Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Prioritaskan Sekolah Korban Bencana dan Rusak Berat

Jurnalis: Fathur Roziq
Editor: Mustopa

29 Februari 2024 02:24 29 Feb 2024 02:24

Thumbnail Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Prioritaskan Sekolah Korban Bencana dan Rusak Berat Watermark Ketik
Puing-puing atap SDN Sumput yang ambrol setelah diterjang angin puting beliung pada Senin (26/2/2024). Sekolah itu akan diperbaiki. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

KETIK, SIDOARJO – Angin puting beliung memorak-porandakan sejumlah kawasan di Kota Sidoarjo pada Senin (25/2/2024). Sejumlah sekolah diterjang dan mengalami kerusakan.

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menyatakan, sekolah yang terkena bencana dan sekolah yang rusak berat menjadi prioritas Pemkab Sidoarjo. Anggarannya disiapkan.

Di wilayah Kecamatan Kota Sidoarjo saja, beberapa sekolah yang rusak akibat puting beliung. Di antaranya, SDN Sumput, SDN Cemengbakalan 2, SDN Sarirogo, dan SDN Suko 1.

”Sekarang masih didata. Kabupaten (Pemkab Sidoarjo) berusaha memberikan prioritas bagi kerusakan yang berat lebih dulu. Yang mendesak kita ajukan dengan BTT (belanja tidak terduga) dan sebagainya,” ungkap Gus Muhdlor, sapaan akrabnya usai mengikuti sidang paripurna di DPRD Sidoarjo pada Rabu (28/2/2024).

Menurut Gus Muhdlor, program revitalisasi dan renovasi sekolah yang rusak selalu disiapkan anggaran dalam APBD Sidoarjo setiap tahun. Realisasinya disusun berdasar tingkat kerusakan. Dari berat, sedang, maupun ringan, semuanya mendapatkan perhatian.

Tetapi, karena ada beberapa kejadian, seperti bencana alam, ada sekolah yang awalnya rusak ringan berubah menjadi rusak berat. Data-data sekolah yang masuk kriteria itu direkap. Artinya, masuk dalam kategori kondisi darurat.

”Dan, insyaallah yang masuk unsur kedaruratan dan mendesak kami eksekusi lewat BTT dan sebagainya,” tegasnya.

Pemkab Sidoarjo melihat perkembangan kondisi tanggap darurat akibat bencana alam. Misalnya, daerah-daerah lain umumnya  kondisi darurat sekitar 2 pekan. Untuk banjir akibat Avfour Buntung masa tanggap daruratnya diperpanjang, sesuai dengan kondisi.

Sebelumnya, Gus Muhdlor juga memerintahkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sidoarjo untuk segera mempersiapkan relokasi SMPN 2 Tanggulangin. Bertahun-tahun sekolah tersebut kebanjiran.

Halaman dan kelas sudah ditinggikan. Namun, saat air bah datang, banjir terus menggenangi sekolah itu sampai berhari-hari.

Perhatian juga datang dari Komisi D DPRD Sidoarjo. Pada  Rabu (28/2/2024), Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo Abdillah Nasih bersama anggotanya, Aditya Nindyatman dan Thoriqul Huda melakukan inspeksi ke SDN Sumput.

Saat didatangi, kondisi lantai II sekolah tersebut masih berantakan. Genting beterbangan, atap pun berlubang. Lantai juga masih kotor oleh puing-puing plafon yang ambruk. Tiga ruang kelas SDN Sumput di lantai II tidak dipakai, alias dibiarkan kosong.

”Kami minta kerusakan ini segera diperbaiki. Sebentar lagi bulan Ramadan. Sekolah-sekolah biasanya mengadakan pondok Ramadan,” kata Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo Abdillah Nasih setelah melihat langsung kondisi SDN Sumput.

Cak Nasih menambahkan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sidoarjo memiliki anggaran sekitar Rp 300 juta. Dana itu bisa digunakan sewaktu-waktu jika ada kejadian yang menimpa SDN Sumput.

”Di dinas saat ini anggarannya hanya Rp 300 juta. Itu untuk semua sekolah di Sidoarjo,” ucap Cak Nasih yang melakukan inspeksi anggota Komisi D DPRD Sidoarjo Aditya Nindyatman dan Thoriqul Huda.

Untuk itu, Komisi D DPRD Sidoarjo mengusulkan solusi jangka panjang sebagai antisipasi jika terjadi lagi bencana alam. Perlu ada anggaran on call. Artinya, anggaran itu bisa dipakai sewaktu-waktu setiap ada kejadian bencana seperti di SDN Sumput itu.

”Selain itu, ada anggaran pemeliharaan di dinas pendidikan untuk memperbaiki sekolah-sekolah rusak ringan, sedang, maupun rusak berat,” ucap legislator DPRD Sidoarjo dari PKB itu.

Kepala Sekolah SDN Sumput Sri Rahayu Wilujeng menjelaskan, akibat bencana alam itu, proses belajar-mengajar di sekolahnya dibagi menjadi tiga shift. Mulai pukul 07.00-09.00 WIB untuk kelas I dan II. Kemudian Kelas III dan IV serta kelas V dan VI.

”Karena ini kondisi darurat, setelah pembelajaran di kelas selesai, dilanjutkan di rumah masing-masing,” ungkapnya.

Sri Rahayu menambahkan, tiga ruang kelas yang rusak selama ini digunakan untuk enam rombongan belajar. Kelas II dan kelas IV. Jumlah siswa di SDN Sumput saat ini 457 anak. Dia berterima kasih atas perhatian Komisi D DPRD Sidoarjo itu.

Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo Heri Purwanto mengatakan, saat ini dilakukan penghitungan terhadap kerusakan, termasuk anggarannya.

Menurut rencana, plafon yang saat ini menggunakan gipsum akan diganti dengan GRC. Gipsum mudah ambrol bila terkena air. Sedangkan GRC lebih kuat dan tahan air.

”Saat ini kami masih hitung kebutuhan anggarannya,” tambah Heri. (*)

Tombol Google News

Tags:

sidoarjo DPRD Sidoarjo Bupati Sidoarjo Bupati Muhdlor Gus Muhdlor SDN Sumput Disdikbud Sidoarjo