KETIK, PAGAR ALAM – Permasalahan kelangkaan LPG 3 kg bersubsidi di Kota Pagar Alam ampai saat ini masih belum teratasi. Setiap hari masyarakat harus keliling mencari LPG yang memang diperuntukkan untuk kalangan masyarakat miskin.
Tidak hanya itu, masyarakat harus rela antre panjang, bahkan sampai malam hingga hujan-hujanan hanya untuk bisa mendapat satu tabung gas. Anehnya lagi setiap kali truk LPG 3 kg tiba di pangkalan antrean masyarakat terus saja mengular.
Bahkan tak jarang meskipun sudah antrs sampai berjam-jam, banyak masyarakat yang tak kebagian jatah gas melon tersebut. Akibatnya mereka harus pulang tanpa mendapatkan gas yang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari.
Akibat kondisi ini sudah ada beberapa masyarakat yang terpaksa menggunakan kayu bakar untuk memasak.
"Kondisi ini sudah kami rasakan sejak sebelum hari raya Idul Fitri kemarin, tapi sampai saat ini masih saja terjadi. Apakah tidak ada solusi untuk masalah ini dari Pemerintah Kota (Pemkot) Pagar Anj,” ujar Ani (40) salah satu IRT Pagar Alam yang sedang antre LPG 3 Kg, Kamis (16/05/2024).
Sebelumnya, Ani tidak harus antre panjang untuk mendapatkan gas melon tersebut. Ia biasanya cukup membeli di warung sudah dapat gas tersebut meskipun harganya Rp22.000 sampai Rp23.000 pertabung.
“Harusnya pihak pangkalan dan agen saat gas sampai langsung saja dibagi setiap warung atau pengecer, jadi kami tidak perlu antri panjang. Namun kondisi saat ini diwarung gas tidak ada dan jika ada harganya sangat mahal,” katanya.
Arif (51), warga Pagar Alam lainnya, saat ini sudah tidak lagi menggunakan LPG 3 Kg untuk kebutuhan masak di rumahnya. Ia sudah menggunakan kayu bakar dengan tungku dari tanah untuk memasak.
“Daripada harus antri berjam-jam dan tidak ada jaminan dapat, jadi lebih baik menggunakan kayu bakar saja, yang penting masih bisa makan sayur hangat. Karena masalah ini sepertinya tidak akan teratasi karena sudah lama kondisi gas langka seperti ini namun tak kunjung teratasi oleh pemerintah,” ungkapnya.(*)