Bermimpi Jadi Fashion Desainer, Begini Cerita Eva dan Zalfa Ikut SMA Dual Track Kaltim

Jurnalis: Siti Fatimah
Editor: M. Rifat

29 Juli 2024 00:18 29 Jul 2024 00:18

Thumbnail Bermimpi Jadi Fashion Desainer, Begini Cerita Eva dan Zalfa Ikut SMA Dual Track Kaltim Watermark Ketik
Eva ketika mengerjakan proyek pemasangan atribut seragam SMAN 16 Samarinda (Foto: SMAN 16 Samarinda)

KETIK, SAMARINDA – Menjadi fashion desainer yang berhasil memamerkan karyanya di depan banyak orang adalah impian setiap desainer muda.

Stevani Julia Anyaq dan Zalfa Noor Azizah, salah satunya. Kedua siswi SMAN 16 Samarinda ini bercerita sejak duduk di bangku SMP sudah bermimpi menjadi perancang busana berbakat yang karyanya berhasil dipamerkan depan publik.

Bagaimana cerita mereka selama ikut program yang digagas Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur Ini?

Suka Fashion

Mereka menyukai fashion dan itulah yang menjadi alasan mengikuti program SMA Dual Track bidang tata busana di SMAN 16 Samarinda.

“Aku tertarik sama tata busana, suka banget sama fashion-fashion gitu,” kata gadis yang akrab disapa Eva itu, Sabtu (27/7/2024).

Sekitar 6 bulan lamanya, Eva dan Zalfah bergabung di program ini. Bersama trainer profesional yang didatangkan langsung dari dunia usaha, mereka belajar banyak hal tentang fashion.

“Kami tidak hanya diajari menjahit baju, tapi banyak,” imbuh siswi kelas 11 itu.

Ia mengatakan pembelajaran di program ini sangat seru dan menyenangkan. Di sana dia bisa belajar apapun tentang fashion, mulai dari menggambar pola, mengoperasikan mesin jahit, mengukur badan, menggunting kain, dan lain-lain.

Sebelumnya, Eva sudah hobi menggambar desain baju sendiri. Namun, gadis 16 tahun ini belum pernah mengeksekusikan gambar desainnya dalam bentuk pakaian. Dia juga belum mengerti cara mengoperasikan mesin jahit yang benar.

“Seru banget. Soalnya kan di sini aku jadi banyak belajar. Awalnya nggak tahu apa-apa soal mesin jahit, sekarang sudah tahu,” ungkap Eva, ketika ditanya pengalaman selama ikut pelatihan tata busana SMA Dual Track.

Begitu juga Zalfa. Awalnya dia belum bisa menjahit sama sekali. Ia mengikuti keterampilan tata busana karena ingin punya pengalaman menjahit dan bisa membuat baju.

Namun, setelah ikut program ini, dia mulai bisa menjahit dan mengerti cara mengoperasikan mesin jahit.

“Dulu belum bisa sama sekali. Tapi setelah ikut aku jadi bisa menjahit,” papar Zalfa.

Foto Eva, Zalfa, dan teman-teman keterampilan tata busana sedang belajar bersama trainer berpengalaman (Foto: SMAN 16 Samarinda)Eva, Zalfa, dan teman-teman keterampilan tata busana sedang belajar bersama trainer berpengalaman (Foto: SMAN 16 Samarinda)

Soal kesulitan, tentu saja mereka pernah mengalaminya. Eva misalnya, sempat kesulitan ketika menggambar pola. Sementara Zalfa, mengalami kesulitan memahami mesin jahitnya.

“Soalnya dari awal belum pernah pegang mesin jahit. Jadi masih bingung dan salah jahitnya,” papar Zalfa.

Dapat Penghasilan

Para peserta tata busana di SMAN 16 Samarinda sudah mendapatkan penghasilan sendiri dari proyek pemasangan atribut sekolah.

Sebanyak 350 pieces (pcs) baju, berhasil mereka kerjakan hanya dalam waktu dua hari dengan pendapatan Rp4 ribu per pcs.

