KETIK, MALANG – Angka inflasi di Kota Malang pada Agustus 2024 cukup terkendali, yakni 1,88 persen year on year (yoy). Dalam mengendalikan inflasi, Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan memiliki empat strategi.
Stabilitas harga bahan pokok yang tersebar di pasaran harus dipastikan dapat dikendalikan. Stabilitas harga tersebut didukung dengan operasi pasar.
Selain itu, penting menggencarkan koordinasi lintas stakeholder, sekaligus menjaga agar tidak adanya ketimpangan antar wilayah. Salah satu implementasi strategi tersebut ialah dengan meningkatkan kerjasama antar daerah (KAD).
"Salah satu yang dirumuskan ialah koordinasi dengan kabupaten untuk ketersediaan bahan pokok. Kota Malang bukan satu-satunya daerah yang disupply, ada Kota Batu juga," ujar Iwan, Rabu 18 September 2024.
Untuk itu, Pemkot Malang harus mencari cata agar ketersediaan bahan pokok di Kabupaten Malang tetap tersalurkan dengan baik. Terlebih kabupaten sebagai daerah produsen, membuat Pemkot Malang dapat mengintervensi harga di pasaran.
"Tapi kan kita supply dari wilayah lain, itu yang mengakibatkan potensi tingginya harga. Akhirnya mengakibatkan inflasi gak terkendali dengan baik," ungkap Iwan.
Kendati demikian, Iwan turut mengapresiasi kinerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang dapat mengintervensi inflasi dari 1,83 persen menjadi 1,88 persen.
"Walaupun saya berharap itu tetap menjaga agar ideal untuk pengendalian inflasinya. Pada negara berkembang seperti Indonesia kan agar berada di angka 2,00 sampai 2,5 plus minus 1," jelas Iwan.
Menurutnya, meningkatnya angka inflasi tersebut menunjukkan terdapat peningkatan terhadap daya beli masyarakat. "Kalau turun terus kan kasihan sama pelaku usahanya. Daya beli masyarakat jadi berkurang," tutupnya.(*)