Komisi C DPRD Surabaya Panggil Manajemen Bus Trans Semanggi Buntut Ugal-ugalan di Jalan

20 Februari 2025 16:34 20 Feb 2025 16:34

Thumbnail Komisi C DPRD Surabaya Panggil Manajemen Bus Trans Semanggi Buntut Ugal-ugalan di Jalan Watermark Ketik
Potret Trans Semanggi yang sempat ugal-ugalan. (Foto: Dok. Josiah Michael)

KETIK, SURABAYA – Anggota Komisi C DPRD Surabaya Josiah Michael mendapati Bus Trans Semanggi rute Unesa-ITS ugal-ugalan pada Kamis, 20 Februari 2025 pagi.

Josiah menyampaikan bus tersebut tidak hanya melanggar aturan lalu lintas, tetapi juga membahayakan keselamatan penumpang dan pengguna jalan lainnya.

Ia bercerita kejadian bermula ketika bus Trans Semanggi berhenti di halte Jalam Adityawarman, tepatnya di depan Park & Ride.

Tanpa menyalakan lampu sein, bus tersebut tiba-tiba menyelonong ke kanan masuk ke lajur dua. Tak lama setelah lampu hijau menyala, bus langsung kembali memotong ke kiri dan memepet kendaraan lain.

"Tadi saya lihat sendiri, bus ini seenaknya saja di jalan. Dari lajur satu yang seharusnya untuk belok kiri, malah menyelonong lurus," ujar Josiah Michael.

Tak sampai di situ, ulah sopir bus ini semakin berbahaya saat di perempatan Jalan Kutai-Dipenogoro kendaraan tersebut menerobos lampu merah.

Melihat tindakan berbahaya tersebut, Josiah Michael langsung mengejar dan menegur sopir bus agar lebih berhati-hati dalam berkendara.

Saat ditegur, sopir bus berdalih bahwa lampu lalu lintas sudah hijau. Namun, Josiah Michael menegaskan bahwa cara berkendara seperti itu sangat membahayakan.

Foto Anggota Komisi C DPRD Surabaya Josiah Michael. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)Anggota Komisi C DPRD Surabaya Josiah Michael. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)

Josiah geram bahwa masalah ini bukan hanya soal kelalaian individu, tetapi juga menyangkut kinerja operator yang mengelola layanan bus tersebut.

"Kalau cara nyetir bus seperti ini, tentu membahayakan masyarakat Kota Surabaya. Harus dievaluasi ini!" tegas Josiah.

Ia juga mengingatkan bahwa sistem kerja bus Trans Semanggi dan Bus Suroboyo menggunakan skema buy the service, yang berarti pengemudi tidak perlu mengejar setoran seperti angkutan konvensional. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi pengemudi untuk ugal-ugalan di jalan.

"Kalau hanya satu atau dua pengemudi yang seperti ini, mungkin bisa dikategorikan sebagai oknum. Tapi kalau sudah banyak laporan dari masyarakat, berarti operatornya memang tidak becus," tambahnya.

Lebih lanjut, Josiah Michael memastikan bahwa pihaknya akan memanggil operator bus minggu depan untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Ia juga mengingatkan agar kejadian fatal seperti kecelakaan di Terminal Joyoboyo tidak terulang kembali.

"Kalau perlu, operatornya kita ganti!" tegasnya.

Menurutnya, keselamatan dan kenyamanan penumpang harus menjadi prioritas utama, bukan sekadar mengejar target operasional. (*)

Tombol Google News

Tags:

Bus Trans Semanggi Unesa-ITS Bus Trans Semanggi ugal-ugalan Surabaya Josiah Michael DPRD Surabaya Komisi C