Saya baru menyadari beberapa waktu terakhir, tepatnya saat meliput acara Polres Batu di depan Plaza Batu. Seketika itu saya baru menyadari bahwa Plaza Batu merupakan tempat belanja ikonik. Yang telah mencatatkan kenangan masa kecil saya.
Waktu itu tahun 1998, pertama kalinya saya datang ke Plaza Batu. Itupun rombongan dengan teman teman satu kelas untuk merayakan kelulusan Sekolah Dasar.
Bagi orang Batu, bahkan bagi saya, orang Kabupaten Malang yang tinggal di pelosok, mengunjungi Plaza Batu pada zaman itu adalah sebuah kemewahan. Bisa dipastikan, sekolah saya selalu mengkoordinir siswa untuk berkunjung ke Plaza Batu dan Alun Alun Kota Batu diakhir kelulusan.
Plaza Batu berdiri megah tepat di depan Alun-alun Kota Batu. Plaza ini bukan hanya sekadar pusat perbelanjaan. Pada masanya, Plaza ini adalah pusat keramaian. Jauh sebelum Mall dan toko toko modern menjamur seperti saat ini, Plaza Batu dahulu adalah pusat wisatawan berbelanja oleh oleh khas Kota Batu.
Di era tahun 1990 an tahun dimana Plaza Batu berdiri belum banyak toko atau pusat belanja yang menerapkan sistem melayani diri sendiri atau Swalayan. Plaza Batu telah menerapkan sistem swalayan dan menjadi satu satunya tempat perbelanjaan yang menerapkan sistem swalayan waktu itu.
Apalagi menjelang Hari Raya Idul Fitri seperti ini, Plaza Batu akan dibanjiri pengunjung pada masa jayanya. Baik warga kota Batu sendiri, maupun warga Pujon Kabupaten Malang. Entah untuk berbelanja, atau hanya sekadar nongkrong. Plaza benar-benar tak pernah sepi pada masanya.
Berbagai macam kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi di Plaza Batu. Mulai dari pakaian, kosmetik, peralatan rumah tangga, peralatan kantor, mainan anak hingga kuliner. Bahkan dulu, Plaza Batu dilengkapi bioskop dan Permainan Dingdong di Lantai 3. Sungguh, suatu previlage tersendiri waktu itu kalau kita mampu nonton film di bioskop. Atau memiliki hobi bermain Dindong.
Lantas, bagaimana nasib Plaza Batu setelah 20 tahun lebih berdiri. Apakah Plaza Batu masih menjadi pusat belanja warga di tengah gempuran toko modern dan toko online saat ini.
Pagi ini, Kamis 4 April 2024 saya menyempatkan diri untuk melihat kondisi dan suasana Plaza Batu. Saya juga menyempatkan untuk berbincang dengan beberapa pedagang yang ada di sana. Bangunan Plaza Batu masih sama seperti dulu saat pertama kali dibangun yakni memiliki tiga lantai.
Di bagian depan lantai satu terdapat tempat parkir yang cukup luas. Untuk parkir sepeda motor di sebelah barat sekarang telah dilengkapi dengan atap. Sehingga, sepeda motor pengunjung bebas dari panas dan hujan. Sedangkan, untuk parkir mobil berada di sebelah timur yang bersebelahan langsung dengan beberapa kios pedagang kuliner. di sebelahnya lagi, ada Masjid An Nur Alun Alun Kota Batu.
Beberapa pedagang pakaian dan aksesoris menyapa kita saat akan masuk Plaza Batu. Mereka Berjualan di lorong masuk. di lantai 1 ini dikhususkan untuk jualan pakaian kosmetik dan kebutuhan rumah tangga. Pakaian pria wanita, anak anak hingga orang dewasa ada di sini. Sementara, berbagai macam perabot di jual di lantai 2. Juga, ada beberapa pakaian orang dewasa di lantai ini. Dilantai ini juga dijual mainan anak-anak, aksesoris, alat musik dan peralatan kantor.
Sedangkan, di lantai tiga, Bioskop dan Dingdong sekarang telah berganti menjadi area play ground anak. Kemungkinan besar bioskop dan dingdong saat ini telah kehilangan peminat. Karena tergantikan nonton film online dan permainan yang lebih modern. Ada 19 wahana permainan di lantai tiga ini. Harganya pun cukup murah. Yaitu Hanya Rp 35 ribu, anak bisa menikmati wahana tersebut.
Kondisi Plaza Batu memang tidak seramai dulu sebelum toko modern dan toko online menyerang seperti saat ini. Namun, para pedagang masih tetap bertahan. Mereka berkeyakinan bahwa sampai saat ini pusat belanja ikonik itu masih memiliki pelanggan setia. Keberadaannya yang dekat Alun Alun Kota Batu menjadi Plaza Batu masih ramai pengunjung meskipun hanya di akhir pekan atau hari libur.
Semoga keberadaan Plaza Batu akan terus lestari hingga tahun tahun mendatang. Sehingga kita bisa menceritakan kejayaan dan kemegahannya kelak kepada anak cucu kita. Sembari bernostalgia dengan bangunan Plaza Batu yang tak lekang oleh masa.
*Muhammad Sholeh adalah jurnalis Ketik.co.id yang bertugas di Kota Batu
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id
****) Ketentuan pengiriman naskah opini:
- Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
- Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
- Panjang naskah maksimal 800 kata
- Sertakan identitas diri,
- foto, dan nomor HP
- Hak muat redaksi.(*)