KETIK, PACITAN – Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur nomor urut 3, Tri Rismaharini alias Risma, mengadakan serangkaian kampanye Pilkada 2024 di Kabupaten Pacitan, hari ini, Senin, 21 Oktober 2024.
Mengacu jadwal, kampanye Risma ini meliputi pasar-pasar tradisional, ziarah tokoh agama, pertemuan dengan relawan, hingga silaturahmi ke beberapa pondok pesantren (Ponpes).
Agenda Risma, pertama dimulai dengan blusukan ke Pasar Minulyo, pagi hari.
Dari Pasar Minulyo, Risma melanjutkan kunjungan ke Pasar Punung dan melakukan ziarah ke Makam Mbah Umar Tumbu (KH. Umar Syahid), Kecamatan Donorojo, siang hari.
Agenda berlanjut dengan pertemuan bersama para relawan. Pertemuan pertama diadakan di Posko Tuban, Sidoharjo, Kecamatan Pacitan, termasuk juga bertemu dengan relawan di Posko Tanjung, Kecamatan Ngadirojo.
Silaturahmi Risma kemudian akan berlanjut ke Ponpes Tremas dan Al Fattah Kikil.
Di momen galang dukungan ini, uniknya, Risma mengaku cenderung lebih suka blusukan sambil menampung aspirasi dari masyarakat ketimbang disebut kampanye.
“Saya ke Pacitan ini ingin 'Belanja Masalah', ada masalah apa kemudian solusi apa yang bisa saya tawarkan kepada warga Pacitan karena sebenarnya Pacitan ini potensinya luar biasa,” ujar Risma sesaat sebelum makan siang di Mentari Hill Pacitan, Senin, 21 Oktober 2024.
Pun, Risma mencatat adanya permasalahan jalur transportasi yang menjadi kendala utama di Pacitan sukar berkembang.
Namun, ia optimis bahwa masalah tersebut dapat diselesaikan di masa mendatang.
“Ada masalah transportasi memang, tapi saya percaya suatu saat itu akan bisa diselesaikan. Tapi saat diselesaikan itu masyarakat Pacitan harus bisa siap. Seperti yang saya katakan tadi, potensi di Pacitan ini banyak sekali, bukan hanya potensi ikan dan pemandangannya. Jangan sampai begitu transportasi itu jadi, masyarakat Pacitan justru tidak siap, kemudian yang menikmati nilai tambah itu orang lain,” pesannya.
Risma menekankan pentingnya kesiapan masyarakat lokal agar tidak hanya menjadi penonton di daerahnya sendiri.
“Saya juga mengajarkan ke warga Surabaya seperti itu supaya mereka bukan jadi penonton di daerahnya sendiri. Jadi makanya persiapan-persiapan itu menjadi penting, meskipun sebenarnya kalau pemasaran itu, transportasi bukan satu-satunya alasan untuk tidak bisa maju. Kita bisa maju dengan era digital sekarang, tapi masalahnya memang apapun pasti butuh sistem transportasi yang baik,” jelasnya.
Saat ditanya soal potensi suaranya di Pacitan. Risma beri jawaban begini.
"Berapa target kalkulasi perolehan suara ibuk di Pacitan?," tanya salah satu wartawan.
"Kalkulasi-kalkulasi opo?, sampean itung dewe wae wes (perhitungan-perhitungan apa?, kamu hitung sendiri saja lah)," jawab Tri Rismaharini kepada wartawan sembari pergi dari kerumunan. (*)