KETIK, PACITAN – Tensi berbeda kian dirasakan masyarakat Desa Banjarjo, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan. Gairah warga untuk bermain sepak bola kian meningkat.
Kondisi itu dipicu, adanya gelaran laga main bola bertajuk "Ombyokan Soccer League."
Digelar selama tiga hari dalam sepekan, yakni hari Jumat, Sabtu, dan Minggu, pukul 16.00 WIB, ajang ini tak hanya menjadi kompetisi, tetapi juga sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar warga.
Antusiasme yang tinggi bahkan membuat para peserta rela meluangkan waktu hingga merogoh kocek. Tak lain sebagai upaya lebih lanjut agar tampil dengan sempurna.
Inisiatif pemuda setempat itu terbilang sukses untuk membangkitkan semangat warga setempat untuk bermain bola.
"Yang sebelumnya cuma pakai kaos seadanya, kini mulai beli jersey bareng timnya, ada yang beli sepatu juga. Alhamdulillah, persaingan sudah mulai terasa panas," beber perwakilan penyelenggara Ombyokan Soccer League, Wahyu Nur Majid (28), Minggu, 6 Oktober 2024.
"Beberapa warga yang punya kambing, kalau sore ada jadwal bertanding. Rumput pakan kambingnya sampai pilih beli," imbuhnya ngakak.
Yang membuat pertandingan bola ini unik ada pada sistem pemilihan pemainnya, yakni tidak bisa memilih timnya sendiri.
Sebagai gantinya, panitia melakukan undian untuk membagi pemain ke dalam dua kategori usia yakni di bawah 35 tahun dan di atas 35.
Setiap tim terdiri dari 11 pemain dengan komposisi 5 pemain dari kategori di bawah 35 tahun dan 6 pemain dari kategori di atas 35 tahun. Format ini dinilai lebih bisa menciptakan suasana yang lebih inklusif dan meriah.
"Konsep Ombyokan itu artinya dilakukan pengundian. Jadi, jika dibuat begini, semua lapisan masyarakat, baik yang muda maupun tua dapat berpartisipasi. Tidak ada gengsi tinggi yang mungkin muncul karena bukan mewakili wilayahnya sendiri," tambah Wahyu sapaan akrab Wahyu Nur Majid.
Pertandingan akan menggunakan sistem peringkat berbasis poin. Setiap kemenangan akan memberikan 3 poin kepada tim, hasil imbang 1 poin, dan kekalahan 0 poin. Sebanyak 8 klub akan saling bertanding untuk mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya.
"Semua klub nantinya akan saling bertemu. Ombyokan Soccer ini rencananya akan berlangsung dari September hingga November 2024," imbuhnya.
Pria yang juga salah satu penggagas Ombyokan itu mengatakan, ide awal Ombyokan ini lahir dari rendahnya minat warga untuk berolahraga sepak bola.
Biasanya, semangat warga hanya muncul saat menjelang tampilnya tim lokal di turnamen resmi. Melihat itu, para pemuda berinisiatif merombak.
"Kami ingin membuat iklim yang lebih berkesinambungan. Pada intinya adalah untuk mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga. Akhirnya, anak-anak kecil disini juga ikut terdorong untuk semangat bersepakbola," gagasnya.
Dengan adanya Ombyokan Soccer League, harapannya adalah muncul bibit-bibit unggul yang bisa bergabung mewakili tim lokal desa.
"Jika berkelanjutan, mencari bibit pemain untuk Persiba Banjarjo tidaklah sulit," ujarnya.
Lebih lanjut, antusiasme masyarakat luas juga terlihat jelas dengan ramainya penonton di setiap laga. Disitu ada keramaian, tentu dampak positif bagi perekonomian lokal juga tak terelakkan.
Pedagang sekitar lapangan pun mengalami peningkatan omset berkat banyaknya pengunjung yang datang untuk menyaksikan pertandingan.
“Omzet kalau ramai begini tentunya pasti naik,” tandas Pedagang Mie Ayam dan Es Teh Jumbo, Riki Alvian (27) di sekitar area lapangan.
Ombyokan Soccer League di Desa Banjarjo menjadi upaya menarik bagaimana olahraga bisa menjadi jembatan bagi masyarakat untuk bersatu, berolahraga, dan saling mendukung.
Melalui inovasi ini, desa yang terbilang kecil di Pacitan itu ternyata bisa menyuguhkan hiburan yang murah, pun mampu mengembangkan potensi warganya secara mandiri.
Adapun sederet nama-nama unik klub yang digagas warga untuk berlaga, yakni, Mutiara United FC, Badak Laut United, Bedoya FC, Komedi Komplit, Kuda Hitam FC, Elang Langit ST, Ndanyangan FC, Jurang Mandang FC. (*)