KETIK, SURABAYA – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya berusaha terus membuat solusi dengan adanya sistem syarikah yang diberlakukan Pemerintah Arab Saudi pada ibadah haji 2025.
Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, Sugiyo mengatakan, saat ini pihaknya menemukan solusi dengan memberikan tanda kepada jemaah calon haji (JCH) yang terpisah dari kloternya karena sistem syarikah.
JCH yang terpisah karena tidak masuk syarikah akan diberikan surat dan lampiran, serta ada warna-warna khusus..
"Ada delapan warna. Sesuai masing-masing syarikahnya yang punya (ciri) khas warna yang akan ditampilkan di paspor, tas, dan tangannya (JCH). Itu solusi-solusinya," kata Sugiyo di Asrama Haji Surabaya pada Jumat 16 Mei 2025.
Lanjutnya, bagi JCH yang sudah terlanjur terpisah karena berbeda syarikah di Tanah Suci akan kembali disatukan.
Sugiyo menerangkan, sistem syarikah yang diberlakukan oleh Pemerintah Arab Saudi diakuinya menjadi masalah bagi Negara Republik Indonesia. Ia mengatakan, berdasarkan laporan PPIH di Arab Saudi, Embarkasi Surabaya ada calon haji yang terpisah karena adanya sistem syarikah.
"Tidak seperti yang kami bayangkan. Pada masa haji sebelumnya basisnya adalah kabupaten/kota. Sampai di sana ternyata basisnya adalah syarikah. Sehingga yang tidak ada di jadwal itu tidak merasa punya anggota yang datang, ini masalahnya," jelasnya.
Dengan perbedan sistem dari Indonesia dan Arab Saudi itu berimbas pada terpisahnya JCH, seperti suami, istri, pendamping haji lansia, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, Sugiyo mengimbau kepada JCH untuk bersabar dengan sistem syarikah yang diberlakukan oleh Pemerintah Arab Saudi. (*)