Meski Tak Didukung Pemkab, Remaja Bondowoso Ini Berhasil Juara Ekowisata Jatim

Jurnalis: Ari Pangistu
Editor: Gumilang

9 Mei 2024 15:00 9 Mei 2024 15:00

Thumbnail Meski Tak Didukung Pemkab, Remaja Bondowoso Ini Berhasil Juara Ekowisata Jatim Watermark Ketik
Irene Imarizy Gratia Elusay berpose seusai menerima penghargaan Gelaran Ekowisata Jatim 2024 (Kerabat Grace for ketik.co.id)

KETIK, BONDOWOSO – Seorang remaja wanita Bondowoso berhasil menjadi pemenang dalam gelaran Ekowisata Jawa Timur 2024. Ia adalah Irene Imarizy Gratia Elusay yang merupakan Siswi SMK Negeri 2 Bondowoso

Ia berhasil menjadi juara setelah melalui berbagai tahapan dan bersaing beraama 200 peserta lainnya dari berbagai kabupaten. Ekowisata adalah kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial, budaya, ekonomi masyarakat lokal, serta aspek pembelajaran dan pendidikan.

Ia menceritakan, tes awalnya yakni diawali dengan tes tulis secara daring. Kemudian setelah lolos, remaja akrab disapa Grace itu, langsung mengikuti tes wawancara di BG Junction, Surabaya. 

“Dan kembali lagi saya dinyatakan lolos menjadi finalis Putera Puteri Ekowisata Jawa Timur 2024,” kata dia saat dikonfirmasi, Rabu (8/5/2024). 

Tak henti disitu, ia harus menjalankan beberpa prpgeam kerja (advokasi). Satu diantara proker tersebut adalah mengeksplorasi sejumlah ekowisata yang ada di Bondowoso. Grace kemudian mengangkat Kawah Ijen, Kawah Wurung, Air Terjun Kalipait, Air Terjun Tancak Kembar, dan sejumlah wisata alam lainnya. 

Ia juga mengikuti pra karantina pada tanggal 10 Maret 2024, 17 Maret 2024 dan 7 April 2024. “Di dalam pra karantina ini juga ada 3 tugas yang harus dijalankan, dan saya menjadi winner di tugas pra karantina terakhir, 7 April 2024 lalu,” terang dia. 

Atas capaian itu ia mendapatkan reward yakni gala dinner bersama panitia Simpor Group Pageant pada 18 April 2024. Selanjutnya pada tanggal 19-21 April 2024 ia mengikuti karantina di Villa Panderman View, Batu, Jawa Timur. 

Selama karantina Grace mengikuti photoshoot. Ia kemudian mengenalkan baju pakem Bondowoso, resort challenge, dan ia juga menampilkan tari blue fire, dan beberapa kekayaan budaya Bumi Ki Ronggo lainnya.

Pada tanggal 21 April saat masih grand final, Grace dinyatakan lolos top 10. Kemudian ia diminta mempresentasikan program yang sudah ia kerjakan.

Perjuangan remaja kelahiran 26 Maret 2008 tidak berhenti di situ saja. Setelah dinyatakan lolos menjadi top 5, Grace harus mengikuti Q&A dari dewan juri. 

“Ketika top 5 sudah dilaksanakan saya berhasil meraih winner Puteri Ekowisata Remaja Jawa Timur 2024,” terang dia penuh haru. 

Ia mengaku bangga telah mengharumkan nama Bondowoso dan bisa bersaing dengan peserta lain dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur. Seperti Nganjuk, Madiun, Surabaya, Sidoarjo, Sumenep, Malang, dan beberapa daerah lainnya. 

Ada banyak cerita suka dan duka yang dialami Grace. Ia senang karena ajang ini menjadi wahana mengasah kemampuannya dan banyak ilmu baru yang didapat.

“Saya juga bisa menjelajahi berbagai ekowisata dan juga bisa mengangkat ekowisata di daerah saya sendiri,” terang dia. 

Adapun cerita duka yang dialami siswi SMKN 2 Bondowoso ini, ia harus jauh dari orang tua terutama ibunya.

“Berjalan sendiri tanpa bantuan secara fisik dari kedua orang tua saya. Menjalankan semua tugas dan mempersiapkan perlengkapan karantina sendirian,” terang Grace. 

Selama mengikuti Ekowisata Jatim 2024 atau sejenisnya, Grace mengaku tidak pernah mendapatkan dukungan dari Pemkab Bondowoso. 

Beberapa waktu ke depan ia akan ikut tingkat nasional mewakili Jawa Timur. Meski tidak ada dukungan Pemkab, ia mengaku selalu mendapatkan dukungan moral dari orang tuanya.

“Orang tua saya tidak pernah patah semangat untuk mencari dan meminta dukungan dari Pemkab, dan untuk menuju tingkat nasional ini orang tua saya mengharap dukungan dari Pemkab,” terang dia. 

Ibunda Grace, Lidia Selvi Dwi Febriani mengaku sejak 2018 sampai sekarang tidak ada sedikitpun intervensi dari Pemkab Bondowoso. Padahal putrinya selalu membawa nama daerah. 

Ia juga sempat berusaha meminta support pihak sekolah tempat anaknya belajar. Namun tidak dihiraukan. Bahkan sekadar meminta dibuatkan proposal pun tidak mendapatkan respon. 

Namun dirinya tetap berusaha dan memberikan semangat kepada Grace. Sambil lalu ia mencari biaya seorang diri, karena statusnya sebagai single parent. 

Menurutnya, biaya untuk ajang Ekowisata Jatim 2024 tidak sedikit. Ia harus mengeluarkan dana sebesar Rp 13 juta. Dengan modal dan usaha sungguh-sungguh, Grace akan mewakili Jatim di tingkat nasional. 

“Paling tidak separuhnya dapat support. Khususnya dapat support untuk nasional,” jelas dia. 

Rabu 8 Mei kemarin ia mengajukan proposal ke Pj Bupati. Beruntung mendapatkan respon dan proposal itu didisposisi ke Dinas Pariwisata Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso. 

“Saya datangi ke dinas, mereka mengaku belum mempelajari proposalnya, dan katanya tidak ada  anggaran untuk itu. Saya diminta kembali hari Senin,” terang dia. (*)

Tombol Google News

Tags:

#GelaranEkowisata Bondowoso