TP2ID Kabupaten Blitar Tuai Penolakan, Wakil Ketua DPRD : Lebih Banyak Mudaratnya

Jurnalis: Favan Abu Ridho
Editor: Mustopa

16 Oktober 2023 13:29 16 Okt 2023 13:29

Thumbnail TP2ID Kabupaten Blitar Tuai Penolakan, Wakil Ketua DPRD : Lebih Banyak Mudaratnya Watermark Ketik
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Mujib, Senin (16/10/2023) (foto: Favan/ketik.co.id)

KETIK, BLITAR – Sejak awal dibentuk, keberadaan Tim Percepatan Pembangunan dan Inovasi Daerah (TP2ID) Kabupaten Blitar telah mendapat penolakan dari berbagai elemen masyarakat.

Puncaknya, akhir-akhir ini, tim besutan bupati itu babak belur dihantam kabar buruk yang berujung dengan masifnya seruan hak angket, Senin (16/10/2023)

Sejak dulu, sebagian besar fraksi di DPRD Kabupaten Blitar sudah berkali-kali meminta Bupati membubarkan tim tersebut. Namun sayangnya, Bupati Blitar Rini Syarifah atau Mak Rini tak bergeming dan tetap mempertahankan TP2ID sampai sekarang.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Mujib mengungkapkan bahwa sebelumnya Pemkab Blitar pernah menganggarkan Rp 200 juta untuk TP2ID, setelah perubahan APBD atau PAK, namun ditolak pihak legislatif.

"Kalau enggak salah tahun sebelumnya, pernah minta anggaran Rp 200 juta, setelah PAK. Itu langsung kami tolak, soalnya peruntukannya tidak jelas digunakan untuk apa. Sejak awal juga fraksi kami juga sudah enggak setuju ada TP2ID ini, tapi Bupati tetap bersikukuh," tegas Mujib saat ditemui di ruangannya.

Setelah melihat pemberitaan media akhir-akhir ini, Mujib secara pribadi menegaskan akan berjuang untuk menolak seluruh anggaran TP2ID untuk 2024. Dirinya menilai keberadaan TP2ID di Kabupaten Blitar lebih banyak membawa mudarat daripada manfaat.

"Saya dengar kabarnya, sampai intervensi ke OPD, itu enggak boleh. Selama ini kami tolak adanya TP2ID karena takutnya seperti ini, malah banyak mudarat timbang manfaatnya. Saya pribadi nanti akan tolak semua anggaran untuk TP2ID di 2024," ungkap Mujib.

"Kami di dewan itu enggak diam, sejak awal sudah kami tolak, itu memboroskan anggaran dan kami takutkan lebih banyak mudaratnya. Tapi dari dulu bupatinya enggak bergeming sama sekali," sambungnya.

Sebagai informasi, beberapa waktu terakhir, TP2ID diterpa berbagai kabar miring. Hal itu berawal dari salah satu kepala OPD mengaku diintervensi oleh tim besutan bupati tersebut. 

Isu itu pun terus berkembang, hingga sejumlah pejabat OPD lain memberikan pengakuan serupa. Kemudian, ada pula kabar dugaan nepotisme, lantaran ada sosok saudara kandung bupati yang menjabat sebagai penanggung jawab TP2ID.

Bahkan ada pula yang menyebut TP2ID adalah sarang oligarki yang memegang kendali pemerintahan Kabupaten Blitar. Di antaranya adanya dugaan TP2ID mengatur segala bentuk mutasi, anggaran, serta pengadaan barang dan jasa.

Sebelumnya, kepada tim media online nasional Ketik.co.id, Ketua TP2ID Kabupaten Blitar, Sigit Purnomo Hadi telah mengatakan bahwa pihaknya tak pernah memanggil dan menginstruksikan OPD, karena TP2ID tak punya wewenang. Ia juga menepis kabar bahwa TP2ID memboroskan anggaran.

"Gaji kami hanya Rp 750 ribu dan untuk ketua Rp 1 juta per bulan, tanpa fasilitas apapun, itu pun tidak diambil. Kami hanya menjalankan dawuh dari guru-guru kami,” terang Sigit.(*)

Tombol Google News

Tags:

Kabupaten Blitar TP2ID DPRD Mudharat