KETIK, JAKARTA – Komitmen pemerintah menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia menjadi peluang bagi petani. Namun, keterbatasan dana dan pupuk yang kerap langka menjadi penghambat produktifitas hasil tani.
CEO Panenin (PT Agri Gain Nusantara), Ailsa Callista mengatakan, saat ini petani membutuhkan jaminan ketersediaan pupuk yang berkelanjutan. Itu agar mereka mampu menaikan hasil kebun secara stabil. Untuk itu, Panenin berkomitmen membantu petani melalui kerjasama dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang membawahi 36 pabrik gula di Indonesia.
Program PT SGN yang memiliki target mewujudkan swasembada gula kristal putih pada 2025 menjadi dorongan Panenin meluncurkan aplikasi November mendatang. Ailsa menjelaskan, aplikasi ini akan mempermudah petani mendapat pendanaan untuk pupuk dan peralatan bertani. Tidak hanya itu, petani juga diberi pendampingan mulai dari bertanam hingga tebu hasil panen terjual ke pabrik dengan harga yang bagus.
“Kita harap lewat Panenin suplay pupuk bisa aman. Sebab, tidak hanya kelangkaan pupuk yang jadi persoalan tapi juga banyak pupuk palsu. Panenin juga akan mendampingi petani untuk memastikan hasil panen berkualitas dan jumlahnya naik 20 persen,” ungkap Ailsa usai penandatanganan MoU dengan PT SGN di Jakarta Pusat (26/22) dalam rilis resmi yang diterima Ketik.
Panenin sebagai perusahaan start up di bidang agritech untuk komoditi tebu dan gula kristal putih juga telah mempunyai gudang pupuk. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani di PG Semboro, Jawa Timur yang saat ini dijadikan sebagai pilot project Panenin bersama PT SGN.
“Kita punya warehouse pusat sendiri di Jember untuk menjamin tidak ada kelangkaan pupuk hingga akhir masa tanam. Kita juga sudah kerjasama dengan partner besar lain untuk bisa bergabung dengan program pupuk Panenin ini,” tambah Ailsa.
Sementara itu, Direktur Utama PT SGN, Aris Toharisman menyambut baik kerjasama tersebut. Aris meyakini program Panenin mendistribusikan pupuk kepada petani di Semboro akan berdampak pada perbaikan kualitas serta menaikkan produksi pabrik sampai 20 persen.
“Kapasitas pabriknya di PG Semboro cukup besar yaitu 60 ribu ton per hari dengan luas area hampir 14 ribu hektare yang di kelola sekitar 20 ribu petani. Program yang tadi kita tandatangani lewat kerjasama akan membantu. Sebab, selama ini pendanaan dan sarana produksi seperti pupuk menjadi andalan petani dalam mengelola lahan” ucap Aris.
Aris menambahkan, aplikasi yang disiapkan Panenin juga merupakan terobosan besar. Dimana aplikasi itu dapat mengawasi secara berkala proses tanam dan memantau pemanfaatan kredit agar tepat sasaran.(*)