KETIK, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sedang melakukan penataan kawasan wisata Dolly yang berada di Jalan Kupang Gunung Timur, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, meninjau langsung kawasan Dolly pada Senin (29/8/2022). Tinjauan itu dilakukan di lokasi taman, eks Wisma Barbara hingga Pasar Burung dan Batu Akik Dolly.
Menurut dia, ketika sebuah tempat itu dikembangkan, maka kawasan tersebut harus menjadi jujukan wisatawan. Nah, ketika ada pengunjung datang, maka impact yang didapatkan adalah bagaimana ekonomi warga sekitar bergerak.
"Bagaimana tamannya ada, terus tempat lain juga ada dan jadi tempat jujukan. Jadi ekonominya (warga) tetap bergerak di sini," katanya.
Selain bakal menggunakan sejumlah eks wisma yang sudah dibeli pemkot, pihaknya juga akan menata ulang eks Wisma Barbara. Gedung yang memiliki enam tingkat itu akan ditata ulang penggunaan pada setiap lantainya.
"Kita punya anak-anak muda Surabaya yang bergerak di bidang perfilman. Itu bisa pakai eks Gedung Barbara untuk working space di lantai 4, 5, dan 6 yang masih kosong. Bisa dipakai teman-teman membuat film terkait Dolly Saiki (Sekarang) dan Dolly Biyen (Dahulu)," jelasnya.
Sedangkan di lantai 1 eks Gedung Barbara, kata dia, akan digunakan untuk cafe atau rumah makan beserta display produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Sementara untuk produksi sandal, selanjutnya dapat memanfaatkan lantai 2. "Kalau jadi tempat wisata, produksinya (sandal) harusnya di atas. Yang bawah (Lantai 1) dibuat cafe sambil menampilkan produk-produknya, jadi nyambung. Nah, inikan yang harus diubah," kata Cak Eri panggilan lekatnya.
Oleh sebabnya, Cak Eri menekankan kepada jajarannya agar ketika merencanakan pengembangan sebuah kawasan itu tidak dilakukan secara parsial atau sepotong-sepotong.
Seperti misalnya pengembangan kawasan wisata di Dolly, maka harus dilakukan secara menyeluruh. "Jadi kalau merencanakan sesuatu harus menyeluruh. Misal satu kawasan Dolly. Makanya tadi saya minta teman-teman agar tidak berjalan sendiri-sendiri, harus bareng-bareng," pesan dia.
Cak Eri menargetkan, kawasan wisata Dolly dapat berubah total pada bulan Desember 2022. Pengembangan kawasan itu pun direncanakan pula menggunakan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD tahun 2022.
"Target saya bulan Desember ini kawasan Dolly sudah berubah. Dolly ini sebenarnya sudah ada perencanaan, kita ada beberapa gambaran perencanaan dibantu UK (Inggris), itu akan kita sinergikan dengan perencanaan pemkot," sebutnya.
Di waktu yang sama, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat menjelaskan, bahwa di tahun 2022 Wali Kota Eri Cahyadi menginginkan agar ada pengembangan kawasan Wisata Dolly. Terutama pengembangan atau penataan ulang eks Gedung Wisma Barbara.
"Jadi Pak Wali ingin ada rekonstruksi untuk kawasan ini, baik dari sisi parkir maupun kebangkitan ekonomi, termasuk sejarah Dolly. Kemudian ada working space, ada semacam untuk kegiatan anak-anak muda," kata Irvan.
Irvan menyebut, eks Wisma Barbara yang memiliki enam lantai tersebut akan kembali ditata ulang secara menyeluruh. Bahkan rencananya, di lantai 1 gedung tersebut, akan dilengkapi dengan cafe atau kuliner. "Kemudian lantai atas untuk produksi (sandal) dan working space," jelasnya.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya ini mengakui, dalam proses pengembangan kawasan Wisata Dolly, pihaknya tidak bekerja sendiri. Namun, pihaknya juga akan berkolaborasi dengan sejumlah PD terkait.
"Kita minggu depan akan konsep dengan PD terkait. Kemudian kita paparkan dan fix-kan termasuk anggarannya dengan dewan di PAK 2022, kebutuhannya berapa," terangnya.
Sementara itu, Camat Sawahan Kota Surabaya, Yunus menambahkan, bahwa perencanaan yang akan digarap pemkot di kawasan Dolly dilakukan secara menyeluruh. Artinya, seluruh objek yang ada di sepanjang Jalan Kupang Gunung Timur dikoneksikan dan dapat saling mendukung.
"Tadi beliau (Wali Kota Eri Cahyadi) sudah sampaikan, tahun ini sudah berubah. Jadi, satu spot satu dengan yang lain sepanjang Gang (Dolly) ini terkoneksi. Dan yang terpenting manfaatnya bisa nendang atau dirasakan masyarakat sekitar," kata Yunus.
Bahkan, pasca tinjauan yang dilakukan Wali Kota Eri Cahyadi, Yunus mengaku telah menginstruksikan jajarannya untuk mendata warga RW 6 dan RW 12 yang tinggal di sepanjang Gang Dolly.
Nantinya, warga di sana yang memiliki penghasilan di bawah Rp 2 juta, akan diberdayakan pemkot melalui program padat karya di kawasan Wisata Dolly.
"Sehingga nantinya perubahan di daerah ini warga tidak hanya menjadi penonton, tapi menjadi pelaku di kawasan wisata ini. Jadi konsep padat karya benar-benar bisa maksimal di kawasan eks lokalisasi Dolly ini," pungkasnya. (*)