Kritik Sosial LPM Ukhuwah di Pameran Bertajuk 'Ruang'

Jurnalis: Wisnu Akbar Prabowo
Editor: Millah Irodah

20 Desember 2024 19:06 20 Des 2024 19:06

Thumbnail Kritik Sosial LPM Ukhuwah di Pameran Bertajuk 'Ruang' Watermark Ketik
Salah seorang pengunjung pameran sedang melihat-lihat karya sastra milik pameris yang dipajang di Ukhuwah Exhibition Fest 2024 Ruang: Jejak dalam Setiap Sudut, Jumat 20 Desember 2024. (Foto: Wisnu Akbar Prabowo/Ketik.co.id)

KETIK, PALEMBANG – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ukhuwah mengadakan pameran karya bertajuk "Ukhuwah Exhibition Fest 2024 Ruang: Jejak dalam Setiap Sudut".

Dalam pameran yang digelar pada tanggal 19-20 Desember 2024 tersebut, LPM Ukhuwah menyajikan sebanyak 16 karya seni yang berisi kritik sosial.

Hal tersebut disampaikan oleh ketua pelaksana, Annisa Shalsabilla Sukma. Dia menjelaskan bahwa pameran itu merupakan ruang bagi para anggota LPM Ukhuwah untuk berekspresi dan mengasah kreativitas mereka.

"Jadi di sini kita menampilkan 7 karya foto cerita, 3 karya desain grafis, dan 6 karya sastra. Kita menjadikan Pameran ini sebagai ruang untuk kawan-kawan berekspresi dan mengasah kreativitas mereka," kata Annisa, Jumat 20 Desember 2024.

Selain itu, Annisa menambahkan, Ukhuwah Exhibition Fest 2024 juga digunakan sebagai ruang untuk menyampaikan pesan dan kritik sosial terhadap suatu pokok pikiran.

Dia mencontohkan beberapa karya yang berisi pesan berupa kritikan terhadap fenomena sosial, seperti karya milik Mohammad Shabir Al-Fikri yang menceritakan tentang fenomena kebutaan hukum di kalangan masyarakat.

Menurut Annisa, fenomena buta hukum ini berkaitan pada kondisi di mana masyarakat kurang memahami atau bahkan tidak mengetahui hukum yang berlaku di suatu wilayah atau negara. 

Masyarakat dengan pemahaman minim tentang hak, kewajiban, dan konsekuensi hukum dari tindakan tertentu membuat hukum itu tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Foto Beberapa pengunjung pameran tengah menyaksikan karya desain grafis milik pameris Annisa Shalsabilla Sukma. Dalam pameran itu, LPM Ukhuwah menyajikan sebanyak 16 karya seni yang berisi kritik sosial. (Foto: Wisnu Akbar Prabowo/Ketik.co.id)Beberapa pengunjung pameran tengah menyaksikan karya desain grafis milik pameris Annisa Shalsabilla Sukma. Dalam pameran itu, LPM Ukhuwah menyajikan sebanyak 16 karya seni yang berisi kritik sosial. (Foto: Wisnu Akbar Prabowo/Ketik.co.id)

Karya selanjutnya, lanjut Annisa, adalah foto cerita milik Umi Puspita yang menyorot masalah fungsional trotoar di Kota Palembang yang tidak ramah pejalan kaki.

Penyebabnya, banyak trotoar yang malah digunakan sebagai lahan parkir ataupun tempat berjualan. Kemudian, banyak juga kerusakan-kerusakan yang mengakibatkan trotoar menjadi tidak nyaman untuk dilalui.

"Kebanyakan kritik-kritik sosial seperti ironi kehidupan manusia sekarang, kemudian fenomena kebutaan hukum di kalangan masyarakat, lalu ada juga yang mengkritisi trotoar di Kota Palembang," jelas dia.

Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan harapannya terkait pelaksanaan pameran itu. Bagi dia, Ukhuwah Exhibition Fest 2024 adalah ajang untuk menginspirasi banyak orang dengan karya yang dibuat oleh para pameris.

Kemudian, dia berharap pameran tersebut dapat dilaksanakan di tahun berikutnya dengan tema dan karya-karya yang berbeda. "Semoga pameran ini tidak terhenti di sini, berlanjut di tahun depan dengan tema yang berbeda," tutup Annisa. (*)

Tombol Google News

Tags:

pameran kritik Sosial lembaga pers mahasiswa ukhuwah LPM ruang