Bulan Ramadan, Mengenal Lebih Dekat Masjid Cheng Ho Surabaya  

Jurnalis: Kuncoro S.
Editor: Rudi

24 Maret 2023 09:45 24 Mar 2023 09:45

Thumbnail Bulan Ramadan, Mengenal Lebih Dekat Masjid Cheng Ho Surabaya   Watermark Ketik
Takmir masjid Cheng Ho Ustaz Ahmad Hariyono Ong di samping prasasti. (Foto: Kuncoro S/Ketik co.id)

KETIK, SURABAYA – Masjid Cheng Ho di Jalan Gading No 2 Surabaya adalah tempat ibadah umat muslim warga Tionghoa yang sudah dikenal masyarakat Jawa Timur. Masjid ini dibangun di atas tanah seluas 3.070 meter persegi. Bangunan utama masjid tersebut hanya berukuran 11 x 9 meter persegi.

Awal Ramadan 1444 H ini masjid Cheng Ho dipadati jemaah yang berasal dari daerah sekitar. Mereka bisa bukber dan salat Maghrib berjamaah. Juga banyak jamaah yang melanjutkan salat Isya dan Tarawih di mesjid ini. Hari pertama Ramadan kemarin jemaah yang bukber di mesjid ini 500-600 orang. Foto Ustadz Hariyono di depan Masjid Cheng Ho. (Foto:Kuncoro S/Ketik.co.id)Ustadz Hariyono di depan Masjid Cheng Ho. (Foto:Kuncoro S/Ketik.co.id)

Dilihat dari depan arah kejahuan bentuk bangunan masjid Cheng Ho mirip kelenteng yang dipadukan seperti bangunan Pagoda. Mulai dari depan hingga masuk ke dalam masjid banyak menyimpan filosofi di dalamnya. Sebelum jamaah ke ruang utama masjid harus naik lima anak tangga . Jumlah ini mempresentasikan rukun Islam. Sedangkan 6 anak tangga lainnya merupakan jumlah Rukun Iman. 

Mengapa masjid Cheng Ho hanya dibangun berukran 11x 9 meter. Ceritanya angka 11 merujuk pada bangunan Kakbah di Makkah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim AS. Ukuran 9 meter diambil dari jumlah Wali Songo yang menyiarkan agama Islam di pulau Jawa. Masjid Cheng Ho bagian dalam hanya bisa menampung 200 jamaah, kata Takmir Masjid Ahmad Hariyono, SHI MEI kepada Ketik co.id kemarin (24/03/23)

Di bagian atas ada bangunan mirip pagoda. Di bagian ini ada relief naga dan singa yang bertuliskan huruf Arab. Tetenger pagoda tersebut diidentikkan dengan kubah sebagaimana bangunan masjid di Timur Tengah.

Masjid Cheng Ho hampir keseluruhan bangunannya didominasi warna merah bata, hijau, biru dan kuning. Perpaduan 4 warna ini memiliki filosofi yang mendalam. Artinya warna merah mempunyai filosofi : gairah, kegembiraan dan energi. Warna hijau : ketenangan, kesegaran dan kedamaian. Warna kuning: banyak memberi inspirasi dan mencerahkan. Dan warna biru: keharmonisan. Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa perpaduan 4 warna itu merupakan simbol kebahgian, kemasyuran, harapan, dan kemakmuran. Foto Relief armada kapal Laksamana Cheng Ho saat mengarungi Samudera Hindia. (Foto: Kuncoro S/ketik.co.id)Relief armada kapal Laksamana Cheng Ho saat mengarungi Samudera Hindia. (Foto: Kuncoro S/ketik.co.id)

Para wisatawan religi yang datang ke Masjid Cheng Ho bisa melihat relief armada kapal Cheng Ho ketika mengarungi Samudera Hindia. Di bagian anjungan kapal tersebut terlihat patung Laksamana Cheng Ho beserta anak buahnya. 

Masjid Cheng Ho arsitekturnya mirip masjid Tianjin, Beijing. Mengapa dinamakan Cheng Ho ? Nama ini diabadikan karena Muhammad Cheng Ho adalah muslim yang taat dan patuh pada agama Islam. 

Pintu masuk masjid didesain tanpa daun pintu. Hal ini melambang Masjid Cheng Ho terbuka bagi siapa saja alias untuk umum. Dan, seseorang masuk masjid harus meninggalkan hal-hal yang bersifat golongan. 

Sesepuh PITI Jawa Timur Dr (HC) H.M.Y Bambang Sujanto dalam suaatu pertemuan mengatakan, nama Masjid Cheng Ho boleh ada di mana saja, tapi jangan dibawa kemana-mana. Abah Bambang merupakan sesepuh di organisasi ini dan yang mewujudkan Masjid Cheng Ho sebagai tempat yang bagus dan nyaman seperti sekarang. 

Selain sebagai tempat ibadah yang representatif, Masjid Cheng Ho juga sebagai jujukan wisata religi. Sebab di kompleks masjid dipakai sebagai pengenalan budaya, pendidikan, dan seni arsitektur (*)

Tombol Google News

Tags:

Masjid Cheng Ho Surabaya ustaz hariyono