“Mereka semangat sekali mengerjakan proyek ini. Karena mereka dibayar sesuai banyaknya baju yang mereka jahit,” papar Linda Novita Sari, Fasilitator Program Dual Track Kalimantan Timur di SMAN 16 Samarinda.

Eva antusias menyambut proyek pemasangan atribut ini. Ia bisa menyelesaikan 44 pcs baju yang akan dipasang atribut dan mengantongi sekitar Rp176 ribu.

“Dulu belum punya pendapatan, sekarang sudah punya. Apalagi kami didukung penuh dari sekolah, nggak ngeluarin modal sedikitpun,” terangnya.

Untuk lebih mematangkan kemampuannya, di rumah masing-masing Eva dan Zalfa belajar sendiri bagaimana menggambar pola, mencari inspirasi desain dan mengukur badan.

“Sekarang ini lagi proses mengerjakan projek baju adat Toraja sama teman-teman,” beber Zalfa.

Ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi mereka untuk mewujudkan mimpinya, yakni memamerkan hasil karyanya di depan banyak orang.

Sebab kabarnya, baju adat karya mereka akan dipajang pada perayaan Kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus mendatang.

“Seru sekali. Karena per Kelompok Usaha Siswa (KUS) itu berlomba-lomba bikin baju adat paling bagus. Itu tantangan yang seru banget,” tambahnya.

Dukungan Penuh

Seperti apa yang dikatakan Eva, mereka mendapatkan dukungan penuh dari pihak sekolah, orangtua maupun penyelenggara program.

Siswa-siswi tidak perlu mengeluarkan modal sepersenpun. Sebab segala peralatan dan kebutuhan mereka sudah mendapat fasilitas dari Program SMA Dual Track.

“Dulu anak-anak latihannya di tempatnya trainer. Kan trainer kami dari CV yang memang profesinya penjahit. Sekarang sudah ada bantuan, mengerjakannya di sekolah. Ada ruangan dan alat-alatnya sendiri,” papar Linda pada Ketik.co.id.

Foto Potret Zalfa sedang mengoperasikan mesin jahit (Foto: SMAN 16 Samarinda)Potret Zalfa sedang mengoperasikan mesin jahit (Foto: SMAN 16 Samarinda)

Bantuan tersebut ada mesin jahit 12 Buah, mesin obras, setrika lengkap dengan papan 10 buah, mesin neci 1 buah, mesin  potong 4 buah, patung manekin 10 buah.

Sebagai fasilitator, Linda juga mengungkap senang melihat progres anak didiknya saat ini. Meskipun ada tantangan besar yang harus dihadapi, yakni menjaga konsistensi para siswa, tapi pihaknya selalu kompak dan saling mendukung.

“Awal membangun DT ini luar biasa tertatih-tatih. Mencari siswa, membangkitkan motivasi dan semangat mereka. Tapi sekarang melihat mereka sudah bisa itu rasanya bahagia sekali,” ungkapnya.

Dengan adanya program ini, Eva dan Zalfa berharap bisa semakin mahir membuat busana dan bisa memamerkan hasil karyanya di depan publik. Serta, program ini menjadi wadah bagi teman-teman yang ingin belajar dan bermimpi menjadi fashion desainer seperti mereka.

Sebagai informasi, SMA Dual Track adalah program yang dirancang untuk memberikan pelatihan siswa-siswi SMA di Kalimantan Timur agar memiliki keterampilan wirausaha dan dunia kerja.

Terinspirasi dari Program SMA Double Track di Jawa Timur, program ini melatih para siswa di 21 sekolah 4 keterampilan, yakni tata rias, tata busana, multimedia dan tata boga. Sehingga nantinya bisa melahirkan generasi muda berbakat dan siap hadapi tantangan masa depan. (*)

Tombol Google News

Tags:

SMAN 16 Samarinda fashion desainer SMA Dual Track Kalimantan Timur Tata busana