Ini Nilai 11 Indikator Kinerja Utama Pemprov Jatim 2022, Kemiskinan Berapa?

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Moana

18 Mei 2023 19:42 18 Mei 2023 19:42

Thumbnail Ini Nilai 11 Indikator Kinerja Utama Pemprov Jatim 2022, Kemiskinan Berapa? Watermark Ketik
Gubernur Khofifah menerima rekomendasi LKPJ Laporan Pertanggung Jawaban dari Ketua DPRD Provinsi Jatim, Kusnadi pada Rabu (17/5/2023).(Dok.Humas Pemprov Jatim)

KETIK, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menorehkan 11 Indikator Kinerja Utama (IKU) positif sepanjang 2022. 

Meliputi Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Theil, Angka Kemiskinan, Indeks Gini, Indeks Pembangunan Gender (IPG), Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Indeks Reformasi, Indeks Kesalehan Sosial, Indeks Kualitas Lingkungan hidup dan Indeks Risiko Bencana. 

"Ada 11 IKU yang kami bangun kesepakatan dengan DPRD Provinsi Jatim," ungkap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. 

Gubernur Khofifah juga telah menerima rekomendasi LKPJ Laporan Pertanggung Jawaban dari Ketua DPRD Provinsi Jatim, Kusnadi pada Rabu (17/5/2023). 

Khofifah mengatakan, rekomendasi ini menjadi catatan strategis bagi Pemprov Jatim untuk ditindaklanjuti dalam perbaikan kinerja di masa mendatang. Termasuk untuk memitigasi dan menyiapkan perencanaan pembangunan yang lebih presisi. 

"Tentu ini dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan maupun pelayanan kepada seluruh masyarakat Jatim," ungkapnya. 

Isi dalam rekomendasi tersebut antara lain adalah daftar capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Jatim sepanjang 2022. 

Pertumbuhan Ekonomi

Indeks Kinerja Utama pertama adalah pertumbuhan PDRB atau laju pertumbuhan ekonomi. Kenaikan pertumbuhan ekonomi di Jatim mencapai 5,34 persen.

Nilai ini melampaui angka pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,31 persen sepanjang 2022.

Khofifah mengatakan, hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari proses kolaborasi antar sektor pemerintah pusat sebagai pendukung, pemerintah provinsi sebagai penentu regulasi, dan kolaborasi pemerintah kabupaten maupun kota. 

"Proses yang menjadikan kita tumbuh makin inklusif dan makin produktif," terangnya. 

Khofifah menambahkan, Jatim masih mampu menjadi lokomotif perekonomian nasional di tengah upaya mengakhiri pandemi Covid-19. 

Kontribusi PDRB Jatim sendiri sebesar 24,99 persen untuk Pulau Jawa dan 13,98 persen PDB Nasional.

"Tahun 2022 merupakan tonggak kebangkitan kita bersama," kata Khofifah. 

Maka tak heran jik hal itu dibuktikan dengan capaian ekonomi Jatim yang mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,34 persen semester per semester. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Jatim secara tahunan sebesar 44,76 persen Year on Year (YoY).

Khofifah mengatakan, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Jatim ini jauh lebih baik daripada pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,31 persen. Begitu juga Jateng dan provinsi lain.

Jatim menjadi provinsi kedua penyumbang perekonomian terbesar di Pulau Jawa setelah DKI Jakarta (24, 99 persen).

"Sedangkan secara spasial, Jatim adalah penyumbang perekonomian terbesar nasional setelah DKI Jakarta dengan kontribusi sebesar 13,98 persen," sambung Khofifah. 

Ia merinci, perekonomian Jatim berdasarkan besaran PDRB 2022 mencapai Rp2.730,91 triliun. Angka ini meningkat sebesar Rp276,19 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) PDRB Jatim Tahun 2022, mencapai Rp1.757,82 triliun. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar Rp89,27 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, capaian PDRB per kapita Provinsi Jatim Tahun 2022 meningkat 10,52 persen. Yaitu 60,05 juta pada 2021 menjadi 66,36 juta pada 2022. Hal ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Jatim.

