KETIK, SITUBONDO – SMA Negeri 1 Banyuputih Situbondo (Smansaba) kembali menunjukkan upaya peningkatan keterampilan siswa.
Melalui program Double Track jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR), sekolah yang memiliki julukan Smansaba ini menandatangani kontrak kerja sama dengan bengkel di sekitar sekolahan.
Bukan hanya satu, tahun ini ada tiga bengkel sekaligus yang menjadi mitra sekolah dan telah menandatangi MoU sejak akhir Agustus lalu.
Ketiga bengkel tersebut adalah Yudi Motor, Demy Motor dan Jaya Motor. Dua bengkel yang disebut di awal terletak di Dusun Curah Sawo, Desa Sidodadi, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi.
Sedangkan bengkel terakhir terletak di Desa Sumberkencono, Kecamatan Wongsorejo. Secara geografis, letak Smansaba memang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyuwangi.
“Pada dasarnya, kami mengupayakan peserta didik memiliki pengalaman langsung di lapangan. Mereka sudah menerima materi secara teoritis melalui pelatihan-pelatihan di sekolah sejak awal Maret lalu," ujar Irpan Hilmi, Kepala SMAN 1 Banyuputih.
Tim monitoring Smansaba mengunjungi bengkel tempat para siswa Double Track TKR praktek kerja (Foto: Smansaba for Ketik co.id)
"Di penghujung periode pelatihan, kami ingin para peserta ini terjun langsung ke bengkel untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya sekaligus menimba ilmu yang mungkin tidak mereka peroleh di ruang kelas,” tambahnya.
Kegiatan bertajuk “Magang Kerja Double Track 2024” ini mendapat respon positif dari orang tua peserta. Hal ini tercermin dari antusiasme mereka dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Mulai dari sosialisasi hingga pendampingan peserta di tempat magang.
“Tentu saja sebagai orang tua kami mendukung. Kami harap, ini menjadi bekal anak-anak kami setelah lulus sekolah nanti” ucap salah satu orang tua.
Berdasarkan pantauan tim monitoring dari sekolah, para peserta terlihat cukup lihai dalam melaksanakan tugas-tugasnya di tempat kerja. Demion Anderson, pemilik bengkel Demy Motor menyebut para peserta telah memiliki bekal keterampilan yang memadai.
“Alhamdulillah, di hari pertama anak-anak tidak menghadapi kendala yang berarti. Hanya saja, mereka perlu pembiasaan agar lebih luwes dalam menghadapi pelanggan. Saya rasa, di akhir masa magang nanti, mereka sudah terbiasa meng-handle permasalahan di bengkel,” katanya. (*)
