KETIK, PEMALANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pemalang, Jawa Tengah melakukan kegiatan Jumat Bersih bertajuk “Resik-resik Kali Srengseng” di belakang kompleks sekretariat daerah (Setda) pada Jumat, 16 Mei 2025.
Kegiatan Jumat Bersih tersebut merupakan salah satu langkah yang dilakukan guna mendukung visi misi Resik, Hijau, dan Apik (RHA) Bupati Pemalang, Anom Widiyantoro, dan Wakil Bupati Pemalang, Nurkholes.
Dalam kegiatan bersih-bersih sungai, para Kepala OPD di lingkungan Pemkab Pemalang turun langsung membersihkan sampah yang menumpuk di sepanjang aliran sungai di belakang kompleks pemerintahan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemkab Pemalang, Joko Ngatmo, menyampaikan bahwa aksi ini juga bertujuan mengantisipasi banjir di kompleks pemda, seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
“Kalau Kali Srengseng ini kan sudah dicanangkan, tiap tahun, jadi tidak mengulang lagi masa lalu banjir di lingkungan Pemda tidak terjadi lagi,” ungkap Joko.
Bupati Pemalang, Anom Widiyantoro, menyampaikan bahwa untuk mewujudkan misi tersebut, modal utama yang dibutuhkan adalah kebersamaan dan gotong royong, sebuah tradisi yang telah diwariskan oleh leluhur. Beliau mengharapkan agar nilai-nilai budaya luhur ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan.
“Sehingga apa yang menjadi kehidupan masa lalu dari nenek moyang, kita hadirkan lagi di keseharian, pekerjaan dan juga di dalam pemerintahan kita di Kabupaten Pemalang,” ujarnya.
Bupati Anom juga ingin misi RHA tersebut bisa merambah ke dunia pendidikan di Pemalang agar para siswa sudah diajarkan mengenai penggunaan pendidikan ekologi.
“Ini juga bisa kita tularkan untuk selalu resik, hijau dan apik. Jadi sekolah-sekolah ini malah yang paling penting adalah anak-anak SD, karena pendidikan, kemarin saya sebut sebagai pendidikan ekologi kalau tidak dimulai dari dini, kapan anak-anak ini akan bisa tertib buang sampah, kapan anak-anak ini peduli terhadap lingkungannya, terhadap penghijauannya, jadi banyak hal yang menjadi bisa dipelajari dari pendidikan ekologi,” pesannya.
“Sehingga hal-hal yang mestinya tertanam di anak-anak kita, Anak-anak generasi penerus kita bisa lebih dilaksanakan di kegiatan-kegiatan di luar kurikulum atau pendidikan. Mungkin itu yang terkait dengan lingkungan yang tadi resik, hijau, dan apik,” pungkasnya. (*)