KETIK, JAKARTA – Politik dalam negeri negara tetangga Indonesia yakni Filipina sedang panas. Jumat dini hari waktu setempat atau Sabtu, 23 November 2024, Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte secara terbuka mengatakan dia akan membunuh Presiden Filipina Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr dan istri.
Dilansir dari CNBC News, Sara Duterter menyebut ancaman yang dia paparkan tersebut bukan lelucon.
"Saya sudah bicara dengan seseorang. Saya bilang, kalau saya dibunuh, bunuh saja BBM (Marcos), (Ibu Negara) Liza Araneta, dan (Ketua DPR) Martin Romualdez. Saya tidak bergurau. Tidak bercanda," kata Duterte dalam konferensi pers.
"Saya bilang, jangan berhenti sampai kalian membunuh mereka, dan dia bilang oke," tambahnya.
Pernyataan menghebohkan ini sekaligus menjadi sinyal kuat perpecahan koalisi antara dua keluarga politik terbesar di Filipina yakni klan Duterte dan klan Marcos.
Seperti diketahui, Wapres Sara Duterte adalah anak mantan Presiden Filipina ke-16, Rodrigo Duterte (2016-2022).
Sementara Presiden Ferdinand "Bongbong" Romualdez Marcos Jr yang merupakan Presiden Filipina ke-16 saat ini adalah putra dari mantan Presiden Filipina ke-10 Ferdinand Marcos yang dikenal sebagai diktator dan berkuasa selama 20 tahun (1965-1986).
Pengamanan Presiden Marcos Diperketat
Menanggapi pernyataan Sara Duterte, Komando Keamanan Presiden Filipina meningkatkan dan memperketat protokol keamanan.
"Kami juga bekerja sama dengan lembaga penegak hukum untuk mendeteksi, mencegah, dan melindungi diri dari segala ancaman terhadap Presiden dan keluarganya," tulis pernyataan badan tersebut dilansir VOA.
Kepala Polisi Rommel Francisco Marbil mengatakan bahwa ia juga telah memerintahkan penyelidikan segera.
"Setiap ancaman, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap nyawa (Presiden) harus ditangani dengan tingkat urgensi tertinggi," ucapnya.
Sementara itu, Kantor Komunikasi Presiden mengatakan setiap ancaman terhadap nyawa Presiden harus selalu ditanggapi dengan serius.
Kantor Wapres Bungkam
Di lain sisi, Kantor Wapres tempat Duterte menjabat saat ini belum mengeluarkan pernyataan apapun. Mereka tidak menanggapi permintaan wawancara atas pernyataan Sara Duterte tersebut.
Diketahui, Sara Duterte yang merupakan putri mantan presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengundurkan diri dari kabinet Marcos pada Juni lalu. Tetapi dia sampai saat ini tetap menjabat sebagai wakil presiden.
Langkah tersebut membuat koalisi politik yang sebelumnya kokoh menjadi tumbang. Padahal koalisi tersebut membantu Duterte dan Marcos meraih kemenangan elektoral pada Pilpres Filipina 2022 dengan selisih yang lebar.
Penyebab Perselisihan Presiden dan Wapres Filipina
Sebelumnya, salah satu masalah yang membuat Sara Duterte meradang adalah karena Ketua DPR Filipina, Romualdez, yang juga sepupu Marcos, telah mengurangi anggaran kantor wakil presiden sampai hampir dua pertiga.
Ledakan amarah Duterte ini merupakan yang terbaru. Sebelumnya, tanda-tanda perseteruan di puncak politik Filipina juga sudah terlihat.
Pada Oktober, Sara juga pernah menyebut Presiden Marcos tidak kompeten dan bahkan mengaku pernah membayangkan memenggal kepala sang presiden.
Meski berkoalisi dalam Pilpres 2022, dua klan keluarga politik besar Filipina ini memang kerap berserebarangan dalam sejumlah isu. Di antaranya terkait kebijakan luar negeri dan perang mantan Presiden Rodrigo Duterte terhadap narkoba.
Filipina mencatat sejarah kelam terkait kekerasan politik. Termasuk pembunuhan Benigno Aquino, seorang senator yang keras menentang pemerintahan Marcos senior.
Ia dibunuh saat turun dari pesawat setelah kembali ke tanah air pada 1983 pascapengasingan politik. (*)