Kepala BKKBN Jabar Ingatkan Pentingnya Pengasuhan Anak untuk Cegah Stunting

Jurnalis: Sungkara Anwar
Editor: Akhmad Sugriwa

21 November 2023 10:55 21 Nov 2023 10:55

Thumbnail Kepala BKKBN Jabar Ingatkan Pentingnya Pengasuhan Anak untuk Cegah Stunting Watermark Ketik
Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Fazar Supriadi Sentosa saat Kampanye Percepatan Penurunan Stunting, di Gedung Serba Guna Kusuma, Kavling Bulak Perwira, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Minggu, (19/11/2023).(Foto: BKKBN Jabar)

KETIK, BEKASI – Kampanye Percepatan Penurunan Stunting terus bergulir di sejumlah titik di Jawa Barat. Salah satunya di Gedung Serba Guna Kusuma, Kavling Bulak Perwira, Bekasi Utara, Kota Bekasi pada Senin, (20/11/2023).

Kampanye di Bekasi menghadirkan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Fazar Supriadi Sentosa dan Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Wenny Haryanto. Pada saat bersamaan, acara serupa bergulir di Kabupaten Tasikmalaya yang menghadirkan anggota Komisi IX DPR RI Nurhayati Effendi dan Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN Ahmad Taufik.

Dalam paparannya, Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Fazar Supriadi Sentosa menjelaskan penyebab bayi gagal tumbuh atau stunting. Salah satu pemicunya akibat pola asuh yang salah. Dalam banyak kasus, orang tua sering menitipkan bayinya kepada orang lain akibat kesibukan kerja ibu dan bapaknya. Dalam situasi tersebut, banyak di antara pengasuh kurang memperhatikan asupan makanan yang diberikan kepada bayi.

Kondisi tersebut diperburuk dengan buruknya sanitasi lingkungan. Kepala BKKBN Jabar menegaskan, faktor lingkungan sangat berkaitan dengan tumbuh kembang bayi. Lingkungan buruk memicu terhambatnya tumbuh kembang bayi. Tak hanya itu, imbuh Fazar, perkawinan usia muda dan terlalu dekatnya jarak kelahiran turut menjadi pemicu timbulnya risiko stunting.

“Akibatnya, bayi yang dilahirkan terindikasi stunting karena tidak sesuai yang diharapkan. Indikasinya, panjang bayi kurang dari 47 centimeter dan berat badan bayi kurang dari 2,5 kilogram. Serta lingkar kepala bayi kurang dari 31,5 centimeter,” papar Fazar.

Karena itu untuk memperoleh tubuh sehat dan perkembangan otak bayi optimal, selama masa menyusui sang ibu harus selalu mengonsumsi makanan bergizi. Seperti seringnya makan ikan laut, sayuran, daging, dan telur.

“Intinya, selama masa menyusui bayi, si Ibu harus benar-benar memberikan ASI selama dua tahun. Juga rajin mendatangi Posyandu dan juga rutin meminum obat penambah darah,” jelas Fazar.

Ungkapan senada juga datang dari anggota Komisi IX DPR RI Wenny Haryanto. Politikus Partai Golkar ini mengimbau ibu hamil selalu mengonsumsi makanan bergizi sejak masa hamil dan melahirkan hingga anak berusia dua tahun atau 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

“Setelah bayi berusia 2 tahun baru boleh diberikan makanan tambahan, dengan catatan selalu harus makanan yang bergizi,” kata Wenny.

Yang lebih penting, lanjut Wenny, perawatan bayi setelah berusia dua tahun dan menjalani perilaku hidup sehat. Dengan begitu, anak terhindar dari virus dan bakteri yang mengakibatkan anak terserang infeksi. Tidak kalah pentingnya adanya menghindari asap rokok.

“Bila hal tersebut selalu dilakukan para ibu, insyaallah anak akan terbebas dari gagal tumbuh atau stunting,” pesan Wenny. (*)

Tombol Google News

Tags:

stuntig BKKBN BKKBN Jabar