Kisah Yuli, Pakai Pinjaman Pribadi Demi Benahi Kampung Putih

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa

16 Agustus 2023 11:03 16 Agt 2023 11:03

Thumbnail Kisah Yuli, Pakai Pinjaman Pribadi Demi Benahi Kampung Putih Watermark Ketik
Yuli, Ketua RT 7 Kampung Putih saat ditemui di kediamannya (foto: Lutfia/ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Kondisi RT 7 Kampung Putih, Kota Malang yang kumuh dan tak terawat, sempat menjadi olok-olokan warga sekitar. Yuli selaku Ketua RT 7 berhasil mengubah wajah kampung dengan nekat mengambil pinjaman pribadi.

"Dulu di RT 7 sini kumuh, kotor banget, kalau ada peninjauan tidak pernah masuk sini, paling sampai RT 6. Di situ saya punya inisiatif, surat nikah saya masukkan ke BRI untuk jadi jaminan. Saya dapat Rp 5 juta untuk pembangunan kampung ini supaya bersih. Itu pakai uang saya sendiri, honor Ketua RT saya khususkan untuk bayar pinjaman," terangnya saat ditemui di Kampung Putih pada Rabu (16/8/2023).

Uang tersebut ia gunakan untuk membuat jalan yang dapat dilewati oleh kendaraan. Bahkan Yuli bersama warga lain berhasil membuat sebuah gapura masuk ke taman yang berada di ujung wilayah RT 7.

"Dulu di bawah jembatan itu dibuat jalan kaki tidak bisa, sekarang sepeda motor bisa masuk. Kita cor jalan sebagai permulaan. Dulu juga ada gapura butuh Rp 3,6 juta, tambah sama kamar mandi perlu Rp 5,8 juta. Uang dari mana sedangkan kas RT tidak ada," tambahnya.

Foto Bekas Taman Daya' yang kini telah hilang akibat banjir (foto: Lutfia/ketik.co.id)Bekas Taman Daya' yang kini telah hilang akibat banjir (foto: Lutfia/ketik.co.id)

Taman tersebut ia beri nama Taman Daya' sebagai ujung dari penghinaan yang selama ini dilontarkan masyarakat terhadap warga di RT 7. Berkat bantuan dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPKM), Taman Daya' berhasil terbangun untuk menghilangkan stigma negatif atas wilayah tersebut.

Belum lunas bagi Yuli membayar pinjaman bank, mulai dari taman dan segala fasilitas yang ia benahi harus diluluh lantakkan oleh banjir pada tahun 2021 silam. 

"Masih ada tiga angsuran di bank untuk kampung ini. Padahal sekarang semuanya sudah hilang terkena banjir. Tidak ada bantuan, saat longsor juga saya ajukan untuk perbaikan kamar mandi, tapi tidak bisa," tambahnya.

Yuli tidak pantang menyerah, ia pun mendapatkan yayasan yang bersedia membantu membenahi fasilitas kamar mandi umum yang rusak. Perlu diketahui masih banyak warga di Kampung Putih yang harus menggunakan kamar mandi umum untuk mandi dan buang air.

"Saya cari bantuan ke yayasan, kebetulan dapat bantuan dari Masjid Ahmad Yani Rp 1 juta, dari gereja juga membantu. Kalau tidak begitu tidak terurus. Kamar mandi posisinya sudah miring kalau tidak segera dibenahi ya ambrol," lanjutnya.

Tambahnya, meskipun banyak warga yang telah memiliki kamar mandi di rumah masing-masing, namun kamar mandi umum tetap digunakan. Hal tersebut untuk menghemat pengeluaran air di tiap rumah tangga. 

"Banyak yang punya kamar mandi, tapi kalau pakai kamar mandi sendiri kan harus bayar PDAM. Supaya lebih irit, ya ke kamar mandi umum. Di sana pakai sumber air dari gua, kan ada. Itu dapat dana dari LPMK, perawatannya ya swadaya masyarakat," jelas Yuli.

Yuli berharap Pemerintah Kota Malang lebih dapat memperhatikan kesejahteraan masyarakat di Kampung Putih. Terlebih mayoritas pekerjaan warga ialah sebagai buruh dan juga kuli bangunan yang jauh dari kata sejahtera.

"Semoga pemerintah memperhatikan, karena di kampung ini tidak ada orang kaya. Rumah bukan milik sendiri tapi numpang tanah. Punya hak bangunan tapi tidak punya hak tanah. Kebanyakan orang-orang kerjanya kalau perempuan jadi buruh, yang laki-laki jadi kuli. Tidak ada yang kerja di kantor," serunya.(*)

Tombol Google News

Tags:

HUT KE-78 RI Hari Kemerdekaan Kampung Putih Kota Malang Potret Kemiskinan