KETIK, JAKARTA – Indonesia belum bisa memproduksi vaksin Meningitis Meningokokus (MM) sehingga bekerja sama dengan produsen farmasi dari luar negeri. Salah satunya Tiongkok. Proses impor vaksin pun dilakukan melalui PT Bio Farma dan izin impor barang dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir menyampaikan, kerja sama dilakukan pengadaan impor vaksin meningitis masuk dalam kategori fill and finish. Artinya, proses pengisian vial dengan vaksin dan finishing pada proses pengemasan obat untuk didistribusikan.
Honesti juga berharap Bio Farma dapat memproduksi sendiri vaksin meningitis. Apalagi vaksin dibutuhkan oleh calon jemaah haji dan umrah. Sebab, vaksin meningitis merupakan syarat wajib bagi pelaku perjalanan ke Arab Saudi.
"Kita belum produksi vaksin meningitis, tapi kita kerja sama dengan produsen dari luar. Kita dapat (vaksin meningitis) dari partner (perusahaan farmasi) dari Tiongkok," ujarnya.
"Tentunya, awal impor, jadi nanti mungkin fill and finish kita impor barang. Syukur-syukur nanti bisa produksi semuanya dari hulu ke hilir begitu."
Seperti diketahui, terjadi kelangkaan stok vaksin Meningitis Meningokokus untuk calon jemaah haji dan umrah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berkoordinasi dengan PT Bio Farma dan BPOM untuk memenuhi kebutuhan vaksin MM.
Dari hasil koordinasi yang dilakukan Kemenkes, telah diperoleh tambahan vaksin meningitis sebanyak 225.000 dosis vaksin MM dari PT Bio Farma. Secara rinci, sebanyak 150.000 dosis vaksin diperuntukkan untuk pemenuhan pemerintah telah tiba di Indonesia, sedangkan sisanya 75.000 dosis untuk pemenuhan swasta.
PT Bio Farma berkomitmen mendatangkan 600 ribu dosis vaksin Meningitis hingga Desember 2022. Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan penyediaan stok vaksin Meningitis di Tanah Air dilakukan secara berkala mulai bulan ini.
"Alhamdulillah, kemarin sudah datang 150 ribu dosis dan akan datang lagi secara bertahap," kata Honesti dikutip dari Antara, Jumat (30/9/2022).
Vaksin Meningitis yang telah tiba di Indonesia saat ini sedang berproses untuk mendapatkan izin rilis dari BPOM. Setelah itu, vaksin tersebut diberikan kepada kelompok prioritas dari jamaah umrah.(*)