Dipaido Emak-Emak, Gus Muhdlor Tertawa dan Hadiahkan Tiga Sepeda

Jurnalis: Fathur Roziq
Editor: M. Rifat

29 Juli 2023 02:10 29 Jul 2023 02:10

Thumbnail Dipaido Emak-Emak, Gus Muhdlor Tertawa dan Hadiahkan Tiga Sepeda Watermark Ketik
Gus Muhdlor membagikan tiga hadiah sepeda untuk para tukang paido terbaik dalam lomba yang diadakan spontan di Pendapa Delta Wibawa Jumat pagi (28/7/2023). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

KETIK, SIDOARJO – Ada suatu waktu ketika kritikan itu melahirkan bahagia. Makna kata-kata yang ”keras” menjadi irama dan nada nan indah. Juga mengundang gelak tawa. Ungkapan hati yang tulus dari rakyat kepada pemimpin tak ubahnya sebuah ungkapan cinta.

Hal itu terlihat saat ribuan ibu-ibu kader kesehatan dan kader posyandu hadir di Pendapa Delta Wibawa Jumat pagi (28/7/2023). Mereka baru saja menerima insentif dan honor senilai total Rp 2,26 miliar. Acara pembagian selesai.

”Ayo, saiki sampeyan tak kasih waktu 15 menit. Lomba maido bupati,” ungkap Bupati Ahmad Muhdlor.

Emak-emak itu terdiam. Saling toleh. Mungkin mereka bertanya dalam hati, ”Temenan ta Pak Bupati iki.”

Gus Muhdlor (sapaan Bupati Muhlor) pun melanjutkan kata-katanya. 

Sing rodok wani dan pedesssss, tak siapi hadiah 3 sepeda. Ayo tak kasih waktu 15 menit.”

Foto Emak-emak minta foto bersama dengan Gus Muhdlor. Salah satunya, Yeni, warga Jambuhan, Sidoarjo, yang sedang hamil 8 bulan (tiga dari kiri). Dia mengaku ngidam foto dengan bupati.  (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)Emak-emak foto bersama Gus Muhdlor. Salah satunya, Yeni, warga Jambuhan, Sidoarjo, yang sedang hamil 8 bulan (tiga dari kiri). Dia mengaku ngidam foto dengan bupati. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

Suasana kemudian riuh. Bisa dibayangkan apa yang kira-kira terjadi saat ribuan ibu-ibu berkumpul dalam satu tempat. Duduk nyaman lesehan. Makanan dan minuman siap di depan mata. Jutaan kata-kata dari ribuan pasang mata berhamburan. Suasana pendapa ramai bukan main.

Para emak-emak bergantian tampil heroik. Sebagian ibu-ibu yang semula terlihat cupu mendadak berubah jadi suhu. Lha, ini diberi waktu untuk maido (menyalahkan) malah dapat hadiah sepeda. Istimewa. Mereka pun unjuk skill dan kompetensi. Tak perlu latihan. Tanpa pemanasan.

Paaaak. Njenengan turun malih. Urusono soal pendidikan. Saya kemarin mumet sak mumet-mumete, Pak. Mikir zonasi (maksudnya sistem zonasi saat penerimaan peserta didik (PPDB) baru,” ungkap Bu Rihanah.

Kritikan senada diungkapkan Bu Puji dari Bluru Kidul.

”Pak, banyak yang pakai kenal-kenalan (saat PPDB). Yang gak kenal siap-siapa ya kalah. Putu kulo nggih ilang, Pak Bupati,” ungkapnya berkeluh kesah tentang sang cucu yang gagal masuk SMP negeri.

Paidoan demi paidoan kemudian melesat bak anak panah ke berbagai arah. Yang semula direncanakan hanya 15 menit bablas sampai 30 menitan. Topiknya macam-macam. Dari keluhan macet di Gedangan, pembagian BLT, hingga permintaan agar anak-anak muda diberi hiburan.

”Gus, acaranya jangan pengajian ae. Arek nom-noman (anak-anak muda) kan juga butuh hiburan. Ngundang band Ariel seperti kapan itu, lho,” ujar Bu Ayu dari Gedangan. Tawa hadirin pun meledak. Sebagian lalu angkat jempol tanda setuju.

Ada juga kritikan tentang kurangnya keterlibatan desa dalam penanganan stunting. Yang aktif hanya kader-kader posyandu dan tenaga kesehatan. Padahal, kalau semuanya aktif terlibat, pasti status stunting tidak naik turun lagi. Balita itu menjadi generasi masa depan Sidoarjo.

Satu paidoan lagi datang dari kader kesehatan di Lemah Purto, Sidoarjo. Namanya Bu Yani. Terang-terangan dia menagih janji kepada Gus Muhdlor.

”Dulu janjinya Pak Bupati setiap RT diberi sound system satu-satu. Sekarang mana janji itu?” ucapnya.

Ungkapan itu langsung dijawab ces pleng. To the point.

”Tanggal 1 (Agustus) Kecamatan Sidoarjo Sudah mulai terealisasi,” ungkap Gus Muhdlor.

Dia mengatakan, seorang pemimpin dilihat dari janjinya. Kalau ada pemimpin yang janji kemudian tidak terbukti ya jangan dipilih. Pemimpin yang tidak menepati janjinya bisa dihukum dengan tidak dipilih lagi.

”Tapi lek sound system netes nang RT RW yo ojok lali rek,” ungkapnya disambut tepuk tangan ibu-ibu. Dia berharap pertemuan dengan ribuan kader posyandu dan kader-kader kesehatan akan menjadi kebaikan bagi semuanya.

”Semua harus bersatu padu. Setuju….” katanya.

Hadirin kompak berseru, ”Setujuuuu.”

Lomba maido bupati selesai. Jago-jago maido pun akhirnya terpilih sebagai the best. Tiga orang dapat hadiah sepeda. Mereka semringah. Yang belum juara maido diberi bingkisan. Ditambah sangu untuk pulang. Semuanya senang. Mereka lalu berfoto bersama bupati dan pejabat lain dengan gembira. Bangga. (*)

Tombol Google News

Tags:

Gus Muhdlor Bupati Sidoarjo Dinkes Sidoarjo Kader Posyandu kesehatan anak Pemkab Sidoarjo Lomba Maido Bupati