KETIK, BLITAR – Klub sepak bola kebanggaan warga Blitar, PSBI, saat ini menghadapi kendala serius dalam mengikuti Liga 4 musim 2024-2025. Ketiadaan sponsor menjadi tantangan utama klub ini untuk berlaga di kompetisi yang sebelumnya dikenal sebagai Liga 3 regional tersebut.
Wima Brahmantya, Direktur PT Blitar Bola Mandiri yang mengelola PSBI, mengungkapkan bahwa beberapa investor yang sudah berkomunikasi dengan manajemen klub belum mencapai kesepakatan.
Menurut Wima, belum tercapainya kesepakatan ini lebih disebabkan oleh kendala internal di perusahaan calon sponsor, bukan di pihak PSBI. Meski demikian, para calon investor masih menjanjikan dukungan untuk musim depan.
“Kalau tidak ada sponsor masuk dalam waktu dekat, kita break dulu tahun ini. Kita akan mengikuti Liga 4 musim depan dan harus ikut,” ungkap Wima, Minggu 10 November 2024.
Liga 4 dijadwalkan mulai bergulir pada Desember 2024, sesuai dengan surat Askap PSSI Provinsi Jawa Timur nomor 163/B/PSSI-Jatim/IX/2024. Sampai saat ini, belum ada investor yang memastikan kesediaannya menjadi sponsor PSBI.
Manajemen PSBI menyatakan akan terus membuka diri jika ada investor yang siap membiayai klub dalam waktu dekat. Klub ini bisa mengikuti Liga 4 jika ada dana dari sponsor segera, mengingat aturan tidak memperbolehkan lagi penggunaan pembiayaan dari pemerintah untuk kompetisi ini. PSBI harus mandiri agar bisa bertahan di Liga 4.
Saat ini, PSBI menurunkan tim U-17 untuk berlaga di Piala Suratin. “Kita bersama Askab PSSI Kabupaten Blitar untuk mengikuti Piala Suratin,” ucap Wima.
Randu Rama Ditya, Manajer Keuangan PT Harta Mulya, menjelaskan bahwa perusahaan yang selama ini menjadi sponsor utama PSBI, tahun ini belum bisa mendukung karena sedang fokus menyelesaikan perpanjangan Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan Kopi De Karanganjar.
Mantan Manajer PSBI ini menyatakan, pihaknya terbuka apabila ada tokoh atau perusahaan yang ingin mengelola PSBI demi kebaikan klub.
“Tidak ada mahar untuk investor asalkan serius untuk kebaikan PSBI. Tapi, kami tidak ingin PSBI keluar dari Blitar, karena klub ini bagian dari sejarah kebanggaan Blitar,” tegas Randu. “Monggo dikelola satu atau dua tahun asalkan bertanggung jawab, setelah itu kita komunikasikan,” tambahnya.
Di sisi lain, Wakil Ketua PSSI Kabupaten Blitar, Suprianto Akbar, juga menyatakan kesulitan untuk mencarikan sponsor bagi PSBI. PSSI dan manajemen PSBI telah menjalin komunikasi dengan sejumlah pihak. Namun, hasilnya belum terlihat.
PSSI sendiri hanya memiliki anggaran terbatas dari Pemkab Blitar, yakni Rp 25 juta per tahun, yang bahkan kurang untuk membiayai kompetisi kelompok umur U-13 dan U-15. Untuk menjalankan Piala Suratin U-13 dan U-15, pengurus Askap PSSI bahkan harus urunan.
“Untuk menggelar kompetisi di U-13 dan U-15 aja kita masih minus banyak,” ujar Suprianto.
Suprianto juga menyatakan harapannya agar pemain-pemain jebolan Piala Suratin U-17 yang akan berkompetisi mulai 16 November mendatang dapat melanjutkan karir mereka di PSBI atau Blitar Putra FC, dua klub yang menjadi wadah bagi pemain usia muda di Kabupaten Blitar. (*)