Menikmati Kuliner Sepanjang Jalan Lintas Selatan Pacitan yang Menggoda

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Muhammad Faizin

30 September 2023 08:00 30 Sep 2023 08:00

Thumbnail Menikmati Kuliner Sepanjang Jalan Lintas Selatan Pacitan yang Menggoda Watermark Ketik
Geliat Ekonomi di sepanjang Jalan Lintas Selatan Pacitan yang kian bertumbuh. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Sepanjang Jalan Lintas Selatan (JLS) atau tepatnya di Lingkungan Ngampel, Kelurahan Ploso, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, memiliki pesona kuliner yang begitu menggoda.

Begitu matahari mulai condong ke barat, sekitar pukul 15.00 WIB, ruas jalan ini bertransformasi menjadi tempat nongkrong penuh warna. Menawarkan aneka kuliner lezat dan tempat ngopi yang cocok untuk menikmati senja yang mempesona.

Terdapat beragam jajanan yang dijual UMKM ruas jalan JLS Pacitan, yang cukup lengkap. Diantaranya yakni, secangkir kopi hanya Rp3 ribu, Pop Ice Rp5 ribu, dan Tahu Petis, Nasi Goreng, Mie Ayam hanya Rp10 ribu per porsi. Disusul, hidangan lezat lainnya seperti bakso bakar, pentol, seblak, soto, dan masih banyak lagi. 

Bagi kalangan milenial, JLS Pacitan telah menjadi magnet tersendiri sebagai jujugan. Tak lain, yakni menjadi tempat nongkrong dan menikmati aneka jajanan demi menghilangkan penat maupun sewaktu mental sedang tidak baik.

Salah satunya, Dian Prabowo (25) seorang pengunjung dari Kecamatan Pacitan yang menyempatkan waktunya singgah menikmati kopi bersama rombongan. "Biasanya tiap sore kami nongkrong di sini bersama teman-teman biar rileks. Apalagi pas malam Minggu pasti selalu disini," katanya kepada media online nasional ketik.co.id di kawasan JLS Pacitan, Rabu (27/9/2023) sore.

Foto Pengunjung tengah menikmati jajanan tradisional di pinggir JLS Pacitan. (Foto: Al ahmadi/Ketik.co.id)Pengunjung tengah menikmati jajanan tradisional di pinggir JLS Pacitan. (Foto: Al ahmadi/Ketik.co.id)

Dia mengungkapkan bahwa, ngopi di angkringan pinggir sawah memang lebih syahdu ketimbang warung kopi area kota. Selain tempatnya yang nyaman, harga makanan dan minuman sangat terjangkau menjadi faktor utamanya.

"Harganya juga sangat murah untuk makanan maupun minuman. Kalau saya sering beli jajanan masyarakat seperti pentol bakar, siomay dan nasi goreng," tutupnya sembari menikmati kudapan lezat pentol bakar.

Geliat Ekonomi Sepanjang Jalan Lintas Selatan Pacitan

Sejak diresmikannya pada tahun 2012 silam, geliat ekonomi tampaknya kian bertumbuh di Sepanjang JLS Pacitan. Para pelaku usaha makin kompetitif membuka usaha demi meraup keuntungan.

Mulai dari pedagang asongan menggunakan gerobak maupun mobil, hingga bangunan permanen seperti mini market, warung makan telah tersedia di tiap meter ruas JLS Pacitan.

Tak salah, dengan keberadaan lokasi yang sangat strategis berdampak baik mendukung pertumbuhan ekonomi bagi para pelaku UMKM. Termasuk menciptakan geliat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar.

Foto Warung kopi di pinggir Jalan Lintas Selatan yang ramai setiap malam hari. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)Warung kopi di pinggir Jalan Lintas Selatan yang ramai setiap malam hari. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

Seperti halnya yang dirasakan oleh Supriyadi (29), pemilik warung kopi asal Kecamatan Pacitan, yang telah berjualan di JLS Pacitan selama hampir dua tahun. Dia mengaku, dalam sehari mampu menghasilkan omzet yang cukup menggiurkan, mencapai ratusan ribu rupiah.

"Buat sampingan dan penghasilan tambahan, namun per hari bisa dapat Rp250 ribu. Kalau malam Minggu bisa sampai Rp600 ribu rupiah," katanya.

Momen nongkrong muda mudi di JLS Pacitan saat cuaca cerah jadi waktu berharga bagi dirinya.

Lapak yang buka setiap hari, dari pukul 16.00 WIB hingga 02.00 dini hari itu, sedikit banyak dapat memenuhi kebutuhan keluarga.

"Alhamdulillah, semakin ramai, tapi kalau hujan sepi, nggak ada yang jualan," ujarnya.

Kendati demikian, Ia berpendapat bahwa saat ini lokasi berjualan para pedagang di JLS Pacitan belum sepenuhnya optimal. Lantaran dirinya masih was-was apabila terjadi penertiban oleh pemerintah sewaktu waktu.

"Ya semisal ada penertiban, dan warung yang kami buat harus dirobohkan. Mungkin ya harus ikhlas," tuturnya.

Pria anak satu itu berharap pemerintah dapat memberikan fasilitas yang nyaman dan menjadikan lokasi ini sebagai daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, terutama karena jalur ini menjadi lintasan wisatawan dari berbagai daerah.

"Kalau saat ini masih gratis, nggak ada retribusi. Semoga ke depan dapat dibangun tempat khusus agar tidak mengganggu trotoar," tambahnya.

Di lain pihak, Lina Ambarwati (27), seorang pedagang roti bakar di JLS Pacitan yang menggunakan gerobak dorong, juga berbagi pengalamannya. 

Lina mengaku, harus bongkar-pasang tenda setiap hari demi membuka lapak terlebih tidak menggangu ketertiban. Termasuk mengatur lampu penerangan dan hiasan secara mandiri untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi setiap pelanggan yang berkunjung.

"Yang penting bagi kami adalah agar pengunjung yang nongkrong di sini merasa nyaman, sehingga besok mereka akan kembali mencicipi jajanan kami," ucapnya sembari melayani pembeli.

Demikian informasi terkait pesona kuliner dan geliat ekonomi di JLS Pacitan. Menjelang senja, sambil diiringi keindahan sunset di JLS Pacitan dapat menjadi pilihan tepat bagi kamu yang pengin eksplorasi kota seribu satu gua dengan suasana berbeda. (*)

Tombol Google News

Tags:

JLS Pacitan pacitan UMKM