Gus Muhdlor Ajak Remaja Sidoarjo Kuatkan Generasi, Tidak Nikah Dini, dan Warnai Pembangunan

Jurnalis: Fathur Roziq
Editor: M. Rifat

15 November 2023 03:26 15 Nov 2023 03:26

Thumbnail Gus Muhdlor Ajak Remaja Sidoarjo Kuatkan Generasi, Tidak Nikah Dini, dan Warnai Pembangunan Watermark Ketik
Gus Muhdlor menggendong putranya saat penyerahan medali juara sepak bola putra dan putri Porprov Jatim VIII di GOR Delta bersama Forkopimda pada September 2023. Kaum muda Sidoarjo diajak untuk menjadi generasi yang kuat dan mampu mewarnai pembangunan. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

KETIK, SIDOARJO – Akan bagaimanakah penduduk Kabupaten Sidoarjo pada dasawarsa 2040-an? Masa itu merupakan puncak bonus demografi Indonesia. Sebagian besar penduduk berusia produktif. Bupati Ahmad Muhdlor Ali mengajak remaja-remaja Sidoarjo untuk ikut mempersiapkan generasi emas. Bersama-sama mencegah dan mengatasi stunting.

Masalah stunting bukanlah soal kaya atau miskin saja. Pola hidup orang tua dan pola asuh anak juga bisa menjadi pemicu. Karena itu, Gus Muhdlor (sapaan Bupati Ahmad Muhdlor) kaum muda Sidoarjo untuk terlibat aktif mencegah stunting.

Ajakan itu disampaikan saat talkshow peringatan Hari Kesehatan Nasional Ke-59 pada 2023 di Pendapa Delta Wibawa pada Selasa (14/11/2023). Sekitar 600 remaja ikut talkshow bertema Remaja Glowing Bebas Stunting tersebut. Mereka adalah kader kesehatan remaja di SMA dan SMK.

”Kabupaten yang kuat juga didorong oleh pemuda yang kuat. Dan, pemuda yang kuat ditentukan oleh pola hidupnya,” ucap alumnus FISIP Unair tersebut.

Gus Muhdlor menyebutkan, saat ini, jumlah penduduk Indonesia sudah lebih dari 2 juta jiwa. Sekitar 72 persen atau kira-kira 1,4 juta jiwa merupakan usia produktif. Sebagian besar malah masih remaja atau kaum muda.

Saat Indonesia mengalami puncak bonus demografi pada 2045  mendatang, lanjut Gus Muhdlor, Kabupaten Sidoarjo akan semakin maju dengan memiliki generasi muda yang berkualitas. Anak-anak muda yang bebas dari gizi buruk.

Sebaliknya, tegas Gus Muhdlor, akan terjadi bencana jika bonus demografi itu diisi oleh anak muda yang tidak berkualitas. Misalnya, anak-anak yang mengalami stunting, lebih-lebih gizi buruk.

”Gizi buruk itu tidak ditentukan oleh kaya atau miskin, tetapi juga oleh pola hidup,” tegas mahasiswa magister studi Hukum Pembangunan Pasca Sarjana Universitas Airlangga (Unair) tersebut.

Gus Muhdlor menambahkan, banyak remaja putri yang mengalami anemia atau kurang darah. Salah satu penyebabnya ialah kebiasaan jelek tidak makan pagi sebelum beraktivitas.

Selain itu, baik remaja putra maupun putri tidak suka makan sayuran dan buah-buahan. Sekitar 33 persen pemuda-pemudi juga tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup.

”Padahal, mereka gemar mengonsumsi gula, garam, dan lemak secara berlebihan,” tambah Gus Muhdlor.

Adakah sebab lain yang memicu stunting? Ada.

Gus Muhdlor mengingatkan para generasi milenial agar tidak buru-buru kawin. Jangan menikah dini. Sebab, pernikahan dini juga rawan menjadi penyebab terjadinya stunting pada balita.

Pernikahan perlu persiapan matang. Kondisi pasangan muda yang tidak siap menikah akan berdampak buruk pada kondisi calon ibu dan anak mereka.

Gus Muhdlor mengingatkan, kematian ibu dan bayi ini harus dicegah. Caranya, calon pasangan perlu cukup pemenuhan gizinya. Perawatan balita harus mendapat perhatian penuh.

”Jangan tergesa-gesa menikah. Persiapkan dulu pernikahan dengan matang agar angka stunting dapat kita tekan,” tutur Gus Muhdlor

Permasalahan stunting ini, lanjut Gus Muhdlor, harus dituntaskan bersama. Semua pihak bahu-membahu. Salah satunya, memberikan edukasi untuk pencegahan stunting kepada generasi muda. Keterlibatan generasi muda dalam mencegah stunting sangat diperlukan.

Pelibatan kaum milenial dalam pencegahan stunting saat ini sudah mengarah pada upaya promotif. Tujuannya, dalam beberapa tahun ke depan, mereka menjadi generasi yang tidak hanya sehat, tetapi juga mampu melahirkan generasi yang jauh lebih gemilang

”Isilah hari-harimu dengan hal-hal yang positif. Sibukkan dirimu dengan kegiatan yang postif sehingga tidak ada waktu lagi melakukan hal-hal negatif,” pesan Gus Muhdlor.

Gus Muhdlor mendorong generasi muda Sidoarjo untuk tetap aktif bergerak. Berani mewarnai pembangunan. Memberikan sumbangsih kepada Kabupaten Sidoarjo. ”Peran dan dukungan generasi muda ini sangat dibutuhkan sebagai penguat pembangunan,” tegas Gus Muhdlor. (*)

Tombol Google News

Tags:

Gus Muhdlor Bupati Ahmad Muhdlor Stunting Pencegahan Stunting generasi muda Generasi Milenial Bupati Sidoarjo sidoarjo