KETIK, SURABAYA – Jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Pasar Murah dan Gerakan Pangan Murah (GPM) di sejumlah wilayah. Langkah ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdangangan (Dikopdag) Surabaya, Dewi Soeriyawati mengatakan, untuk menyediakan sejumlah bahan pokok murah, pihaknya bekerja sama dengan sejumlah distributor lokal.
"Kami menjual komoditas di bawah harga pasar, antara lain, beras, gula, minyak, telur ayam, daging ayam, olahan daging sapi, cabe merah, cabe rawit, bawang merah dan bawang putih," kata Dewi, Minggu 10 November 2024.
Lebih lanjut, per Oktober sampai 8 November 2024, Pemkot Surabaya telah melaksanakan Pasar Murah sebanyak 18 kali dan Gerakan Pangan Murah sebanyak dua kali.
Pihaknya selalu melakukan pemantauan harga dan stok bahan pokok secara berkala di pasar-pasar utama, distributor, serta toko swalayan.
"Kami juga melibatkan produsen minyak goreng. Setiap bulannya, antara 52.800 hingga 61.800 liter minyak goreng disalurkan ke 9 hingga 17 pasar tradisional di Surabaya," tambahnya.
Pemkot Surabaya juga membentuk kios-kios Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di 18 pasar di Surabaya. Kios tersebut sebagai sarana pengendalian harga dan pemenuhan bahan pokok dengan harga wajar.
“Kios TPID ini sebagai sarana pengendalian harga dan pemenuhan bahan pokok dengan harga wajar,” paparnya.
Selain itu, untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasokan pangan dari luar daerah, Pemkot Surabaya mendorong kegiatan tanam untuk peningkatan produksi lokal. Komoditas yang ditanam antara lain padi, bawang merah serta cabai.
Kegiatan tanam ini juga berguna untuk menjaga stok bahan pokok di wilayah Kota Surabaya, sehingga stabilitas harga tetap terjaga dan dapat dijangkau masyarakat.
“Langkah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan barang kebutuhan pokok dengan lebih terjangkau dan harga murah kepada masyarakat," pungkasnya.(*)