KETIK, SURABAYA – Provinsi Jawa Timur bertekad memastikan 59,467 anak usia bawah lima tahun (balita) yang belum mendapatkan imunisasi tambahan Campak Rubella akan berstatus imunisasi lengkap pada akhir kampanye Bulan Imunisasi Anak Nasional.
“Melengkapi status imunisasi, sangat penting karena akan menghindarkan anak menderita akibat infeksi berbagai penyakit menular yang dapat berakibat fatal dan kerugian besar,” kata dr Karina Widowati, MPH, Pengampu Program Gizi UNICEF Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa salah satu faktor risiko stunting adalah daya tahan tubuh anak yang lemah, sehingga anak mudah terserang penyakit infeksi.
Dr Karina menyampaikan bahwa imunisasi berperan dalam menurunkan angka kematian anak dan anak yang melengkapi status imunisasinya memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami stunting. Anak dengan status imunisasi belum tuntas 1,78 kali lebih berisiko untuk mengalami stunting dibandingkan anak dengan status imunisasi lengkap.
Karina menyampaikan bahwa dengan mencegah anak mendapatkan infeksi penyakit menular, merupakan salah satu cara untuk memastikan anak tumbuh berkembang secara optimal dan secara tidak langsung berkontribusi dalam pencegahan stunting.
“Lengkapnya status imunisasi merupakan upaya pemenuhan gizi spesifik pada anak yang termasuk pada program 5 pilar percepatan pencegahan stunting,” jelas dokter lulusan Unair ini.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, lima pilar pencegahan stunting adalah komitmen dan visi kepemimpinan nasional dan daerah; komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat; konvergensi intervensi spesifik dan sensitive di pusat dan daerah; ketahanan pangan dan gizi; serta penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi riset dan inovasi.
Pemerintah Indonesia dalam RPJMN 2020-2024 menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 14% di tahun 2024. Di Provinsi Jawa Timur, setidaknya diperkirakan ada 653 ribu balita yang mengalami stunting berdasarkan perhitungan prevalensi tahun 2021, atau terbesar ke-dua di Indonesia untuk jumlah anak yang mengalami stunting.
Di Provinsi Jawa Timur, 2.198.837 telah mendapatkan imunisasi tambahan Campak Rubella dan melengkapi status imunisasinya selama Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Upaya ini dilakukan untuk menutup kesenjangan imunitas yang terjadi selama pandemi dan memastikan anak-anak tidak mengalami infeksi penyakit berulang dalam 1000 hari kehidupanya.
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh UNICEF dan WHO, sepanjang tahun 2021, 25 juta balita di seluruh dunia mengalami tidak mendapatkan satu atau lebih dosis vaksin DPT3 yang berguna untuk melawan penyakit Difteri, Tetanus dan Pertusis.
"Memastikan balita mendapatkan imunisasi yang mereka butuhkan merupakan upaya penting anak-anak tidak mengalami kondisi gagal tumbuh yang berakibat pada kondisi stunting,” kata Sa'bania Hari Raharjeng, S.Gz.RD.,M.P.H, Dosen Prodi S1 Gizi UNUSA.
Ia menegaskan bahwa imunisasi dapat membantu dalam upaya mencegah terjadinya stunting dan dapat menurunkan angka kematian anak dengan memperkuat sistem imunitas tubuh.
“Pastikan kabupaten/kota di seluruh Jawa Timur melengkapi status imunisasi anak-anak kita karena selain akan mencegah wabah penyakit menular, tapi akan menurunkan angka stunting. Apabila Jatim berhasil, angka stunting Indonesia pun akan turun. Semua anak kita sehat, bangsa kita kuat,” tutur Ahli di bidang Nutrisi tersebut. (*)