KETIK, SIDOARJO – Gubernur Khofifah kembali menyalurkan sebanyak 102 ribu ton untuk 3,4 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Jawa Timur.
Program ini merupakan Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah Tahap II yang disalurkan pada September sampai November 2023.
Setiap keluarga nantinya akan menerima bantuan sejumlah 10 kg beras selama 3 bulan. Melalui program bantuan ini akan menjadi penetrasi terhadap naiknya harga beras di pasar, dan di satu sisi naiknya Gabah Kering Giling (GKG) dan Gabah Kering Panen (GKP) bisa memberikan manfaat bagi para petani.
"Kita berharap bantuan pangan berupa beras bagi 3,4 juta KPM ini akan menjadi bantalan sosial masyarakat. Dan sekaligus bisa memberikan penetrasi harga di pasar," jelas Khofifah saat ditemui di Gudang Bulog Banjarkemantren, Buduran, Sidoarjo, Rabu (13/9/2023).
Khofifah menambahkan, saat ini ada sebanyak 68,69 ton beras yang didistribusikan kepada masyarakat.
Gubernur Khofifah saat melepas bantuan beras bagi KPM, Rabu (13/9/2023). (Foto: Humas Pemprov Jatim)
Dengan rincian, Kabupaten Gresik 8,7 ton dan 59,99 ton beras ke Kecamatan Modung Kabupaten Bangkalan. Ini merupakan upaya Pemprov Jatim untuk mengontrol harga beras yang naik di pasaran.
"Memang harga GKP dan GKG sampai di penggilingan diatas HET, itulah yang menyebabkan harga beras, di pasar juga di atas HET," tambahnya.
Padahal, kata Khofifah, saat ini stok gabah di Jatim bisa dibilang mencukupi untuk kebutuhan masyarakat. Bahkan terjadi peningkatan sebesar 9,23 persen dari yang sebelumnya 481.059 ton GKG menjadi 520.889 ton GKG. Harga beras di jatim masih terbilang lebih murah jika bandingkan dengan harga di provinsi lain.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Perum BULOG Kanwil Jatim, Ermin Tora melaporkan bahwa bantuan pangan tahap II ini diharapkan dapat mengembalikan kestabilan harga beras di pasar sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Ini akan segera kami distribusikan, dengan harapan bantuan pangan ini kelak mampu membuat harga beras lebih stabil,"pungkasnya.(*)