Fenomena menarik terjadi di dunia pendidikan. Terjadi peningkatan signifikan dalam upaya branding sekolah. Tidak sebatas sebagai tempat berlangsungnya proses belajar-mengajar, tetapi sekolah kini berlomba-lomba memperkuat identitas khas mereka. Mempromosikan sekolah dengan branding yang khas memang menjadi kebutuhan di era persaingan layanan jasa pendidikan.
Dunia kini semakin terhubung dan kompetitif. Branding bukan sekadar tentang menciptakan logo menarik atau slogan bagus. Branding lebih merupakan membangun kesan dan reputasi yang kuat di benak masyarakat. Ketika sekolah memiliki brand yang kuat, hal itu dapat membantu menarik minat calon siswa dan orang tua, serta membentuk hubungan yang lebih erat dengan komunitas lokal.
Melalui branding, sekolah dapat menonjolkan keunggulan sesuai ciri khas dan kelebihan masing-masing. Baik dalam metode pengajaran yang inovatif, fasilitas yang memadai, atau program ekstrakurikuler yang beragam. Branding yang tepat akan menjadikan sekolah lebih terfokus dalam mengeksplorasi potensi dan daya tariknya. Terlebih menjelang masa penerimaan peserta didik baru.
Branding sekolah juga dimaksudkan untuk membangun citra dan identitas yang khas. Ketika sekolah memiliki budaya dan nilai-nilai yang jelas akan membantu siswa merasa lebih terhubung dengan lingkungan belajar mereka. Selain itu, guru dan karyawan pun akan merasa lebih termotivasi dan terarah untuk terlibat dalam pengembangan institusi.
Syarat utama membranding sekolah adalah aspek keaslian (autentik) dan kesesuaian (relevansi). Tidak sekadar pencitraan tanpa substansi. Branding sekolah harus didasarkan pada nilai-nilai inti sekolah dan menggambarkan identitas sebenarnya. Pembentukan brand yang kuat butuh melibatkan aktif semua pihak. Kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, orang tua, dan masyarakat.
Alumni punya peran penting dalam membantu branding sekolah. Mereka adalah produk nyata keberhasilan pendidikan yang diberikan sekolah periode sebelumnya. Keberadaannya dapat difungsikan sebagai juru bicara yang efektif di masyarakat. Melalui peran alumni, branding sekolah dapat terhubung dengan jaringan yang luas. Branding yang jelas dan peran alumni akan sangat berkontribusi bagi pertumbuhan dan kesuksesan sekolah secara jangka panjang.
Proses branding sekolah tentunya tidaklah instan. Ia memerlukan waktu, upaya, dan sumber daya yang signifikan. Dimulai dari penelitian awal untuk memahami audiens target. Kemudian pengembangan strategi branding yang tepat. Dilanjut dengan pelaksanaan kampanye branding yang konsisten. Semua tahapan ini memerlukan perencanaan yang matang dan dedikasi yang tinggi. Dibutuhkan komitmen dan konsistensi dari semua pihak terkait.
Seiring dengan cepatnya laju perubahan di semua bidang, maka bidang pendidikan terus berubah. Brand sekolah pun harus mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Hal itu berarti bahwa evaluasi terus-menerus dan penyesuaian strategi branding diperlukan untuk memastikan bahwa brand sekolah tetap relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan baru. Kondisi yang menegaskan bahwa branding sekolah bukanlah sesuatu yang statis.
Menjual sekolah dengan branding bukanlah tren yang sesaat. Ia merupakan langkah strategis nan cerdas dalam pendidikan modern. Branding yang kuat dapat membantu sekolah menarik perhatian calon siswa dan orang tua. Menonjolkan keunggulan sekolah, membangun identitas siswa dan guru, memperkuat hubungan dengan alumni, dan membentuk citra positif di masyarakat. Semua proses dan tahapan branding butuh komitmen, konsistensi, dan adaptabilitas.
Berikut strategi branding sekolah melalui berbagai aspek yang dapat dilakukan bertahap. Pertama, Identitas Visual. Wujudnya bisa berupa penggunaan logo, warna font, dan desain yang konsisten untuk menciptakan kekhasan. Kedua, Pesan dan Cerita. Wujudnya dengan menciptakan narasi yang menarik dan relevan yang menggambarkan nilai-nilai, keunggulan, dan budaya sekolah.
Ketiga, Kualitas Pendidikan. Wujudnya berupa layanan pendidikan, sarana dan prasarana, prestasi siswa, dan kesuksesan akademik lain untuk memperkuat citra sebagai sekolah unggulan. Keempat, Keterlibatan Masyarakat. Wujudnya berupa hubungan kedekatan yang kuat antara siswa, orang tua, alumni, dan masyarakat lokal melalui program dan kegiatan.
Kelima, Pemasaran dan Komunikasi. Wujudnya bisa menggunakan saluran komunikasi seperti situs web, media sosial, brosur, dan acara-acara sekolah yang dapat menyampaikan pesan citra sekolah secara efektif. Keenam, Evaluasi dan Pemantauan. Wujudnya berupa terus memantau dan mengevaluasi respon masyarakat terhadap branding sekolah yang dilakukan, kemudian menyesuaikan strateginya jika diperlukan.
Proses branding sekolah bukanlah tujuan akhir. Ia merupakan alat untuk mencapai visi dan misi pendidikan yang lebih besar. Di balik upaya branding yang dilakukan, inti dari sebuah sekolah tetaplah memberikan pendidikan berkualitas, membentuk karakter siswa, dan memberdayakan mereka untuk mencapai potensi maksimal.
Di tengah segala upaya branding dalam dunia pendidikan, penting untuk mempertahankan kesadaran akan nilai-nilai inti yang menjadi fondasi dari setiap sekolah. Kualitas pengajaran, keadilan, keragaman, dan pengembangan pribadi harus selalu menjadi fokus utama. Bahkan semua itu tetap menjadi prinsip utama saat menjalankan strategi branding.
Setiap upaya branding sekolah tetap harus berada di rel komitmen yang kokoh sesuai tujuan mulia pendidikan. Harus dipastikan bahwa setiap langkah dalam mempromosikan sekolah adalah membawa manfaat bagi masyarakat. Branding adalah jalan alternatif untuk membawa visi sekolah ke dalam kehidupan sehari-hari. Memperkuatnya dengan setiap tindakan, dan menginspirasi orang lain untuk bergabung dalam upaya mulia mencerdaskan kehidupan bangsa.
*) Mohammad Hairul adalah Kepala SMPN 1 Curahdami, Bondowoso, Jawa Timur. Sekaligus Fasilitator Nasional Pembelajaran Terintegrasi Literasi-Numerasi.
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id
****) Ketentuan pengiriman naskah opini:
- Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
- Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
- Panjang naskah maksimal 800 kata
- Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
- Hak muat redaksi.(*)