Unicef: Hati-Hati! Polio Bukan Hanya Melumpuhkan Anak, Namun Juga Melumpuhkan Ekonomi

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: M. Rifat

12 Januari 2024 06:40 12 Jan 2024 06:40

Thumbnail Unicef: Hati-Hati! Polio Bukan Hanya Melumpuhkan Anak, Namun Juga Melumpuhkan Ekonomi Watermark Ketik
Unicef Chief of Field Office Tubagus Arie Rukmantara. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI mendapatkan laporan ditemukannya tiga penyakit kasus lumpuh layu akut (Acute flaccid paralysis/AFP) yang disebabkan oleh Virus Polio Tipe Dua.

Dua kasus ditemukan di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Desember lalu sedangkan satu kasus lainnya ditemukan di Jawa Timur pada 4 Januari 2024.

Kasus lumpuh layu akut dialami oleh anak laki-laki berusia 1 tahun 11 bulan, berdomisili Jawa Timur, dan berinisial MAF.

Di Jawa Timur, Kabupaten Pamekasan dan Sumenep, ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Kemudian, virus Polio juga ditemukan pada sampel lingkungan di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Mengenai hal tersebut, Unicef Chief of Field Office Tubagus Arie Rukmantara mengungkapkan, Polio tidak boleh menyebarluas. Segala bentuk polio, di mana pun di dunia, merupakan ancaman bagi anak-anak di mana pun, di kelas sosial ekonomi apapun.

"Polio bukan hanya mengancam kesehatan, tapi kesejahteraan kita semua. Dampak negatifnya terlalu besar terhadap kemajuan anak Indonesia menuju 2045," tuturnya.

Maka dari itu, Arie mengajak menjangkau semua anak dengan imunisasi yang lengkap, dengan vaksin yang sudah terbukti aman dan trebukti sudah banyak menyelamatkan nyawa.

"Polio bukan hanya bisa melumpuhkan anak. Namun juga melumpuhkan ekonomi," jelasnya.

Menurutnya, kota dan kabupaten yang anak-anaknya menderita polio, akan mengalami banyak kehilangan. Kehilangan potensi paling optimal dari anak-anaknya yang akan menjadi sumber daya manusia yang andal.

Kehilangan kesempatan untuk investasi dan belanja daerah di bidang lain karena mengeluarkan banyak biaya perawatan dan penyembuhan penyakit.

"Pada akhirnya polio yang merebak luas akan menurunkan pendapatan dan kekayaan daerah," terang Arie.

Arie menambahkan posisi Indonesia saat ini adalah Upper Middle-Income Country (UMIC). Kota dan kabupaten di Jawa Timur banyak yang masuk peringkat atas wilayah yang pertumbuhan ekonominya tinggi.

Provinsi Jawa Timur berhasil mempertahankan predikat sebagai Provinsi Layak Anak (Provila) tahun 2023.

"Predikat Provila dari Kementerian PPPA RI diberikan lantaran Gubernur Khofifah Indar Parawansa dinilai berhasil mendorong semua kabupaten/kota di Jatim atau 100% telah masuk dalam pemeringkatan KLA," papar Arie.

Pada tahun 2023 ini peraih KLA di Jatim meliputi 3 kota dan 1 Kabupaten menduduki peringkat utama, 16 kabupaten/kota menduduki peringkat nindya, 18 kabupaten/kota menduduki peringkat madya. Dan tidak ada lagi yang berperingkat Pratama.

"Oleh karena itu, seluruh peran lapisan masyarakat sudah pasti akan mempengaruhi kesuksesan Sub-PIN Polio 2024. Sukses imunisasi polio ini sama dengan dengan Sukses Memberikan Hak ke Anak-anak Kita," pungkas Arie Rukmantara.(*)

Tombol Google News

Tags:

P2P Kementerian Kesehatan RI UNICEF Tubagus Arie Rukmantara Polio polio pada anak Polio Jatim