Dongkrak Produktivitas, Disbun Jatim Ungkap Cara Tingkatkan Kesuburan Tanaman Tebu

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Marno

28 Juli 2023 10:28 28 Jul 2023 10:28

Thumbnail Dongkrak Produktivitas, Disbun Jatim Ungkap Cara Tingkatkan Kesuburan Tanaman Tebu Watermark Ketik
Kadis Perkebunan Jatim Heru Suseno saat meluncurkan program Timbangan Tebu. (Foto: Instagram@disbunjatim)

KETIK, SURABAYA – Tebu memerlukan kesuburan dan sifat fisik tanah yang baik. Tebu dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah.  

Namun, kondisi tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tebu dengan baik adalah kondisi tanah yang gembur, berdrainasi baik, memiliki pH 5-8, kandungan nutrisi serta senyawa organik yang banyak, dan kemampuan menahan kapasitas air yang baik. 

Selama masa pertumbuhannya tebu membutuhkan banyak air. Sedangkan menjelang tebu masak untuk kemudian dipanen, tanaman tebu membutuhkan keadaan kering. Kondisi tidak ada hujan yang menyebabkan pertumbuhan terhenti. 

Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur Heru Suseno menjelaskan pemupukan adalah usaha memberikan unsur hara tambahan yang dibutuhkan tanaman. Pemupykan dilakulan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang optimal. 

"Bisa menggunakan asam humat, dan bisa juga pakai pupuk organik untuk mengurangi kejenuhan tanah terhadap pupuk kimia," jelas Kadisbun Jatim, Jumat (28/7/2023). 

Pemupukan pertama dilakukan pada masa penyiapan lahan yaitu dengan pemberian pupuk organik yaitu pupuk kandang atau kompos. 

Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah pengairan atau pemberian air dalam praktik budidaya tebu dilakukan pada massa setelah tanam.

Pengairan juga dilakan setelah pemupukan untuk melarutkan pupuk/ unsur hara tambahan ke dalam tanah. Sehingga unsur hara dapat diserap oleh akar-akar tanaman. 

"Selama masa tanam dalam 9 sampai 12 bulan itu, pemupukan dan pembumbunan 2 kali, semprot herbisida sekali, ngecek pengairan tergantung musim dan jenis lahan, klentek daun sekali," jelas Heru. 

Klentek perempelan daun

Kegiatan perempelan daun bertujuan untuk membersihkan daun-daun yang kering pada tanaman tebu. Setelah dilakukan perempelan sehingga kelihatan bersih, mudah untuk pengamatan, pengontrolan, menghindari kebakaran dan memudahkan pemeliharaan selanjutnya. 

Mengenai pemanenan harus menunggu tebu masak optimal agar rendemennya tinggi. Karena itu membutuhkan waktu kurang lebih 9 sampai 12 bulan agar tebu benar-benar siap untuk dipanen. 

Kegiatan tebang muat angkut (TMA) adalah kegiatan yang sangat komplek. Karena bukan saja merupakan rangkaian dari tiga kegiatan yang saling mempengaruhi, tapi juga karena sangat ketat dibatasi oleh waktu, karena jika terlalu lama rendemen tebu bisa berkurang. 

"Rendemen naik kalau tebunya masak, bersih dan segar biasanya tebu diklentek 2 kali dan dibersihkan bonggol dan tanahnya supaya tidak banyak pengotor," jelas Kadisbun Jatim.

Heru juga menjelaskan usia tebu yang masak atau siap panen adalah 9 bulan yang memiliki ciri-ciri khusus. 

"Tebu masak usia 9 bulan, kalau secara terukur, brixnya batang bawah dan batang atas selisih 2 poin sudah matang," terangnya. 

Mengenai daerah di Jawa Timur yang memiliki kualitas atau produktivitas tebu tertinggi adalah daerah Malang karena memiliki iklim yang mendukung. 

"Tebu yang produktivitas tinggi di Malang, karena memang iklimnya mndukung. Kalau kualitas bersaing di masing-masing wilayah PG (Pabrik Gula)," papar Heru. 

Kesuburan tanah mampu mendorong peningkatan produktivitas tebu di Jawa Timur juga karena keberhasilan Dinas Perkebunan Jawa Timur, yakni dengan program Timbangan Tebu.  

Program Timbangan Tebu adalah Integrasi ketersediaan bahan baku dan manajemen tebang angkut berdasarkan klaster pabrik gula (PG) berbasis tebu.  

Inovasi Timbangan Tebu tersebut, diimplementasikan dengan kegiatan yang dilakukan berupa pemberian bantuan antara lain Bongkar Ratoon, Rawat Ratoon, Perluasan Areal Tebu dan Kebun Keragaan Pengembangan Warung Tebu.  

Hal ini dilakukan oleh Disbun Jatim agar Provinsi Jawa Timur tetap mempertahankan predikat barometer nasional dalam produksi gula nasional. 

Hal tersebut sesuai arahan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, peningkatan produksi ini diharapkan dapat menjadi modal bagi Indonesia mewujudkan swasembada gula, dan Jawa Timur sebagai barometer gula nasional. 

Selain itu, mantan Menteri Sosial tersebut juga berpesan agar para petani tebu memanfaatkan  transformasi digital dalam proses pengolahan tebu hingga menjadi gula. (*)

Tombol Google News

Tags:

Tebu kesuburan tanah Kepala Dinas Perkebunan Jatim Heru Suseno Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa Timbangan Tebu