Cerita Asung Santiaji, Difabel yang Jadi Pengawas Desa di Pilkada Pacitan

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: M. Rifat

24 Juni 2024 09:01 24 Jun 2024 09:01

Thumbnail Cerita Asung Santiaji, Difabel yang Jadi Pengawas Desa di Pilkada Pacitan Watermark Ketik
Asung Santiaji tengah mengawasi tahapan pencocokan dan penelitian (Coklit) data pemilih di Desa Purwosari, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan (24/6/2024). (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Meski keterbatasan fisik, Asung Santiaji (32), tetap bersemangat mengawal tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024.

Penyandang disabilitas daksa ini, telah berikrar siap mengabdikan diri kepada negara sebagai panitia pengawas pemilu (Panwaslu) desa di Pacitan, Jawa Timur. Pun resmi dilantik tiga pekan lalu, Minggu, (2/6/2024).

Diketahui, ini merupakan pengalaman yang ketiga kalinya bagi Asung bertugas sebagai pengawas kepemiluan.

"Kemarin pernah menjadi Pengawas Tempat Pemungutan Suara (P-TPS), di Pemilu 2024 dan 2019," cerita Asung kepada Ketik.co.id, saat tengah mengawasi tahapan pemutakhiran data pemilih (Mutarlih), Senin (24/6/2024) pagi.

Di tengah ketidaksempuranaannya, dia berjanji akan berjuang keras untuk menegakkan keadilan pemilu dalam kontestasi Pilkada 2024 yang tengah bergulir saat ini.

Warga Dusun Sampang, Desa Purwoasri, Kecamatan Kebonagung ini memang terlahir dengan ketidaksempurnaan. Tak seperti manusia normal lainnya, Asung dilahirkan dengan dikaruniai kedua kaki yang bengkok, membuatnya sukar untuk berjalan.

"Meskipun fisik saya terbatas. Alhamdulillah kemarin diterima untuk mengemban tugas seperti halnya orang yang normal. Bismillah saja, semoga semuanya lancar," ungkapnya.

Sebagai penentu pemimpin Pacitan selama 5 tahun ke depan, dengan penuh semangat Asung mencurahkan seluruh tenaganya untuk melindungi hak pilih masyarakat.

Ia mengaku termotivasi untuk terlibat aktif sebagai penyelenggara pemilu, lantaran ingin mewujudkan pemilu yang adil dan berdemokrasi sesuai aturan perundangan undangan.

"Kami (kaum disabilitas) juga memiliki hak yang sama untuk berperan aktif dalam pesta demokrasi. Termasuk menjadi penyelenggara untuk menegakkan keadilan pemilu," tegasnya.

Diakuinya, pemilihan tahun ini pasti bakal jadi pengalaman yang berkesan. Sebab, ini kali pertama dirinya menjadi Panwaslu desa, naik tingkat dibanding jabatannya waktu lalu.

"Kan kalau sekarang di Panwaslu mengawasinya satu desa, kalau dulu hanya satu TPS tentunya jauh berbeda," ucapnya.

Selain mengawal hak pilih masyarakat, ke depan Asung juga harus memastikan pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS berjalan sesuai aturan.

"Setiap tahapan pemilu, tentu menjadi tantangan sendiri bagi kami (pengawas). Karena untuk memastikan tidak ada pelanggaran, mulai saat ini hingga coblosan nanti," ucapnya.

Dengan cekatan, Asung juga mengajak warga untuk menyalurkan hak pilihnya pada 27 November mendatang.

Pun melaporkan jika menemukan adanya pelanggaran saat berjalannya proses kepemiluan.

"Namanya di desa, pastilah ada satu, dua warga yang awam terkait pelaksanaan pemilu. Ini tantangan bagi pengawas untuk mengedukasi masyarakat," imbuhnya.

Tuntutan mobilitas tinggi dalam melaksanakan tugas pengawasan ternyata bukan menjadi masalah berarti baginya.

Meski memiliki hambatan dalam berjalan, Asung nampak handal mengendalikan laju kendaraan bermesin, baik motor matic maupun mobil.

Anak sulung dari dua bersaudara ini berharap, agar lebih banyak lagi kesempatan bagi kaum disabilitas seperti dirinya. Sebab, di balik kekurangannya, disabilitas juga memiliki potensi yang tidak kalah dengan manusia normal lainnya.

"Kita (disabilitas) memiliki kemampuan yang bahkan kadang tidak dimiliki oleh manusia normal. Tentu kita berharap lebih banyak lagi kesempatan bagi kami, khususnya di bidang ketenagakerjaan," harapnya.

Sementara itu, Ketua Panwascam Kebonagung, Agus Setiawan menegaskan, sedari awal pihaknya memang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat yang ingin berpartisipasi sebagai pengawas pemilu. Termasuk bagi warga berkebutuhan khusus.

"Tentunya ada kualifikasi dan integritas dalam penegakkan keadilan pemilu. Karena memang memenuhi syarat, maka Mas Asung kita terima sebagai pengawas desa," ungkapnya.

Pria yang biasa dipanggil Agus ini memberikan apresiasi terhadap Asung, karena tidak pernah telat dalam melaporkan hasil pengawasan. Terutama dalam pengisian formulir pengawasan yang dilakukan secara online.

"Patut kita apresiasi. Dengan keterbatasan beliau, Mas Asung bisa melaksanakan tugasnya dengan baik. Nyaris tidak ada bedanya dengan yang lain," tandas Agus. (*)

Tombol Google News

Tags:

Pilkada 2024 pacitan Asung Santiaji Pengawas pemilu difabel