Hari Preeklampsia Sedunia, Khofifah Imbau Ibu Hamil Rajin Periksa Kandungan

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Marno

22 Mei 2023 12:21 22 Mei 2023 12:21

Thumbnail Hari Preeklampsia Sedunia, Khofifah Imbau Ibu Hamil Rajin Periksa Kandungan Watermark Ketik
Gubernur Khofifah, Senin (22/5/2023). (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau setiap ibu hamil untuk waspada dan tetap menjaga kesehatan tubuh agar tidak terjadi preeklampsia dan komplikasi dengan rajin melakukan screening. Ia menegaskan bahwa pemeriksaan dan screning wajib dilakukan terutama bagi ibu hamil risiko tinggi.

Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi pada ibu hamil. Kondisi ini biasanya terjadi ketika usia kehamilan mencapai 20 minggu.

Untuk meningkatkan kesadaran tentang preeklamsia dan tanda-tanda bahayanya yang mengancam jiwa, setiap 22 Mei diperingati Hari Preeklampsia Sedunia.

“Ibu hamil harus rajin dan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala pada bidan maupun puskesmas terdekat. Sebab dengan pemeriksaan rutin, maka potensi bahaya preeklampsia bisa dihindari,” katanya di Gedung Negara Grahadi pada Hari Prekelampsia Sedunia hari ini, Senin (22/4/2023). 

Gubernur Khofifah mengaja para Ibu Hamil melakukan deteksi dini kehamilannya di pusat layanan kesehatan setempat. Ini berfungsi untuk mengetahui berapa besar potensi terjadinya preeklampsia. 

Khofifah menyebut bahwa kematian ibu masih menjadi masalah di beberapa daerah di Jatim. Ia menegaskan kembali, bahwa dalam upaya penyelesaian AKI khususnya karena faktor preeklampsia bisa diselesaikan dengan meningkatkan mutu layanan, meningkatkan kolaborasi antar puskesmas, RS, dinkes, perawat dan Obgyn.

"Jadi kemudahan akses layanan kesehatan ini harus lebih mudah. Kolaborasi itu bisa mendukung lebih intensif, RS, puskesmas, ibu, obgyn dan perawat diedukasi. Rujukan selama ini ibu hamil kesulitan bagaimana mencari tempat RS, dengan ini RS lebih cepat, respon lebih cepat, pelayanan lebih baik agar ibu tertolong," jelasnya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Timur, Jumlah Kematian Ibu di Jawa Timur pada tahun 2022 sebanyak 499 kasus. Angka ini jauh lebih rendah dibanding tahun 2021 sebesar 1.279 kasus.

Dengan jumlah kematian ibu sebanyak 499 kasus di tahun 2022 ini, maka Pemprov Jatim berhasil mencatatkan jumlah kematian ibu terendah sepanjang 7 tahun terakhir. Di tahun 2016 jumlah kematian ibu di Jatim mencapai angka 534 kasus. Tahun 2017 turun menjadi 529 kasus.

Kemudian di tahun 2018 kembali turun menjadi 522 kasus. Begitu pula di tahun 2019 berhasil turun menjadi 520 kasus. Sedangkan di tahun 2020, jumlah kematian ibu tercatat sebanyak 565 kasus. Dan di tahun 2021 lalu sebanyak 1.279 kasus.

"Seluruh upaya yang memungkinkan peningkatan kualitas layanan kesehatan bagi Ibu hamil akan kami prioritaskan. Karena sekali lagi, pre eklampsia adalah permasalahan yang harus segera dituntaskan," pungkas Khofifah.(*)

Tombol Google News

Tags:

Hari Preeklampsia Sedunia ibu hamil kesehatan Dinas Kesehatan Khofifah