Proses kolaborasi antar sektor pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil di tengah gempuran krisis yang begitu keras akibat pandemi Covid-19 rupanya tak menghalangi Jatim mencapai pertumbuhan ekonomi positif. 

Secara kumulatif, sektor pendukung pertumbuhan ekonomi itu antara lain industri pengolahan dengan kontribusi 30,60 persen terhadap PDRB, sektor pertanian dan perikanan 11,11 persen serta perdagangan 18,67 persen.

"Seiring dengan merenggangnya Covid-19, sesungguhnya penggerak ekonomi di Jatim mulai mengalami perbaikan," ucapnya. 

Indeks Theil 

Indikator Kinerja Utama berikutnya adalah Indeks Theil. Jatim berada di angka 0,3147 sedikit di atas 2021 yang sebesar 0,3120.

"Capaian Indeks Theil Jatim ini masih di bawah angka 0,4. Artinya, ketimpangan wilayah di Jatim masih tergolong rendah," ujar Khofifah. 

Pada tahun 2022, Jatim mampu menahan laju kesenjangan wilayah karena peran seluruh kepala daerah. Mulai dari bupati/wali kota, camat, kepala desa hingga lurah.

Angka Kemiskinan

Kemudian IKU selanjutnya adalah prosentase penduduk miskin. Gubernur Khofifah mengatakan, seiring dengan makin membaiknya perekonomian Jatim, prosentase penduduk miskin di Jatim mengalami penurunan hingga menjadi 10,49 persen pada 2022.

Jika diakumulasi, maka capaian penurunan kemiskinan Jatim adalah penurunan tertinggi secara nasional untuk periode 2021-2022.

Gubernur Khofifah menjelaskan, perhatian Pemprov Jatim dan upaya penurunan kemiskinan pedesaan sudah memberikan hasil yang sangat signifikan.

"Terbukti, disparitas kemiskinan antara perkotaan dan  pedesaan terus menyempit," ucap Khofifah. 

Pada Maret 2019, disparitas kemiskinan desa kota mencapai 7,59 persen dan terus menyempit menjadi 6,15 persen pada September 2022.

Pemprov Jatim saat ini juga fokus untuk melaksanakan penghapusan kemiskinan ekstrem sebagai salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan.

Sebagaimana Presiden Jokowi telah memberikan arahan penurunan kemiskinan ekstrem di seluruh wilayah Indonesia dapat dicapai enam tahun lebih cepat dari target SDG's. Yaitu akhir tahun 2024 diharapkan 0 (nol) persen kemiskinan ekstrem.

Atas inisiatif, kolaboratif dan inovasi Pemprov Jatim mampu menurunkan kemiskinan ekstrem sangat signifikan dari 4,4 persen pada 2020 menjadi 2,23 persen pada 2021 dan 2022.

"Ini pekerjaan rumah kita tinggal 1,8 persen. Dan ini di bawah kemiskinan ekstrem nasional 2,4 persen," tutur Gubernur Khofifah. 

Indeks Gini

Capaian Indeks Gini Jatim pada 2022 mencatat angka terendah dibandingkan nasional dan provinsi lain di Pulau Jawa.

Nilai Indeks Gini Jatim tahun 2022 sebesar 0,365. Sedangkan nasional 0,381.

Capaian Jatim itu disebut Khofifah lebih baik dibandingkan capaian nasional dan seluruh provinsi di Pulau Jawa dengan nilai 0,365. Menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran masyarakat Jatim tergolong rendah.

Keberhasilan Pemprov Jatim menekan gini ratio menunjukkan bahwa Pemprov Jatim mampu membangun dan menata pembangunan yang inklusif dan seimbang. 

