KETIK, SURABAYA – Kepala Kantor UNICEF untuk Wilayah Jawa Tubagus Arie Rukmantara mengapresiasi capaian imunisasi tambahan Campak Rubella di Jawa Timur selama Bulan Imunisasi Anak Nasonal (BIAN) tahap II sebesar 2.282.949 anak.
Menurut Arie, imunisasi merupakan intervensi kesehatan yang paling sederhana dan efektif serta telah terbukti memberikan banyak manfaat kepada anak-anak. UNICEF menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya dan salut serta bangga atas keberhasilan Pemprov Jawa Timur dan masyarakat di 38 kabupaten-kota mengejar target BIAN.
"Ini capaian sangat penting, Jatim bekerja tanpa lelah, bersama-sama menjangkau semua anak, tanpa kecuali, agar Jatim bangkit dari pandemi dengan anak-anak yang lebih sehat,” ujar Arie dalam keterangan tertulis yang diterima Ketik.co.id, Rabu (14/9/2022).
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Prov Jatim Dr. Erwin Ashta Triyono menambahkan, keberhasilan mencapai angka cakupan lebih dari 97 persen dari jumlah sasaran anak usia 9 – 59 bulan ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak.
“Keberhasilan ini merupakan kontribusi Jawa Timur terhadap upaya eliminasi Campak Rubella pada tahun 2023 di seluruh dunia,” ungkap Erwin.
Di akhir periode BIAN, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berhasil mencapai target nasional. Meski demikian Kementerian Kesehatan tetap melakukan perpanjangan sampai dengan akhir September karena capaian imunisasi untuk tahap II ini baru mencapai 86,1 persen.
Arie mencapaikan di sisa waktu sampai dengan akhir bulan September ini penting untuk kita menuntaskan, sehingga tidak ada satu anak pun yang tertinggal.
“Dengan dukungan 2.438 mahasiswa Geliat Unair dan 1.150 Pramuka Saka Bakti Husada yang turun menjadi relawan menyukseskan BIAN, kami optimis Jatim bisa 100 persen di akhir masa perpanjangan ini,” pungkas Arie.
Keberhasilan Provinsi Jawa Timur merupakan upaya untuk menutup kesenjangan imunitas yang terjadi akibat tutupnya 80 persen layanan kesehatan selama Pandemi. Di Indonesia, berdasarkan data Kementerian Kesehatan 1.7 juta bayi tidak mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021. Situasi ini juga menjadi perhatian karena pada tahun 2021 kasus rubella meningkat di 25 Provinsi.
Bahkan berdasarkan data global yang di publikasikan oleh WHO dan UNICEF mengungkapkan penurunan yang terbesar pada vaksinasi anak-anak dalam waktu sekitar 30 tahun.
Secara global, vaksin menyelamatkan lebih dari lima nyawa setiap menit – mencegah hingga tiga juta kematian per tahun, menjadikan vaksin sebagai salah satu kemajuan paling signifikan dalam kesehatan dan pembangunan global.
Anak-anak yang divaksinasi tidak hanya lebih sehat – mereka berprestasi lebih baik di sekolah, menghasilkan manfaat ekonomi yang mempengaruhi seluruh masyarakat. (*)