Satpol PP Kota Malang Bertindak, Ciduk 2 Truk Dropping Pengemis dari Pasuruan

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Gumilang

22 Desember 2024 15:40 22 Des 2024 15:40

Thumbnail Satpol PP Kota Malang Bertindak, Ciduk 2 Truk Dropping Pengemis dari Pasuruan Watermark Ketik
Kasatpol PP Kota Malang Heru Mulyono. (Foto: Lutfia Indah/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Satpol PP Kota Malang bertindak mengatasi pengemis dan pengamen. Ini dibuktikan dengan menciduk dropping pengemis sebanyak 2 truk berasal dari Pasuruan di Jalan Semeru Kota Malang, Jumat 13 Desember 2024 malam hari. 

Kepala Satpol PP Kota Malang, Heru Mulyono menjelaskan penemuan tersebut terjadi saat ia meminta pasukannya untuk berkeliling sebelum pukul 23.00 WIB. Saat melihat peristiwa dropping pengemis, Satpol PP langsung mengejar truk dan meminta untuk membawa kembali para pengemis. 

"Sekarang tidak pagi atau subuh lagi, tai tengah malam. Truknya kami kejar dan suruh bawa kembali karena kalau tidak, kita akan laporkan ke polisi. Akhirnya mereka kembali," ujar Heru, ditulis Ketik.co.id, Minggu, 22 Desember 2024. 

Sejak peristiwa tersebut, Satpol PP Kota Malang meningkatkan pemantauan. Menurutnya setiap truk dengan penutup di bagian atas bak kontainernya patut diwaspadai. 

"Kita coba mitigasi, kalau ada truk masuk terus tutupnya di atas itu kelihatan dari luar gak ada muatannya, berati kan manusia, duduk. Kita wajib curiga, kita buntuti nanti," jelasnya. 

Pencegatan tersebut telah dilakukan hingga empat kali, khususnya pasca momen Pilkada 2024. Tren penindakan gelandangan, pengemis di Kota Malang selalu naik tiap tahunnya. 

"Pencegatan itu ada empat kali tapi gak berurutan harinya. Pasca Pilkada, yang terakhir Jumat malam kemarin kan mereka cari momen Sabtu malam minggu," katanya. 

Heru memastikan bahwa gelandangan dan pengemis yang ditemukan hampir 70 persen bukan merupakan warga Kota Malang. 

Berdasarkan regulasi, gelandangan dan pengemis dari luar Kota Malang hanya bisa dibina di shelter penampungan selama tiga hari. Setelah itu, mereka akan dikembalikan kepada Dinas Sosial masing-masing wilayah asal. 

"Masalahnya setelah diserahkan ke Dinsos masing-masing, mereka lepas dan kembali lagi. Di Exit Tol dulu sudah pernah kita evakuasi juga," tambahnya. 

Heru juga mengaku bahwa beberapa anak jalanan (anjal), gelandangan, dan pengemis berasal dari penampungan di daerah Sidomulyo, Kecamatan Sukun. 

"Tapi tidak seperti itu, hampir merata. Kalau ketahuan dari Kota Malang maka akan kita evaluasi dan kita bina. Di Muharto juga banyak. Terus sekarang marak angklung karena penjual angklungnya banyak," kata Heru. 

Kota Malang sendiri menjadi jujugan favorit para gelandangan dan pengemis sebab banyak pendatang. Tak hanya itu, jiwa sosial masyarakat pun dimanfaatkan untuk menarik uang recehan. 

"Ini lah memanfaatkan belas kasihan seseorang itu luar biasa. Pengemis itu kalau kita teliti, punya rumah bagus. Di perempatan Dieng ada bapak sepuh tiap pagi bawa kricikan. Kalau dibuntuti rumahnya di Kalisongo dan bagus. Dia punya truk, kebun jeruk," kata Heru. (*)

Tombol Google News

Tags:

Satpol PP Kota Malang pengemis Pengamen Kota Malang