Mbah Batu dan Jejak Penyebaran Islam di Kota Batu

Jurnalis: Sholeh
Editor: Marno

8 Agustus 2023 10:32 8 Agt 2023 10:32

Thumbnail Mbah Batu dan Jejak Penyebaran Islam di Kota Batu Watermark Ketik
Makam Mbah Batu di Desa Bumiaji Kecamatan Bumiaji Kota Batu. (Foto: Sholeh/ketik.co.id)

KETIK, BATU – Abu Ghonaim merupakan pengikut Pangeran Rojoyo selaku pejabat Tumenggung Kadilangu. Pangeran Rojoyo mbalelo atau membangkang untuk menghindari konflik para Adipati yang bersikap pro dan kontra terhadap Kolonial Belanda.

Abu Ghonaim atau disebut dengan nama Kiai Gabung Angin, oleh masyarakat setempat biasa dipanggil dengan nama Mbah Wastu. Kemudian disingkat Mbah tu atau Mbatu.

"Oleh sebagian anak keturunannya (Abu Ghonaim) diyakini bahwa nama inilah yang mengilhami nama batu. akan tetapi berdasarkan bukti sejarah nama batu sudah ada sejak zaman Majapahit berdasarkan bukti prasasti," tulis Debora Sulistyo, S.pd MM dalam Buku asal Usul Nama Desa, Kelurahan dan Tempat di Kota Batu yang diterbitkan oleh Kantor perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Batu tahun 2011.

Foto Pintu masuk Makam Mbah Batu di Desa Bumiaji Kecamatan Bumiaji Kota Batu. (Foto: Sholeh/ketik.co.id)Pintu masuk Makam Mbah Batu di Desa Bumiaji Kecamatan Bumiaji Kota Batu. (Foto: Sholeh/ketik.co.id)

Abu Ghonaim berasal dari Jawa Tengah. Ia bersama pengikutnya hijrah untuk mempertahankan kebenaran keyakinan dan prinsip hidupnya yang tidak mau di bawah kekuasaan para penjajah.

Kemudian, menurut Debora, mereka mencari daerah baru, berkelana berbulan-bulan masuk keluar hutan. Sampai pada akhirnya sampailah mereka di sebuah tempat di mana kuda mereka mogok jalan atau mberu. 

Mberunya kuda tunggangan Abu Ghonaim sebagai petunjuk bahwa tempat ini cocok untuk mereka. Akhirnya ia memerintahkan pada para pengikutnya untuk berhenti  di tempat itu saja. Beru saat ini menjadi sebuah nama Desa di Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

"Beru sebenarnya bisa diartikan Mbalelo tidak mau menuruti maunya Abu Ghonaim untuk melanjutkan perjalanan. Syahdan tempat tersebut pada akhirnya diberi nama Mberu," urainya.

Di tempat barunya tersebut, Abu Ghonaim kemudian mengajarkan ilmu agama Islam kepada penduduk sekitar. Penduduk sekitar tertarik terhadap ajaran baru yang dibawa oleh Abu Ghonaim. Sehingga banyak dari mereka memeluk memeluk agama Islam 

Abu Ghonaim, lanjut Debora, merupakan tokoh penting dalam penyebaran Islam di Batu. Kemudian para pengikutnya disebar. Untuk daerah Mberu diberikan ke Rondo Kuning dengan Den Karyo. Tlogorejo diberikan ke Onggo, pendatang dari Jumawa. Konon Onggo ini masih saudara Abu Ghonaim.

"Dan daerah baru yang ingin dibangun saat itu diserahkan kepada sabar iman dan Sabaruddin. Mereka dua bersaudara, pengikut setia Abu Ghonaim. Daerah mereka ini diberi nama Binangun yang artinya membangun," jelasnya.

Setelah tutup usia, Abu Ghonaim atau Mbah Batu dimakamkan di Desa Bumiaji Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Makam Mbah Batu pun kini menjadi destinasi wisata religi yang banyak diziarahi oleh masyarakat Kota Batu maupun Kabupaten Malang.(*)

Tombol Google News

Tags:

Kota Batu Mbah Batu Abu Ghonaim