KETIK, MALANG – Baru sekitar dua bulan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang meresmikan Griya UMKM di Kelurahan Klojen. Para pelaku UMKM yang tergabung pun merasa ada kemajuan yang signifikan dari hasil jualannya.
Salah satunya dirasakan oleh Chalimatus Sakdiyah yang menjajakan jahe dan rosella instan. Sejak menitipkan produknya di Griya UMKM, semakin banyak pesanan yang ia terima.
Perempuan yang akrab dipanggil Anis ini menjelaskan bahwa sering menerima pesanan dari luar kota, mulai dari Banyuwangi, hingga Jakarta.
"Sebelumnya memang sudah banyak yang pesan. Tapi sejak menaruh produk di Griya UMKM, ini makin maju. Ini kan sebenarnya usaha sampingan, tapi penghasilannya lumayan," ujarnya, Jumat 11 Oktober 2024.
Dalam seminggu, Anis dapat menghasilkan hampir Rp 1 juta untuk penjualan produknya. Terlebih biaya produksi yang harus ia keluarkan pun tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan penghasilannya.
"Perputaran uang seminggu masih sekitar Rp1 juta. Karena jahe itu tenaganya yang banyak tapi jahenya murah. Jahe modal Rp300.000 dan juga tahan lama karena kering seperti gula. Kalau teknik buatnya benar, kemasan benar maka bisa awet," lanjutnya.
Hal tersebut juga dirasakan Yayuk Mulyati yang memiliki usaha rempeyek. Dalam seminggu ia biasa menitipkan 20-30 bungkus remepyek di Griya UMKM.
Produk di Griya UMKM Kelurahan Klojen berkembang pesat. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)
"Usaha saya kan rempeyek kalau satu minggu setoran ke saya Rp 10.000-20.000. Per minggu habis, kita kasih stok lagi tiap hari Senin dan di hari Jumat totalan. Kalau ada barangnya gak laku maka kembali, jadi Senin barangnya baru lagi. Maksimalkan kalau rempeyek cuma 6 hari," ujarnya.
Yayuk tak hanya menitipkan jualannya di Griya UMKM namun juga menjajakan di berbagai tempat. Bergabung di Griya UMKM juga membuat Yayuk dan pelaku UMKM lain berkesempatan menjajakan produknya di beberapa resto dan tempat perbelanjaan.
"Sudah 2 bulan jalan, maju pesat. Banyak orderan, kalau ada pelatihan, kita ambil konsumsinya, nasi kotak dan kue basah langsung dari UMKM kelurahan. Biasanya kan pesen di luar, ini langsung diambilkan. Peserta pelatihan juga sering mampir buat beli oleh-oleh," ujarnya.
Saat ini ia Diskopindag Kota Malang tengah berencana untuk memberikan beberapa pendampingan, salah satunya untuk perizinan dan legalitas. Meskipun UMKM di Griya UMKM masih berskala mikro, namun sudah hampir 25 persen produk memiliki NIB.
"Rencananya mau pembinaan untuk legalitas, NIB, sertifikat halal, PIRT dari Diskopindag. Cara promosi juga, kan inginnya ditaruh di tempat wisata kaya di kampung tematik," katanya.
Sebelumnya Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi mengapresiasi hadirnya Griya UMKM tersebut. Ia berharap seluruh kelurahan dapat memiliki Griya UMKM masing-masing.
"Ini cukup positif karena sebagai salah satu bentuk pemasaran produk UMKM. Mudah-mudahan menjadi pilot projek sehingga semua kelurahan bisa memfasilitasi pelaku UMKM untuk lebih maksimal," ucapnya.(*)