Presentasikan Karakter, Pameran Agustusan Seni Rupa Bertema 'Lepas' Digelar di Kota Batu

Jurnalis: Sholeh
Editor: Gumilang

22 Agustus 2024 12:00 22 Agt 2024 12:00

Thumbnail Presentasikan Karakter, Pameran Agustusan Seni Rupa Bertema 'Lepas' Digelar di Kota Batu Watermark Ketik
Pameran Agustusan Seni Rupa bertema 'Lepas' digelar di Pethak Art Space, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. (Foto: Sholeh/Ketik.co.id)

KETIK, BATU – Pameran Agustusan Seni Rupa bertema 'Lepas' digelar di Pethak Art Space, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Layaknya tema 'Lepas', para perupa menampilkan karya dengan media dan teknis yang bervariasi merepresentasikan karakter mereka masing-masing.

Pameran yang dimulai 18 hingga 24 Agustus tersebut diikuti 17 perupa berasal dari Malang Raya, Surabaya, Mojokerto, Ngawi, Nganjuk, Tulungagung hingga Yogyakarta. 

Karya menarik ditampilkan oleh F. Sigit Santoso yang menampilkan sosok Kristus bertubuh kurus sedang berbaring memegang ponsel.

Perupa asal Ngawi itu cukup piawai meng-apropriasi lukisan fenomenal 'The Body of The Dead Christ In The Tomb karya Hans Holbeins. Lukisan Holbeins menggambarkan Kristus ke dalam kotak peti mati dengan kondisi meninggal seusai penyaliban.

Namun versi kekaryaan Sigit, Kristus tidak mati tapi masih hidup, bergerak bahkan mengirimkan pesan melalui ponsel dari dalam peti mati.

"Pameran ini membebaskan kreativitas mereka untuk berkarya sesuai dengan ekspresi pribadinya," ujar Kurator Pameran Agutusan Seni Rupa 'Lepas', Akhmad Budi Santoso, Kamis (22/8/2204).

Menurutnya, setiap seniman memiliki kemampuan unik untuk mencerminkan realitas pada karyanya. Mereka dapat menangkap esensi isu-isu sosial, politik, ekonomi, dan budaya.

Masing-masing dapat menyampaikan narasi tentang manusia-manusia terpinggirkan, suara-suara terbungkam, ihwal ketidakadilan, kesetaraan, diskriminasi, maupun yang menyangkut soal lingkungan.

"Dengan kebebasan, seniman mampu menjelajahi bentuk seni dan medium yang beragam serta meningkatkan kreativitas secara keseluruhan," imbuhnya.

Melalui kebebasan berkreasi, para seniman tidak hanya merefleksikan kompleksitas masyarakat namun juga membangkitkan emosi, memicu perbincangan, dan mempengaruhi perubahan.

Seni memungkinkan kita melihat dunia melalui sudut pandang yang berbeda, memperluas pemahaman, sekaligus mendorong empati. "Ini akan memupuk adanya dialog, memancing pemikiran kritis, dan membentuk kesadaran kolektif," tegasnya. (*)

 

Tombol Google News

Tags:

Kota Batu Desa Junrejo Kecamatan Junrejo Pameran Seni Rupa Agustusan lepas Pethak Art Space HUT Ke 79 Kemerdekaan RI