KETIK, BATU – Kepala Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu, Suliono menyampaikan bahwa pariwisata keberlanjutan atau sustainable tourism menjadi dasar desa wisata tersebut meraih prestasi di kancah Asia Tenggara.
Diketahui, Desa Wisata Tulungrejo meraih prestasi sebagai Pemenang Responsible Tourism Award (RT Award) Southeast Asia 2025 kategori Nature Positive.
RT Award SEA 2025 diberikan oleh dua lembaga internasional yang dikenal dalam mempromosikan wisata. Yaitu International Centre for Responsible Tourism Southeast Asia (ICRT-SEA) dan Responsible Borneo (Reborn).
Kepala Desa Tulungrejo Suliono akan menerima penghargaan bergengsi tersebut di Lyceum of the Philippines University – Cavite, Filipina pada 18 Juni 2025 mendatang.
"Alhamdulillah, kita yang dulu itu Desa pariwisata terintegrasi sekarang kan sudah ditingkatkan menjadi Desa pariwisata yang berkelanjutan," katanya saat ditemui Ketik.co.id di kantornya, Kamis 12 Juni 2025.
Konsep sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang memerhatikan dampak terhadap lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi untuk masa kini dan masa depan, baik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan.
Menurut Suliono, desa wisata yang berkelanjutan bukan suatu prestasi yang hanya sekedar prestasi, tapi benar-benar mempunyai tanggung jawab baik itu SDM maupun SDA atau kelangsungan hidup bagi desa itu sendiri dan masyarakat.
"Otomatis dalam desa itu ada masyarakat, ada lembaga masyarakat, ada pemerintahan, ada adat, ada instansi terkait. Semua bersinergi untuk mewujudkan wisata berkelanjutan," jelasnya.
Suliono menegaskan, tentunya akan menjadi program pokok Desa Wisata Tulungrejo untuk mempertahankan keberlanjutan. Meskipun Desa yang berada di lereng Gunung Arjuna itu menjadi desa wisata modern atau desa wisata yang maju atau mandiri. Tetapi tetap mempertahankan kearifan lokal dan Budaya adat istiadat yang ada.
"Kemudian yang juga tidak kalah penting adalah mempertahankan alam agar tetap utuh dan kekeluargaan masyarakatnya tetap terjaga.Serta tidak mematikan atau membunuh usaha yang yang ada," urai Suliono.
Konsep desa wisata berkelanjutan adalah konsep tertingginya sebuah usaha yang ada di desa. Sehingga, Suliono menilai Desa harus menjadi naungan atau manajerialnya sebuah usaha yang ada di desa itu sendiri.
Menurutnya, desa wisata berkelanjutan adalah bentuk komitmen eksistensi kepada masyarakat. Dan hal tersebut terus ditingkatkan. Seperti SDM yang sudah sampai tentang kepahaman pariwisata harus ditingkatkan menjadi kepahaman kemanfaatan kemandirian.
"Kami memohon dukungan pemerintah desa, lembaga Desa, dinas terkait dan Wali Kota, Gubernur bahkan Presiden. Karena kami disini akan melahirkan sumber ekonomi baru. Sumber ekonomi baru ini otomatis di sini ada interaksi ekonomi baru, baik masyarakat pengusaha dan UMKM," ulasnya.
Sekadar informasi , Desa Wisata Tulungrejo memiliki lanskap alam yang indah dan udara yang sejuk. Desa yang berada di lereng Gunung Arjuna itu memiliki Petik Apel, Jeep Adventure, Pura Giri Arjuna, Coban Talun dan Taman Rekreasi Selecta yang merupakan sebuah potensi yang menjadi satu kesatuan.
Sebelumnya, Desa Tulungrejo meraih penghargaan sebagai Desa Terbaik I Nasional untuk Regional II dalam ajang Lomba Desa Berprestasi Nasional yang diadakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2024.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri, M. Tito Karnavian, kepada Kepala Desa Tulungrejo, Suliono, pada acara Temu Karya Nasional di Denpasar, Bali, pada 8 Oktober 2024.(*)