Pirim Setiarso Berhasil Ciptakan Elektroda dari Bahan Bekas

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Muhammad Faizin

20 September 2023 23:00 20 Sep 2023 23:00

Thumbnail Pirim Setiarso Berhasil Ciptakan Elektroda dari Bahan Bekas Watermark Ketik
Pirim Setiarso, Guru Besar Unesa yang berhasil membuat elektroda Referensi Ag/AgCL dari bahan bekas. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Inilah sosok Prof.Dr. Pirim Setiarso, M.Si., atau yang akrab disapa Pirim. Pria kelahiran Klaten 1960 ini merupakan dosen dan juga guru besar dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (Unesa). 

Pirim merupakan peneliti yang fokus pada bidang sensor elektrokimia yang memiliki banyak kegunaan untuk mendeteksi bahan organik maupun anorganik, bahkan sampai dengan virus penyakit. Dalam penelitiannya pria ini berhasil menciptakan Elektroda Referensi Ag/AgCL yang memiliki harga lebih murah, dan memiliki sensitivitas, akurasi, presisi dan range potensial yang lebih baik dibandingkan dengan buatan Jerman yang selama ini digunakan.

"Jadi dalam penelitian saya ini, saya berhasil membuat Elektroda Referensi Ag/AgCL dengan kualitas dan harga yang lebih murah dibanding buatan Jerman. Tentu ini menemuan yang dapat membantu pengembangan pendidikan," jelasnya Pirim saat ditemui media online nasional Ketik.co.id usai pengukuhan guru besar, Rabu (20/9/2023).

Elektroda Referensi Ag/AgCL hasil penemuan Pirim juga diklaim mudah dibuat, bahkan dengan menggunakan bahan-bahan bekas. Hal ini tentu sangat bermanfaat untuk pembelajaran para mahasiswa terutama di bidang kimia.

Foto Saat berfoto bersama keluarga usai pengukuhan guru besar. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)Saat berfoto bersama keluarga usai pengukuhan guru besar. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)

Elektroda Referensi Ag/AgCL terdiri dari kawat perak (Ag) yang dilapisi AgCl yang melekat anodisasi logam Ag dalam larutan KCl yang jenuh dengan AgCl.

"Jadi elektroda saya ini sangat murah nggak sampai jutaan, paling ini bikin habis Rp 500 ribu. Kalau kita beli diluaran sana bisa habis sampai Rp 150 juta per elektroda," tambahnya.

Untuk saat ini elektroda buatan Pirim memang belum dibuat secara massal untuk kebutuhan komersil. Sejauh ini elektroda buatannya baru digunakan untuk mendukung penelitiannya lain, yang nantinya akan dikembangkan untuk pembelajaran para mahasiswa. 

"Jadi nantinya melalui elektroda ini kita bisa mendeteksi banyak zat. Mulai dari narkoba, penyakit dan masih banyak lagi kegunaan yang bisa kita kembangkan nanti,"pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Pirim Setiarso Guru Besar Unesa Pendidikan Elektroda Referensi Ag/AgCL Kimia