Gubernur Khofifah Bersama Pj Wali Kota Batu Launching Kawasan Perdesaan Agroforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno

Jurnalis: Samsul HM
Editor: Marno

15 Juni 2023 02:39 15 Jun 2023 02:39

Thumbnail Gubernur Khofifah Bersama Pj Wali Kota Batu Launching Kawasan Perdesaan Agroforestri Kopi Lereng  Gunung Arjuno Watermark Ketik
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi PJ Wali Kota Batu Aries Agung Paewai saat peresmian Kawasan Perdesaan Agroforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno di Kota Batu, Rabu (14/6/2023). (Foto: Humas Pemprov Jatim)

KETIK, BATU – Bicara soal tren kopi dan wisata tak ada habisnya. Bila keduanya dipadukan pasti akan punya daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Hal ini diwujudkan dalam Kawasan Perdesaan Agroforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno (AKLA) di area Wisata Oyot Coban Talun Desa Tulungrejo, Kec. Bumiaji, Kota Batu.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi Penjabat (Pj) Wali Kota Batu Aries Agung Paewai meresmikan kawasan tersebut, Rabu (14/6/2023). Peresmian ditandai Gubernur Khofifah menempelkan telapak tangan pada giant screen.

Gubernur Khofifah menyatakan rasa optimisnya bahwa Agroforestri Kopi ini bisa tembus pasar ekspor menyusul success story produk kopi Jatim lainnya, mulai kopi Kare dari Madiun, Kopi Wonosalam dari Kabupaten Jombang, serta Kopi Dari Bondowoso. 

Produk kopi tersebut berhasil tembus pasar ekspor setelah dikembangkan melalui sistem communal branding sehingga bisa menembus pasar ekspor dengan kuantitas yang besar serta kontinuitas yang terjaga.

"Saya tadi bertanya kepada petani kopi, kapan ini panennya dan ternyata dua tahun setelah tanam bisa dipanen hasil kopinya. Saya minta pada para petani di sini supaya segera disiapkan produknya untuk bisa masuk dalam Comunal Branding, karena potensi ekspornya begitu besar," tegasnya.

Sistem communal branding besutan Gubernur Khofifah ini menjadi andalan guna mendorong produk Jatim untuk masuk ke pasar internasional. Sistem ini menjawab kendala produk ekspor yang terkadang kualitasnya bagus tapi secara kuantitas dan kontinuitas sulit untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor.

Melalui Communal branding atau sistem branding satu merek ini bisa dimanfaatkan banyak pelaku usaha sebagai solusi meningkatkan kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan kemasan untuk orientasi pasar ekspor.

Foto Gubernur Khofifah didampingi Pj Wali Kota Batu Aries Agung Parwai menempelkan telapak tangan pada screen tandai peresmian. . (Foto: Humas Pemprov Jatim)Gubernur Khofifah didampingi Pj Wali Kota Batu Aries Agung Parwai menempelkan telapak tangan pada screen tandai peresmian. . (Foto: Humas Pemprov Jatim)

“Oleh karena itu, jika sudah masuk pada pasar ekspor dan Comunal Branding tugas selanjutnya adalah Quality Kontrol harus dilakukan,” tegasnya.

Selanjutnya, Khofifah juga memandang banyaknya potensi pertanian di Kota Batu yang bisa dikembangkan untuk masuk sebagai Desa Devisa. Menurutnya pertanian Kota Batu sangat potensial untuk menyusul 140 Desa Devisa yang telah lebih dulu terbentuk di Jatim.

“Salah satu syarat bisa masuk Desa Devisa adalah ketika dalam satu desa itu memiliki keunggulan produk yang genuine dan original bukan produk dari desa lain. Selain itu, banyak warga desa melakukan pengembangan produk tersebut secara masif. Di Batu saya yakin ini banyak sekali yang potensial,” tandasnya.

Khofifah berharap desa devisa di Jatim jumlahnya semakin banyak sehingga nanti banyak desa menjadi jembatan memasarkan produk lokal untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi Jatim, bahkan nasional.

"Desa Devisa ini akan mendapat bantuan dan pendampingan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Termasuk akses pasar hingga akses pembiayaannya. Ini penting, ketika nanti sudah melakukan transaksi berbasis ekspor, transaksi akan di dukung oleh Bank Exim," urainya.

Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, Saat ini di Jawa Timur telah terbentuk 27 kawasan perdesaan yang terjalin dari kerja sama 150 desa di 16 Kabupaten/kota. 

Salah satunya adalah kawasan Argoforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno yang terbentuk dari empat desa yakni Desa Tulungrejo, Sumbergondo, Giripurno dan Bulukerto.

"Terbentuknya kawasan ini merupakan hasil sinergitas dan kolaborasi para pihak melalui tahapan persiapan yang cukup panjang mulai dari rapat koordinasi, pelatihan, fasilitasi," ungkapnya.

Khofifah memberi apresiasi dengan di Launchingnya Perdesaan Agroforestri ini akan menjadikan meningkatkan kawasan wilayah desa selaras dengan tata ruang kabupaten/kota. 

Foto Suasana launching Kawasan Perdesaan Agroforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno. (Foto: Humas Pemprov Jatim)Suasana launching Kawasan Perdesaan Agroforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno. (Foto: Humas Pemprov Jatim)

Sekaligus juga bisa meningkatkan infrastruktur, taraf ekonomi, dan pengembangan teknologi tepat guna demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Selain itu, ia juga mengaku bersyukur Agroforestri ini memadukan dan mengedepankan antara produksi kopi yang dihasilkan dengan vegetasi yang tetap menjaga daya dukung alam secara bersama sama. Terlebih dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar area bersama sinergitas yang lebih dikuatkan.

"Saya yakin ini menjadi referensi bagi daerah lain dan menjadi bagian yang akan menginspirasi bagi banyak desa lain untuk dikembangkan. Ini ibarat kita menabuh genderang. Ayo kita bangun kawasan Perdesaan yang memiliki spesifikasi produk produk yang bisa kita tingkatkan baik skala produksinya ataupun perluasan pasarnya. Harapannya kesejahteraan masyarakat akan meningkat," pungkasnya.

Sementara itu Pj. Wali Kota Batu Aries Agung Paewai mengatakan, Kawasan Perdesaan Agroforestri Kopi Gunung Arjuno ini memanfaatkan kawasan Perhutani yang ada di Kota Batu dengan luas 17.000 m2 untuk empat desa. Tahap pertama 2500 m2, dan sisanya akan diselesaikan pada tahap kedua.

Keraberadaan Agroforestri ini juga sejalan dengan komitmen Pemprov Jatim yakni Inisiatif, Kolaboratif Inovatif (IKI) dalam mengambil peran untuk berupaya mengembalikan kualitas ekologi kawasan hutan dengan tetap memperhatikan variable kesejahteraan masyarakat.

Aris menyatakan optimismenya komoditas kopi ini bisa menjadi komoditas unggulan selain komoditas Apel yang sudah menjadi Ikon dari Kota Batu. Komoditas Kopi ini akan terus di dorong untuk dikembangkan selain komoditas Apel yang menjadi icon bagi masyarakat Kota Batu.

"Pembangunan kawasan perdesaan ini bukan hanya pemerintah, perhutani akan tetapi milik semua komponen masyarakat Kota Batu. Nantinya, kelestarian kawasan hutan akan membawa dampak positif terciptanya udara yang bersih, sejuk dan segar," tutupnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Gubernur Jatim Gubernur Khofifah Kopi Lereng Arjuno