Niat Bantu Bedah Rumah Ditolak Perjaka 66 Tahun, Legislator DPRD Sidoarjo Dihadiahi Burung Perkutut (2)

Jurnalis: Fathur Roziq
Editor: M. Rifat

28 September 2023 13:40 28 Sep 2023 13:40

Thumbnail Niat Bantu Bedah Rumah Ditolak Perjaka 66 Tahun, Legislator DPRD Sidoarjo Dihadiahi Burung Perkutut (2) Watermark Ketik
Gubuk bambu yang ditinggali oleh Nurcholis di Desa Lemujut, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo. Lelaki 66 tahun itu menolak rumahnya diperbaiki. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

KETIK, SIDOARJO – Anggota DPRD Sidoarjo Dhamroni Chudlori datang ke rumah Nurcholis berbekal data dari desa. Foto gubuk itu dikirim sebagai rumah tidak layak huni. Pantas menerima bantuan. Saat mendatangi rumah itu, wakil rakyat asal Desa Kepadangan, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, ini menawarkan bantuannya.

Sampeyan mboten kepingin ta griyane didandani,” kata Dhamroni sambil menjelaskan dirinya memperoleh data bahwa gubuk itu layak menerima bantuan. Ternyata pemiliknya ”nyentrik”.

Oh, mboten-mboten,” tegas Nurcholis. Dia lantas mengatupkan tangan di dada, tanda meminta maaf. Tidak bisa menerima tawaran bantuan dari Dhamroni, wakil rakyat dari Parlemen Sidoarjo.

Beberapa kali Dhamroni membujuk, namun terus ditampik. Nurcholis lantas bercerita bagaimana dirinya mengalami berbagai pengalaman hidup di rumah itu. Sejak lahir di Desa Lemujut, Krembung, Sidoarjo, lelaki 66 tahun itu ingin tinggal selamanya di sana. Tidak punya keinginan apa-apa. Tidak berencana pindah ke mana-mana.

Kulo niki mboten butuh nopo-nopo. Damel nedho mawon mpun cukup,” ucapnya. Sama sekali dia tidak butuh bantuan untuk memugar rumah seperti keinginan banyak orang. Gubuk di tanah kelahirannya, Desa Lemujut, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo, itu memiliki arti khusus baginya.

Foto Legislator DPRD Sidoarjo Dhamroni Chudlori disambut Nurcholis di depan pintu gubuknya pada Kamis (21/9/2023).  (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)Legislator DPRD Sidoarjo Dhamroni Chudlori disambut Nurcholis di depan pintu gubuknya pada Kamis (21/9/2023). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

Pernah, kata anak kedua di antara sembilan bersaudara itu, dirinya bertemu sosok putih. Antara sadar dan mimpi dalam rumah itu. Saat tengah malam. Sosok itu mengajaknya pergi ke berbagai tempat untuk menunjukkan hakikat kehidupan. Kebenaran sejati. Banyak lagi pengalaman lain yang tidak bisa diceritakannya.

Dhamroni tampak tersenyum. Mendengarkan sambil menganggukkan kepala. Seperti sebelum-sebelumnya, dia memberikan sebuah tas berisi makanan dan minuman. Juga sejumlah uang. Yang diberi pun menerimanya dengan senang hati.

Dhamroni hendak balik kanan. Karena harus masuk kantor ke DPRD Sidoarjo. Saat pamitan, dia mendengar seekor burung perkutut manggung. Lalu, bertanya dia apakah boleh burung itu dibeli. Diganti dengan sejumlah uang.

Pinten mpun mahare,” tanya Dhamroni.

”Lho, mboten, mboten,” ujar Nurcholis. Dia tegas tidak ingin menjual perkututnya. Kepada orang Sidoarjo atau kepada siapa pun. Tapi, sejurus kemudian dia berkata lagi.

Tapi, menawi njenengan ngersaaken, monggo mpun,” ucapnya.

Dhamroni tetap berusaha membujuk agar boleh memberikan sejumlah uang untuk mahar perkutut itu. Namun, lagi-lagi, Nurcholis menampiknya. Dia malah bergegas mengambil sangkar dan membersihkannya untuk wadah perkutut itu.

Tak lama kemudian, Nurcholis menyerahkan perkutut dalam sangkar itu kepada tamunya. Tanpa minta ganti uang mahar. Perkutut itu pun pindah. Dari sebuah gubuk ke rumah megah di Desa Kepadangan, Tulangan, Sidoarjo. Dilepas dengan Ikhlas oleh pemiliknya, Nurcholis yang tetap tinggal di gubuknya. (habis)

Tombol Google News

Tags:

DPRD Sidoarjo PKB Sidoarjo Bedah rumah Rehab Rumah Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo Dhamroni Chudlorii