KETIK, SURABAYA – Surabaya Fashion Parade (SFP) 2022 resmi dibuka pada Kamis 6 Oktober 2022 yang bertemakan Syncronize, beberapa desainer top melenggang mempamerkan mahakarya terbaiknya di Convention Hall Lantai 6 Tunjungan Plaza 3 Surabaya.
Surabaya Fashion Parade kali ini diselenggarakan pada 6 hingga 9 Oktober 2022, berbeda dari tahun sebelumnya karena panggung lebih besar dan hasil karya yang dipamerkan benar-benar unik juga elegan.
Bagi pengunjung yang tertarik dapat langsung melihat beragam mahakarya desainer yang diperagakan langsung oleh model profesional.
4 tema Surabaya Fashion Parade berbeda setiap harinya yaitu Incubator Show, Moeslem, Evening Gown dan Urban Wear.
Founder Surabaya Fashion Parade Dian Apriliana Dewi mengatakan, dengan adanya SFP 2022 pihaknya ingin mengajak para pelaku industri fashion terus berkarya.
"Berkarya tidak boleh stop, tetap berkarya dikondisi apapun,” katanya.
Dian bercerita bahwa tidak mudah konsisten menyelenggarakan fashion show di beberapa tahun ini karena adanya pandemi, sehingga para penggiat fashion kurang berekspresi dalam berkarya.
"Dalam kondisi pandemi tahun- tahun terakhir memang tidak gampang. Namanya berkarya tidak boleh stop, harus disalurkan diberi fasilitas dan jalan. Kreatifitas desainer ini dalam pandemi tetap bekerja dan berkarya,” tuturnya saat membuka acara.
Tema Surabaya Fashion Parade 2022 adalah Syncronize ini adalah kembali menata kehidupan sebelum dan sesudah pandemi menggambarkan sebuah sinkronisasi mulai dari warna, era, tren dan motif hal tersebut semakin menguatkan setiap maha karya desainer.
11 desainer mempamerkan hasil karyanya salah satunya yang paling menarik adalah Namira Eco Print karena mahakarya tersebut dihasilkan dari warna-warna alam.
Owner Namira Eco Print Yayuk Eko Agustin mengungkap semua karyanya dari alam maka dari itu tidak mudah membuatnya.
"Kalau alam tidak bisa instan, jadi agak sulit. Semua dari alam. warna dari secang, daun mangga hijaunya cantik. semua daun, bahkan rumput bisa jadi warna. Ini ada jadi juga, daun yang tidak pernah ingkar janji pasti keluar warnanya. Hijau dari daun pisang,” kata Yayuk saat sesi konferensi pers sebelum acara.
Mahakarya Namira Eco Print. (Foto: Maria/Ketik)
Desainer lainnya yang tak kalah menarik, selalu mengangkat warna-warna terang seperti neon dan pink fanta, Desainer tersebut adalah Regita Oktara.
Di Surabaya Fashion Parade kali iki, Regita mengambil tema Now and Then dimana semua mahakaryanya berwarna neon.
Regita mempamerkan sejumlah 15 busana berbahan semi wolf yang dipadukan dengan bahan denim.
"Kenapa pilih bahan wolf, karena bahan tersebut merupakan jenis kain paling awet. Dulu banyak digunakan oleh para pekerja saking awetnya," kata desainer berusia 41 tahun ini.
Yang sangat unik dari rancangan Regita adalah busana tersebut terdari dari empat piece sehingga bisa dipadu-padankan dalam segala acara.
"Ini terdiri dari atasan dan bawahan, tapi ini empat piece jadi bisa dibuat casual ataupun formal. Seperti roknya kalau mau formal tinggal digunakan bawahnya, tapi kalau ingin casual bisa dilepas," imbuhnya.
Regita melihat bahwa baju yang bisa dipadu-padankan ini untuk mempermudah pemakainya berganti style sesuai dengan keadaan dan kebutuhan.
Surabaya Fashion Parade 2022 untuk kali ini lebih memperhatikan filosofi zero waste ini adalah sebuah upaya untuk tetap menjaga alam dan lingkungan dari limbah fashion. (*)