"Tentu ini karena kerja keras para bupati/wali kota, terutama juga support dari DPRD kabupaten/kota. Menunjukkan bahwa pembangunan di Jatim tidak hanya sekadar mengejar pertumbuhannya, tetapi juga kita mengejar pemerataannya sehingga tumbuh inklusif dan seimbang," jelasnya. 

Indeks Pembangunan Gender

Perkembangan capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) di Jatim selama 2017-2021 turut menunjukkan kinerja yang terus membaik.

Pada tahun 2022, capaian IPG Jatim meningkat 0,1 poin dari 2021 yaitu 91,67 menjadi 92,08.

Nilai ini juga melebihi dari nilai Indeks IPG Nasional yang ada di angka 91,63.

"Artinya, yang kakung pun ternyata memiliki perspektif gender yang luar biasa di Jatim," puji Khofifah. 

Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim pada tahun 2022 sebesar 72,75 atau tumbuh sebesar 0,85 persen. Naik 0,61 poin dibandingkan capaian 2021.

Percepatan pembangunan ekonomi di tengah pandemi turut membawa pengaruh terhadap pembangunan manusia di Jatim.

Bahkan, rata-rata pertumbuhan IPM Jatim 2017-2022 tertinggi dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa. 

"Kita bekerja keras untuk bisa meningkatkan IPM di Jatim ini," tandas Khofifah. 

Terbukti, empat tahun berturut-turut jumlah siswa SMA/SMK asal Jatim paling tinggi diterima Perguruan Tinggi tanpa tes.

"Begitu seriusnya kami meningkatkan IPM di Jatim. Ada satu hal yang kita ingin menjadikan target bersama yaitu Olimpiade Sains Nasional harus kita bawa ke Jatim. Alhamdulillah, pada 2020, 2021, 2022 tiga kali berturut-turut Olimpiade Sains Nasional juara umumnya adalah Jatim. Mudah-mudahan 2023 nanti juga Jatim," harapnya. 

Indeks Kesalehan Sosial 

Nilai Indeks Kesalehan Sosial mengalami kenaikan signifikan 5,7 poin dibandingkan 2021 dan berada di angka 72,03 pada 2022.

Peningkatan tingkat kesalehan sosial tahun 2022 ini bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. 

Hal itu karena terjadi peningkatan kepedulian sosial di tengah-tengah masyarakat ditandai dengan penguatan aksi bersama, toleransi serta peningkatan kepedulian lingkungan. 

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Jatim pada 2022 cenderung meningkat berada pada kategori sedang di angka 69,92.

Angka tersebut meningkat 1,43 poin dibanding tahun 2021 sebesar 68,41 yang juga masuk dalam kategori sedang. 

Pencapaian tahun 2022 ini menjadi pencapaian dengan indeks tertinggi di pulau Jawa. 

Indeks Risiko Bencana 

Capaian Indeks Risiko Bencana Jatim terus menurun setiap tahunnya, sehingga tahun 2022 menjadi 108,69 atau turun 8,57 poin dari tahun 2021 sebesar 117,26 dan masuk dalam kategori sedang. Pencapaian ini lebih baik dari Indeks Risiko Bencana nasional di angka 195,56.

"Paling tidak risiko bencana makin tinggi berarti makin kurang bagus, makin rendah berarti makin bagus," ujar Khofifah. 

Penurunan Indeks Risiko Bencana 2022 juga terjadi di 38 kabupaten/kota di Jatim. 

"Artinya bahwa semua bupati wali kota telah memperbaiki kesiapan daerah jikalau terjadi bencana," tutur Khofifah. 

Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jatim pada 2022 berada di angka 5,49 persen dan Indeks Reformasi Birokrasi meraih Predikat A (sangat baik).(*) 
.

Tombol Google News

Tags:

Gubernur Khofifah Indeks Kinerja Utama Pemprov Jatim DPRD Jatim Kemiskinan Jatim Ekonomi Jatim