KETIK, SIDOARJO – Hari-hari ini, Lailil Kurniawati selalu ketir-ketir. Dia bingung harus bagaimana setiap langit terlihat mendung gelap. Hujan deras turun. Angin berembus kencang. Sebab, genting dan plafon rumahnya sudah jebol. Ambrol berkeping-keping. Lailil selalu waswas.
Lailil Kurniawati tinggal di RT 01 RW 01, Desa Rejeni, Kecamatan Krembung. Sekitar sepekan lalu, atap rumahnya jebol. Genting, plafon, maupun usuk di atap rumahnya mendadak ambruk. Padahal, tidak ada angin kencang. Hujan tidak seberapa.
”Memang sudah lama rumah ini. Dibangun tahun 1974,” kata Lailil kepada Ketua Komisi DPRD Sidoarjo Dhamroni Chudlori yang mengunjungi rumahnya pada Selasa pagi (19 November 2024) lalu.
Saat itu, lanjut perempuan 50 tahun ini, dirinya masih bayi. Puluhan tahun telah berlalu. Kondisi rumahnya sudah benar-benar lapuk. Apalagi, atap rumahnya tidak terbuat dari kayu. Usuk bambu, plafon gedek. Gentingnya pun lawas sekali.
Hampir seluruh bagian bangunan tua itu sudah rusak. Kamar belakang, tengah, depan, ruang tamu, bahkan terasnya juga jebol-jebol. Tidak terbayangkan bila ada hujan deras disertai angin kencang. Pasti rumahnya banjir.
”Kulo mboten semerap yok nopo. (Tidak tahu bagaimana nanti),” ungkap Lailil.
Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo H Dhamroni Chudlori (kanan) bersama anggota Komisi D DPRD Sidoarjo H Sutadji saat berada di rumah Lailil Kurniawati (kiri) dan Wiwid Dwi Ningsih (dua dari kiri). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Dhamroni Chudlori mendengarkan dengan serius. Ditemani anggota Komisi D DPRD Sidoarjo H Sutadji dan Pratama Yudhiarto, dia melihat satu per satu kondisi kamar rumah Lailil yang janda tanpa anak itu. Ada pula Camat Krembung Hari Nopsijadi, Kades Rejeni Affandi Ahmad, serta Ketua RT setempat, M. Zainul. Mereka menemani anggota Komisi D DPRD Sidoarjo pagi itu.
Dhamroni pun segera mengangkat teleponnya. Dia menghubungi beberapa pihak yang terkait dengan urusan kesejahteraan rakyat tersebut. Dhamroni mengaku prihatin. Warga tidak mampu seperti Lailil ini perlu segera mendapatkan perhatian dari pemerintah.
”Alhamdulillah. Seminggu lagi rumah ini disurvei. Semoga langsung diperbaiki. Kalau belum, telepon kulo malih nggih,” ungkap legislator PKB asal Kecamatan Tulangan tersebut.
Anggota Komisi D DPRD Sidoarjo Pratama Yudhiarto melihat atap rumah Lailil Kurniawati yang sudah jebol. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Ada yang membuat anggota Komisi D DPRD Sidoarjo lebih trenyuh lagi. Di dekat rumah Lailil, tinggal seorang perempuan bernama Wiwid Dwi Ningsih. Dia warga Desa Seruni, Gedangan,yang masih punya hubungan famili dengan Lailil.
Wiwid menderita kanker otak. Akibat penyakit itu, dia sudah menjalani kemoterapi puluhan kali. Ada cairan di dalam kepalanya. Kalau sedang kambuh, rasa sakitnya luar biasa. Tidak tertahankan. Suami Wiwid seorang buruh pabrik. Mereka butuh bantuan untuk menjalani perawatan. Biaya berobat. Operasi, misalnya.
”Kalau kambuh dan mendadak harus ke rumah sakit, saya minta bantuan tetangga,” ungkap Wiwid. Pernah juga dibantu Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sidoarjo.
Dhamroni lagi-lagi segera mengontak pihak yang terkait. Dia menghubungi Puskesmas Krembung. Tak lama kemudian datanglah dokter dan tenaga kesehatan ke rumah Lailil. Mereka memeriksa kondisi kesehatan Wiwid. Kondisinya dipastikan sedang baik-baik saja.
Untunglah, Lailil dan Wiwid punya tetangga yang sangat baik. Dia bernama Asmani. Perempuan 50 tahun itu sangat perhatian kepada kedua tetangga sebelah rumahnya. Bahkan, saat anggota DPRD Komisi D DPRD Sidoarjo berkunjung pagi itu, Asmani yang menyiapkan suguhan air minum. Ingin sekadar menghormati tamu.
Sekitar 1,5 jam anggota Komisi D DPRD Sidoarjo berada di rumah Lailil. Mereka kemudian pamit. Bersalaman dengan Camat Hari Nopsijadi, Kades Affandi, Ketua RT Zainul, dan beberapa warga lain yang berada di sana.
Dhamroni Chudlori, H Sutadji, maupun Pratama Yudhiarto meninggalkan buah tangan. Ada yang memberikan beras, minyak goreng, mi instan, sampai uang tunai. Ketiganya siap dihubungi jika keluarga tak mampu tersebut masih membutuhkan bantuan.
Lailil dan Wiwid terlihat haru. Mata mereka berkaca-kaca. Para anggota DPRD Sidoarjo itu sangat perhatian kepada masyarakat. Keduanya berdoa agar Dhamroni Chudlori, H Sutadji, dan Pratama diberi kesehatan dan kelancaran dalam menjalankan tugas sebagai anggota DPRD Sidoarjo.
”Maturnuwun, Pak nggih. Maturnuwun bantuannya,” ucap Wiwid dengan nada setengah terisak.
”Nggih. Sampeyan nggih kudu maturnuwun teng Bu Asmani. Jarang wonten tonggo sing sae ngeten niki. (Sampeyan juga harus berterima kasih kepada Bu Asmani. Tidak banyak tetangga yang sangat baik seperti ini),” ungkap Dhamroni Chudlori. (*)