Kunjungi Balai Kota, Kiai dari Malang Jadi Penggagas Hari Santri Nasional

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa

23 Oktober 2023 06:38 23 Okt 2023 06:38

Thumbnail Kunjungi Balai Kota, Kiai dari Malang Jadi Penggagas Hari Santri Nasional Watermark Ketik
Wahyu Hidayat bersama Basarah dan KH Thoriq Bin Ziyad, beserta pihak lainnya saat upacara Peringatan Hari Santri Nasional di Balai Kota Malang. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Sejarah tercetusnya Hari Santri Nasional (HSN) ternyata diawali oleh KH Thoriq Bin Ziyad, Pengasuh Pondok Pesantren Babussalam, Banjarejo, Pagelaran, Kabupaten Malang. 

Dijelaskan oleh Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat upacara HSN 2023 di Balai Kota Malang bahwa diperlukan pengakuan dari negara tentang perjuangan santri dalam menggagalkan pendudukan NICA di Indonesia.

Untuk itu dibuatlah kontrak politik antara KH Thoriq Bin Ziyad, Ahmad Basarah selaku Wakil MPR RI dan juga Joko Widodo yang saat itu masih berstatus Calon Presiden RI.

"Pak Joko Widodo disodorkan kontrak politik berisi apabila beliau terpilih sebagai Presiden agar mengeluarkan Keputusan Presiden untuk menetapkan Hari Santri Nasional. Negara perlu mengakui perjuangan santri yang diawali fatwa resolusi jihad dari KH Hasyim Ashari yang mewajibkan umat Islam berperang melawan NICA yang berusaha menggagalkan kemerdekaan," ujarnya saat apel pada Senin (23/10/2023).

Menurutnya para santri berkontribusi dalam menegakkan agama sekaligus menjaga keutuhan NKRI dalam satu tarikan nafas. Untuk itu pemerintah pun berkomitmen dalam membangun pendidikan pesantren dan menciptakan ruang inklusif bagi masyarakat.

"Santri bukan hanya yang mondok tapi setiap orang yang berakhlak seperti santri, dialah santri sejati. Menjadi garda terdepan bangsa. Perlu kita kuatkan semangat jihad dalam diri kita, bukan dalam bentuk perang tapi perjuangan untuk kebaikan, kemajuan, dan kesejahteraan bangsa," sambungnya.

Sementara itu, Basarah dan KH Thoriq Bin Ziyad turut hadir dalam upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2023 di Balai Kota Malang. Dalam menggagas peringatan tersebut, menjadi pondasi awal bagi keutuhan dan kesatuan Republik Indonesia.

Saat ini ia tengah memperjuangkan pendefinisian dari santri. Ia tak ingin definisi santri hanya terpaku bagi pihak yang telah lama tinggal dan menuntut ilmu di Pondok Pesantren saja. 

"Kita akan memperjuangkan definisi santri dan itu harus dikeluarkan oleh negara. Kami berharap ta'rofnya itu kepanjangan dari santri sendiri yaitu Insan Taat Republik Indonesia. Artinya apapun suku, ras, dan agamany, kalau taat kepada konstitusi negara maka layak disebut santri," serunya.

Ahmad Basarah selaku Wakil Ketua MPR RI juga menegaskan bahwa Malang menjadi daerah penting atas lahirnya Hari Santri Nasional. Hal tersebut membuktikan bahwa negara mengakui peran ulama dan santri untuk mempertahankan kemerdekaan RI.

"Kami sama-sama kader NU yang menginginkan negara mengakui peran ulama dan santri untuk mempertahankan kemerdekaan. Presiden di peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober 2023 di Tugu Pahlawan Surabaya menyebut secara eksklusif bahwa Hari Santri Nasional itu sejarahnya dari Kabupaten Malang tepatnya di Pesantren Babussalam Malang," sebutnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Hari Santri Nasional Sejarah Hari Santri Nasional Kabupaten Malang Kota Malang