KETIK, SURABAYA – Menyikapi kejadian bullying yang kerap kali terjadi di sekolah, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya rutin menggelar Satpol PP Goes To School dengan mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di Kota Surabaya.
Terbaru Satpol PP Surabaya mengunjungi SMP Barunawati pada Selasa 29 Oktober 2024.
Dengan mengusung tema "Perbedaan Bukan Alasan Untuk Penindasan" Satpol PP Surabaya memberikan edukasi terkait efek negatif dan bahaya kenakalan remaja di lingkungan sekolah.
Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Sumber Daya Satpol PP Kota Surabaya, Dwi Hargianto mengatakan kegiatan Satpol PP Goes To School ini merupakan langkah preventif untuk menekan angka kasus bullying di sekolah.
Kunjungan ke SMP Barunawati kali ini karena di sekolah ini terdapat kasus bullying. Oleh sebab itu melalui kegiatan Satpol PP Goes To School dapat menciptakan lingkungan sekolah Zero Bullying.
Satpol PP Surabaya saat memberikan edukasi terkait bullying di sekolah. (Foto: Humas Pemkot Surabaya)
"Setiap sekolah tentu memiliki permasalahan, Khusus di SMP Barunawati ini adalah bullying, kasus ada tapi tidak begitu banyak," jelas Dwi, Selasa 29 Oktober 2024.
Tidak hanya memberikan edukasi terkait bullying, tetapi Satpol PP Surabaya juga memberikan sosialisasi tentang kenakalan remaja yang saat ini tengah marak. Salah satunya dipicu oleh penggunaan gadget secara berlebihan.
"Dalam program Trantib Umum (Trantibum) juga ada gerakan anti mabuk, tawuran dan lainnya. Sehingga bahaya kenakalan remaja terus kita sosialisasikan," tambahnya.
Sementara itu, Kepala SMP Barunawati Marina Kurniasari mengapresiasi kegiatan Satpol PP Goes To School sebagai salah satu upaya preventif Pemkot Surabaya dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan bebas bullying.
Terkadang memang anak-anak suka hal-hal secara berlebihan, sehingga mereka tidak mengetahui jika tindakan tersebut termasuk dalam bullying.
"Kegiatan seperti ini membantu kami dalam memberi pembekalan pada siswa terkait pendidikan karakter," paparnya.
Selama ini SMP Barunawati juga melakukan langkah preventif dengan mengarahkan para siswa untuk melakukan kegiatan yang positif. Salah satunya dengan mempertanyakan ekstrakurikuler. Dengan ekstrakurikuler siswa akan terpancing untuk melakukan kerja sama daripada harus melakukan bullying.
"Kalau anak sudah disibukan dengan kegiatan positif yang sudah diarahkan. Alhasil rasa ingin membully temannya teralihkan dan berganti dengan keinginan untuk bekerja sama," pungkasnya.(*)