anjal ini akan mudah percaya kepada petugas sehingga penertiban dapat berlangsung dengan nyaman tanpa gesekan.
“Penanganan ini jadi tidak terkesan represif, seperti penggerebekan. Jadi penanganan dan pola khusus ini bagaimana cara pendekatan supaya mereka tidak takut dengan kita," kata Fikser, Jumat 8 November 2024.
Lebih lanjut, dalam proses pendekatan yang dilakukan Pemkot Surabaya selalu memberikan penanganan khusus kepada setiap anak jalanan yang diamankan. Baik laki-laki maupun perempuan akan mendapatkan pembinaan secara berbeda.
Setelah itu pihaknya melalukan pendataan dan mencari keterangan kenapa mereka memilih menjadi anak jalanan. Termasuk mengetahui kondisinya keluarga dan riwayat pendidikan.
"Dalam proses pendekatan, kami juga memisahkan anak laki-laki dan perempuan serta memberikan penanganan khusus jika ditemukan ada anak-anak disabilitas,” tambahnya.
"Jika anak tersebut masih bersekolah, kami akan menghubungi guru dan keluarganya serta melibatkan DP3APPKB untuk pendekatan lebih lanjut," imbuhnya.
Bahkan jika ditemukan kasus anak yang terjerat minuman keras (miras) Pemkot Surabaya akan berkoordinasi dengan dinas kesehatan. Hal ini dilakukan agar pihaknya dapat mendapatkan informasi kesehatan anak jalanan tersebut.
Begitupun jika ditemukan anak jalanan yang terjerat narkoba, maka Pemkot Surabaya akan berkoordinasi dengan BNN untuk dilakukan penelusuran.
“Jadi kita juga undang Dinkes untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kondisinya seperti apa. Kalau kita temukan narkoba, kita koordinasikan dengan BNN (Badan Narkotika Nasional)," paparnya.
Setelah dilakukan pendalaman, Pemkot Surabaya akan mengembalikan anak-anak tersebut kepada orang tua dan sekolah untuk mendapatkan pembinaan lebih lanjut. Akan tetapi jika anak tersebut tidak punya orang tua, maka pihaknya akan menghubungi dinas sosial untuk penanganan lebih lanjut.
"Anak-anak yang kami jangkau dan outreach itu juga kami data. Data setiap anak pun dicatat dalam aplikasi by name by address yang terintegrasi antara Satpol PP dan Dinsos," pungkasnya.
Oleh sebab itu dihimbau kepada masyarakat jika menemuka anak jalanan yang meresahkan, digarapkan untuk menghubungi Command Center (CC) 112. Diperlukan kerja sama yang kompak antara orang tua dan lingkungan sekitar agar permasalahan anak jalanan di Surabaya dapat segera diatasi.(*)