Hari Ibu adalah Hari Perempuan, Bagaimana Sejarahnya?

Jurnalis: Siti Fatimah
Editor: Muhammad Faizin

22 Desember 2023 12:46 22 Des 2023 12:46

Thumbnail Hari Ibu adalah Hari  Perempuan, Bagaimana Sejarahnya? Watermark Ketik
Illustrasi Ibu dan Anak Perempuannya (Foto: istockphoto.com)

KETIK, SURABAYA – Hari ini, 22 Desember 2023 menjadi momen spesial bagi masyarakat karena bertepatan dengan perayaan Hari Ibu. Berbagai ucapan kasih sayang dan rasa terimakasih kepada Ibu diberikan karena Ibu adalah sosok yang melahirkan dan merawat anak-anaknya dengan cinta dan ketulusan.

Di balik hari yang penuh makna ini, tahukah kamu bahwa sebenarnya Hari Ibu adalah Hari Kebangkitan Perempuan?

Peringatan ini berawal dari diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia (KPI) pertama tanggal 22-25 Desember 1928 di Dalem Joyodipuran Yogyakarta.

Kongres ini dipelopori tiga tokoh pemimpin pergerakan perempuan saat itu, yakni RA Soekonto dari Wanita Oetomo, Nyi Hajar Dewantara dari Wanita Taman Siswa, dan Sujatin dari perkumpulan Puteri Indonesia.

Kongres yang diketuai RA Soekonto dan dihadiri sekitar 30 perkumpulan wanita ini memiliki fokus utama memperjuangkan masalah sosial yang kerap kali dialami perempuan pada saat itu.

Misalnya kedudukan dan nasib perempuan di mata masyarakat, hak pendidikan, perkawinan anak dan kawin paksa, kesetaraan perempuan di mata hukum, kesejahteraan hidup perempuan, dan persoalan poligami.

Seluruh anggota dalam kongres pertama ini menentang keras adanya praktik perkawinan anak dan melakukan propaganda dampak buruk pernikahan anak. Selain itu, Kongres Perempuan Indonesia mendorong kesejahteraan hidup dan pemberdayaan perempuan.

Hasil KPI Pertama dan Terbentuknya KPI II

Kongres Perempuan Pertama berhasil membentuk federasi mandiri bernama Perikatan Perempuan Indonesia (PPI). Dengan terbentuknya PPI ini semangat kaum perempuan untuk memperjuangkan harkat martabat dan memajukan kesejahterannya  semakin membara.

Bersama kaum laki-laki, para perempuan ini juga memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tahun 1929 PPI ini berganti nama menjadi Perikatan Perkumpulan Istri Indonesia (PPII).

PPII ini organisasi yang memiliki azaz kebangsaan, bukan agama ataupun politik sehingga menjadi bagian dari pergerakan kebangsaan Indonesia dan menjunjung tinggi pemberdayaan perempuan.

Antara KPI I dan KPI II, organisasi ini sudah melakukan tiga kali kongres di Surabaya, Solo, dan Jakarta. Ketika kongres terakhirnya di Jakarta inilah anggota PPII bersepakat untuk mengadakan KPI II, dan KPI II akhirnya diadakan di Jakarta tanggal 20-24 Juli 1935 yang dipimpin Sri Mangoensarkoro.

Pada kongresnya yang kedua, KPI menaruh perhatian besar terhadap nasib perempuan buruh dan anak-anak yatim piatu. Mereka membentuk badan yang bertugas menyelidiki keadaan buruh perempuan seluruh Indonesia, yakni Badan Penyelidik Perburuhan Perempuan Indonesia (BPPPI).

Selain itu mereka menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia, seperti kewajiban mendidik generasi bangsa yang lebih sadar dan kuat rasa kebangsaannya.

Lahirnya Peringatan Hari Ibu

Setelah kongres pertama dan kedua, sampailah pada kongres KPI III tahun 1938. Kongres yang berlangsung di Bandung ini mempertegas asas dan tujuan KPI II.

Dalam kongres ketiga ini, mereka menyatakan untuk menjadi Ibu Bangsa, KPI harus menuntut adanya persamaan hak laki-laki dan perempuan yang didasarkan pada kodrat serta kewajibannya masing-masing. 

Kongres ketiga ini juga membentuk Badan Perlindungan Perempuan Indonesia dalam Perkawinan (BBPIP) dan menetapkan peringatan Hari Ibu Nasional yang jatuh pada 22 Desember sesuai dengan awal diadakannya Kongres Perempuan Indonesia pertama tahun 1928 melalui Dekrit Presiden Nomor 316 tahun 1959.

Sejak saat itulah tanggal 22 Desember diperingati Hari Ibu nasional untuk menghargai jasa dan pengorbanan para Ibu di seluruh Indonesia. Dan inilah yang menjadi alasan mengapa Hari Ibu disebut juga Hari Perempuan, mengingat dalam sejarahnya para perempuan saat itu terus memperjuangkan kedudukan dan haknya di mata masyarakat dan negara. (*)

Tombol Google News

Tags:

Hari Ibu Sejarah Hari Ibu Kebangkitan Perempuan Kongres Perempuan Indonesia Perempuan Berdaya Hari Perempuan